Oleh : M. Nurroziqi
ESQNews.id - Kemudian, ada lagi malaikat hafazhoh yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, naik haji, dan umroh. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhoh, "berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang-orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub."
Baca artikel sebelumnya >>>
Kemudian, naik lagi malaikat hafazhoh ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umroh. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "aku ini penjaga sifat hasud (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasud kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah Swt berikan kepadanya, Sungguh ia benci kepada apa yang diridhoi Allah Swt. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melewati pintuku menuju pintu selanjutnya."
Kemudian, ada lagi malaikat hafazhoh naik dengan membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umroh. Tapi, saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."
Kemudian, ada lagi malaikat hafazhoh naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat, jihad dan kewaroan (kehati-hatian). Suaranya pun bergemuruh bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun, tatkala sampai di langit ketujuh, malaikat penjaga langit ke tujuh mengatakan, "aku ini penjaga sum’ah (ingin terkenal dan riya'). Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam kumpulan-kumpulan, selalu ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Allah Swt memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai melewatiku. Setiap amal yang tidak bersih, itulah yang disebut riya'. Allah Swt tidak akan menerima amal orang-orang yang riya’."
Kemudian, ada lagi malaikat hafazhoh naik membawa amal seorang hamba : shalat, zakat, puasa, haji, umroh, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, dzikir kepada Allah Swt. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah ke hadirat Allah Swt. Namun, Allah Swt berfirman, "Kalian adalah hafazhoh, pencatat amal-amal hamba-Ku. Sedangkan Aku-lah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak karena-Ku, yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, karena menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhoh), tapi Aku takkan tertipu olehnya."
"Aku ini paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Aku-lah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepada-Ku setiap apapun yang samar, tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan apa yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang akan datang. Pengetahuan-Ku kepada orang-orang terdahulu sebagaimana pengetahuan-Ku kepada orang-orang kemudian. Aku lebih tahu atas apa pun yang tersamar daripada rahasia. Bagaimana bisa amal hamba-Ku menipu-Ku. Dia bisa menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap kepadanya."
Berlanjut ke artikel selanjutnya >>>
*M. Nurroziqi. Penulis buku-buku Motivasi Islam. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya
Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]