Jumat, H / 29 Maret 2024

EBS Gelar Talkshow Syariah bersama BWI dan OJK

Kamis 09 May 2019 08:55 WIB

Author :ESQ Business School

Talkshow Syariah ESQ Business School, Rabu (8/5/2019)

Foto: dok. EBS

ESQNews.id - Kita bisa melihat bahwa, negara Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi yang belum digali secara optimal. Berdasarkan data Bappenas tahun 2018, yang menyatakan bahwa generasi milenial di negara muslim akan tumbuh menjadi sebanyak 4,7 milyar di  tahun 2030. Angka tersebut menggambarkan suatu potensi besar yang harus dapat dikelola oleh berbagai pihak sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi bangsa Indonesia.


Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan kondisi bisnis Syariah di Indonesia saat ini lambat karena kegiatan ekonomi Syariah yang kurang maksimal. Maka dari itu, seperti yang dilansir dalam detikcom, beliau berharap bahwa ke depannya manajemen perekonomian Syariah dapat lebih baik, kendala yang terjadi malah ada di sektor riil kita sendiri, sehingga manajemen yang seharusnya sudah disempurnakan dari waktu ke waktu menjadi lebih Syariah.


Hal ini senada yang dilakukan oleh ESQ Business School (EBS), pada hari ini (08/05/2019) diselenggarakanlah acara “Talkshow Syariah for Students” yang mengusung tema “Generasi Emas Penggerak Ekonomi Syariah untuk Memperkuat Ekonomi Nasional.” Bertempat di Ruang Auditorium Prof. Prof.Surna Tjahja Djajadiningrat, Lantai 18, ESQ Business School). Acara ini diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi EBS program studi Bisnis Manajemen. Ada pun yang menjadi pembicaranya adalah Bapak Deden Firman Hendarsyah  selaku Direktur Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Bapak Imam T. Saptono selaku Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia, dan acara ini dimoderatori oleh Bapak Muchamad Bachtiar dari Global Wakaf Coorporation.


Materi di sesi pertama, dibawakan oleh Bapak Deden Firman Hendarsyah, ada pun materi yang dibawakan oleh Bapak Deden Firman Hendarsyah adalah membahas seputar “Lanskap Keuangan Syariah.” Di mana dalam materi ini lebih dibahas tentang seluk-beluk keuangan Syariah. Negara Indonesia, menurut data perbankan Syariah, berada di urutan ke-10 untuk perbankan Syariah dari sisi kualitasnya. Namun, untuk sisi knowledge-nya dunia perbankan Syariah untuk negara Indonesia, sudah berada di posisi ke-2, karena kehadiran program studi perbankan Syariah di universitas atau kampus di Indonesia sudah memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat baik. Sehingga bisa didapatkan angka, sekitar 8% orang tahu tentang perbankan Syariah dan 11% orang pakai produk perbankan Syariah.


Para Mahasiswa EBS Menggali Lebih Dalam Wawasan tentang Dunia Ekonomi Syariah dalam Acara “Talkshow Syariah for Students” di ESQ Business School

Saat ini di Indonesia, memiliki 14 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah. Ada pun contoh yang termasuk Bank Umum Syariah, antara lain: Bank Muammalat, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan lain sebagainyn. Untuk 20 Unit Usaha Syariah di Indonesia, antara lain: Danamon Syariah, CIMB Syariah, Permata Bank Syariah, OCBC Syariah, BTN Syariah, Sinarmas Syariah, dan selebihnya dari Bank Pembangunan Daerah (BPD). Di Malaysia, perbankan Syariah itu polanya top-down dan di Indonesia itu polanya button-up. “Harapan kita ke depannya, perbankan Syariah akan lebih besar karena customer based kita kuat ke depannya karena didominasi oleh generasi-generasi milenial.” Ujar Bapak Deden Firman Hendarsyah.

Para Mahasiswa EBS Menggali Lebih Dalam Wawasan tentang Dunia Ekonomi Syariah dalam Acara “Talkshow Syariah for Students” di ESQ Business School

Menurut beliau, ada 3 hal yang harus dilakukan OJK untuk perbankan Syariah ke depannya, yaitu:

  1. Pengembangan IT dan Infrastruktur (Mobile banking, Internet banking)
  2. Masalah produk dan pricing-nya.
  3. Pemahaman tentang keuangan Syariah, supaya masyarakat lebih mau memakai produk Syariah, karena pemahaman tentang keuangan Syariah masih belum memadai.


Setelah sesi pertama selesai, lanjut sesi kedua yang diisi oleh Bapak Imam T. Saptono, beliau memaparkan masalah bahayanya riba bagi aktivitas kehidupan manusia, dan beliau lebih banyak berbicara tentang tata cara untuk berwakaf. Beliau berkata, peradaban Islam dimulai dari wakaf. Wakaf itu sendiri dipergunakan untuk mengembangkan pusat-pusat pendidikan di benua eropa.


Seperti Universitas Oxford dibangun dengan wakaf, karena dulu Lembaga wakaf berfungsi sebagai Lembaga pembiayaan baik bagi swasta maupun pemerintah. lembaga perbankan yang ada saat ini adalah lembaga wakaf yang sudah dimodifikasi. “Kenapa wakaf tidak berkembang? Karena seseorang tidak memberikan harta terbaiknya untuk diwakafkan. Dalam alquran sudah jelas perintahnya bahwa harta yang diwakafkan harus harta yang terbaik.” Tutur Bapak Imam T. Saptono.


Untuk itu ke depannya diharapkan para mahasiswa dan mahasiswi ESQ Business School (EBS) yang di mana EBS memiliki konsentrasi manajemen Syariah dapat melahirkan generasi emas sebagai penggerak ekonomi islam di Indonesia. Sejalan dengan cita-cita pendiri ESQ Business School (EBS) yang melahirkan pengusaha yang memiliki landasan nilai nasionalisme, ketauhidan, islami, dan keimanan. Serta sesuai juga dengan visi ESQ Business School ke depannya yaitu menjadi sekolah bisnis terbaik di Indonesia.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA