ESQNews.id,
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Chalimah Fadjrijah kesengsem dengan komunitas alumni
pelatihan ESQ yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara.
Komunitas ESQ dipandangnya memiliki potensi yang cocok dengan misi Bank
Indonesia (BI) dalam memasyarakatkan perbankan syariah. Maka, pada 12 Desember
lalu, Fadjrijah pun menghadiri upacara pembukaan Training ESQ Eksekutif
Angkatan ke-76 di Menara 165, Jakarta Selatan.
Training
tersebut diikuti sekitar 500 peserta. Mereka antara lain utusan dari Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan,
Departemen Kehutanan, Departemen Pendidikan Nasional, dan instansi-instansi
pemerintah lainnya, serta sejumlah perusahaan swasta.
Tidak sekadar
hadir, Fadjrijah pun menandatangani nota kesepahaman dengan pimpinan ESQ
Leadership Centre yaitu Ary Ginanjar Agustian yang juga Ketua Forum Komunikasi
Alumni ESQ (FKA ESQ). Nota kesepahaman itu dimaksudkan sebagai pijakan awal
untuk mengeksplorasi kerjasama BI dengan FKA ESQ dalam memasyarakatkan
perbankan syariah dan meningkatkan pertumbuhannya di Indonesia.
Fadjrijah
mengatakan, ESQ adalah lembaga yang tepat untuk diajak kerjasama. Alasannya,
menurut dia, ESQ mampu menggerakkan alumninya dari Sabang sampai Merauke secara
cepat. “Kalau tidak salah, alumni ESQ sekarang sudah enam ratus ribu lebih
yah?” kata wanita kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 56 tahun lalu itu.
Ia berpendapat,
alumni ESQ akan sangat mudah menerima Bank Syariah. Dengan kematangan
spiritualnya, para alumni ESQ pun akan yakin dengan sistem perbankan syariah.
“Jika sistem ini ditujukan kepada khalayak umum, prosesnya panjang dan lambat,”
katanya. Untuk menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut, Fadjrijah mengundang
ESQ untuk mengisi acara-acara dalam Festival Ekonomi Syariah pada 4 Februari
2009.
Ary Ginanjar
menyambut tawaran kerjasama itu dengan sukacita, karena ia yakin perbankan
syariah bisa menjadi instrument alternatif bagi bangsa Indonesia dalam membangun
ekonominya. Terlebih lagi, seperti dikemukakannya saat membuka training, dunia
telah menyaksikan runtuhnya sistem kapitalisme, yang ditandai dengan ambruknya
raksasa bank investasi Wall Street yaitu Lehman Brothers.
Ary menekankan
bahwa krisis global saat ini, yang dipicu kasus Lehman Brothers adalah momentum
yang tepat untuk perubahan dari nilai materialisme ke spiritualisme. Dengan semangat
perubahan itulah, FKA ESQ pada 22-23 November lalu melangsungkan Rapat Kerja
Nasional ke-3 dan Temu Alumni Internasional ke-3 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepada ribuan
alumni yang berkumpul di Makassar, Ary mengatakan bahwa FKA ESQ harus melakukan
transformasi dari nilai-nilai materialisme menuju spiritualisme yang berbasis
nurani.
“Kita tegaskan,
FKA ESQ menjadikan Tujuh Budi Utama sebagai aplikasi dari nilai-nilai
spiritualisme,” katanya tentang tujuh nilai dasar yakni Jujur, Tanggungjawab,
Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil, dan Peduli.
Ary memandang
dengan semangat itu, serta nilai-nilai spiritual yang diusungnya. FKA ESQ
memang merupakan komunitas yang kompatibel dengan misi BI dalam memasyarakatkan
perbankan syariah sebagai instrumen ekonomi alternatif bagi bangsa Indonesia. Ia
berharap, pada saatnya nanti perbankan syariah akan menjadi motor penggerak ekonomi
Indonesia yang berbasis nilai-nilai moral-spiritual.
Perbankan syariah
di Indonesia sendiri terbilang industri yang menjanjikan. Tidak hanya bank-bank
nasional yang memasukinya, tapi juga bank asing seperti Hong Kong and Shanghai
Bank Corporation (HSBC). Dalam tahun ini, dua Bank Umum Syariah hadir
menyemarakkan industri perbankan syariah nasional, yaitu BRI Syariah dan
Bukopin Syariah.
Menurut BI,
tahun depan ada lima bank lagi yang akan dikonversi menjadi Bank Umum Syariah,
yaitu Panin-Harfa, BCA-UIC, Victoria, Mayabank Indonesia dan BNI Syariah. Dengan
tambahan-tambahan itu, BI optimistis target aset syariah 5-10 persen pada tahun
2010 akan tercapai. Menurut Fadjrijah, saat ini aset perbankan syariah Indonesia
sekitar 2,2% dari seluruh aset perbankan nasional dan aset syariah di Indonesia
berkembang 30% per tahun.
Fadjrijah
menjelaskan, sistem keuangan syariah memberi pondasi kokoh dan dasarnya rill. Untuk
terus mengembangkannya, menurut dia salah satu hal yang terpenting adalah
edukasi.
Pernah diterbitkan di ESQ Magazine No. 02/V Januari 2009