Sabtu, H / 19 April 2025

Membangun Adab Anak Selama Ramadhan

Selasa 18 Mar 2025 08:54 WIB

Author :Kontributor

Ilustrasi

Foto: freepik

Oleh: Elfindri, Unand


ESQNews.id, JAKARTA - Dalam sejarah pendidikan Islam, adab lebih dahulu ditanamkan kepada anak-anak. Adab merupakan perilaku islami yang terlihat dari keseharian anak anak. Mulai dari disiplin sholat, perilaku terhadap diri sendiri dan lingkungannya.


Setelah adabnya mantap,  baru anak-anak dibekali ilmu, dan atau keterampilan.


James Heckman, justru telah menemukan bahwa investasi pada usia pra sekolah dan sekolah dasar telah memberikan pengembalian ekonomis maupun sosial terbesar.


Praktek pembentukan adab masing-masing negara berbeda. Di Yordania, misalnya anak-anak mengerti dengan agama terlebih dahulu, dan setelah usia 10 tahun baru belajar ilmu pengetahuan.


Jika adab baik, maka akan membentuk perilaku baik budi, dan sewaktu dewasa mereka akan memiliki "soft skills" yang semakin baik dan lengkap. Mereka akan memiliki cahaya iman yang stabil dan memiliki suara hati yang selalu mengoreksi diri akan kesalahan.


Korupsi diperkirakan akan banyak terjadi pada negara dimana adab masyarakatnya tidak terbentuk dengan baik, sekalipun mereka hidup di negara yang mayoritas muslim. Oleh karena kita perlu bangun pedagogy terbaik pada usia awal kehidupan.


Kegelisahan anak di Masjid


Kali ini kami akan sampaikan masa ramadhan adalah masa dimana anak-anak dilatih adabnya di masjid masjid.


Kenapa Banyak yang Cuek? Kenapa anak muslim banyak yang tidak sholat? Sebagaimana bapak dan ibunya?


Saya mengamati perilaku anak-anak setiap sholat jumat di masjid, serta selama bulan ramadhan. Apa yang saya lihat adalah kebanyakan anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, banyak tidak disiplin dalam sholat.


Mereka banyak yang bermain di luar masjid, atau kalaupun datang masuk ke dalam masjid pemandangan pada shaf belakang ketika sholat anak-anak seperti "ayam kehilangan induk".


Mereka kadang kadang sholat, bergelut, tidak konsentrasi, lari kesana kemari, atau ke luar masjid ngumpet atau berbelanja. Sering juga main HP sementara ada pengajian.


Hampir tak satupun orang dewasa yang menegur, atau mengajak agar perilaku dalam masjid mereka diperbaiki.


Tertibnya setiap orang tua, bawa anak sholat, kemudian anak di sisi kiri atau kanan di tepi masing-masing shaf yang ada.


Dalam prakteknya anak-anak tidak demikian, mereka sesama teman di belakang, imam sholat dengan irama baik, orang dewasa khusuk sholatnya, tapi lupa anak-anak tidak ada sistem yang kendalikan.


Sehingga adab sholat mereka tidak banyak yang ajarkan secara baik. Ini tahapan awal "the onset" adab lainnya, serta kemudian terlihat dalam perilaku.


<more>


Di sekolah tentu ini mesti terbangun, namun daya tanggap kurikulum sekolah kita terhadap adab jauh dari yang diharapkan.


Oleh karena itu selama bulan ramadhan bagus para aktifis masjid menempatkan pengaturan anak-anak menjadi prioritas, agar mereka mulai tertata sholatnya, mereka tau akan bahaya tidak tertib sholat. Karena ini akan refleksi perilaku dasar di kemudian hari.


Pesantren ramadhan tidak saja bagaimana membuat kurikulum penyampaian bahan saja di masjid-masjid, namun perlu simulasi dengan "experiential learning" agar penataan adab anak-anak menjadi target untuk diperbaiki.


Jika tidak, ramadhan berlalu, pesantren ramadhan berjalan, tetapi sedikit yang berbekas pada diri generasi anak-anak.


Ketika mereka dewasa kendatipun terdidik, mereka tidak disiplin, mereka tidak jujur, dan kabur akan hak dan kewajiban, mirip situasi bangsa kita saat sekarang.


Guru mengaji, guru TK dan SD perlu mengambil Hikmah bahwa perilaku anak-anak perlu diperbaiki, sebagaimana kekhawatiran guru sekolah Australia: bahwa perilaku perlu diperbaiki, matematika itu baru kemudian diperkenalkan. Semoga.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA