NEWS
ESQNews.id, BANDUNG - Sespimti Polri Dikreg 32 ikutsertakan puluhan pasukannya dalam Pelatihan ESQ Executive Leadership pada tanggal 17 dan 20 Maret 2023 (inclass) sedangkan tanggal 21 Maret 2023 (outbound) di Bandung, Jawa Barat. Ada sekitar 90 orang yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka berasal dari pimpinan di Polri, TNI, Kemenkumham, Kejaksaan, Pangkat Kombes Pol/Kolonel TNI Senior/Setara.Hadir di dalamnya Irjen Pol Eddy Hartono S.IK., M.H (Koordinator WI Sespim), Brigjen Pol. Drs. Indro Wiyono M.Si (Kasespimti Sespim Lemdiklag Polri), Brigjen Pol Drs Atang Heradi M.H (Kordinator WI Sespimti), Brigjen Pol. Budi Dermawan S.IK., M.H (Ketua Pelaksana), Kombes Pol. Subandriya SH. MH, Kombes Pol. Anthony Agustinus S. IK SH (Wakil Ketua) dan lainnya.Mereka turut mengundang Founder ESQ Group Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian untuk memberikan pencerahan kepada insan Sespimti Polri."Saya sudah seperempat abad bersama kepolisian. Dan sudah berkali kali diangkat sebagai polisi kehormatan. Untuk itu saya selalu semangat memberikan motivasi kepada Anda semua," kata Ary melalui Zoom Meeting.Dalam kesempatannya, Pendiri Menara 165 itu membagikan sebuah slide dengan judul "Total Transformation Model). Menurutnya, Sespimti Polri itu punya misi sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Serta visi yaitu menjadi polisi yang presisi."Kita sudah punya struktur dari Polda, Polres, dan lainnya. Kita sudah tentukan berbagai strategi. Begitu pun dengan sistemnya (persenjataan peralatan) telah diatur. Namun yang ingin saya sampaikan terkait sisi yang sebelah kanannya, ini yang paling berat yakni culture transformation."Lebih lanjut, "Mengutip pidato dari Pak Indro, beliau banyak membicarakan dari sisi yang sebelah kanan bahwa Sespimti itu adalah sekolah moral. Namun sekarang tantangannya lebih dahsyat lagi di era VUCA. Begitu pun dengan gaya kepemimpinanya juga harus berubah.""Saya namakan leader-shift 4.0 artinya pergerseran teknik memimpin yang awalnya memimpin di era industri (transactional leadership) berubah menjadi tranformational leadership. Sama seperti di Sespimti saat ini. Kalau kita tertinggal cara memimpinnya, maka akan ketinggalan juga dengan perubahan jaman," lanjut Ary.Dikatakan oleh Ary bahwa sekarang pemimpin itu sudah bertransformasi ke moral dan values yang menjadi kunci utama. Menurutnya, seorang pemimpin itu harus mampu mengidentifikasi masalah, mampu menghadapi masalah, mampu memprediksi masalah."Sespimti itu harus mampu memprediksi masalah dan mampu menghadapi masalah sebelum masalahnya terjadi. Ini yang disebut proaktif. Kemudian pemimpin sekarang itu lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan pribadi. Pendekatan dengan anggota harus one by one. Karena setiap individu diarahkan dengan cara yang berbeda," tuturnya.Untuk merealisasikan itu semua, menurut sang penulis buku Best Seller ESQ Power tersebut mengatakan bahwa kita semua membutuhkan polisi yang dinamakan super police.Tak hanya itu, Ary juga memberikan sebuah teknik kepemimpinan secara internasional kepada para partisipan yang hadir. "Ini teknik leadership kelas dunia, Anda harus bisa menguasai ilmu ini. Maka Anda akan menjadi seorang pemimpin super police. Mudah mudahan lahir polisi polisi masa depan, kapolda kapolda hebat. Karena Indonesia emas diawali dari polisi emas."Dijelaskan oleh pria kelahiran Bandung itu sambil menampilkan sebuah slide dengan gambar lingkaran berwarna warni yang berjudul "5I Transformational Model.""Jantung hati kita ini adalah compassion dan mission. Compassion and mission seorang polisi yaitu melindungi dan mengayomi dengan perasaan cinta kepada masyarakat dan disitu ada tribrata. Lalu, kita juga harus memiliki growth mindset," ucapnya.Setelah menguasai teknik itu baru kita ke langkah selanjutnya yakni jadilah pemimpin yang menjadi role model atau panutan. Sebagai polisi harus memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat melalui inspirational motivation."Karena terjadi perubahan jaman, teknologi, sistem berubah dan lainnya maka kita dituntut untuk senatiasa innovative. Dan yang terakhir adalah semua manusia itu memiliki perbedaan. Jadi kita harus bisa memilih dan memilah anggota atau masyarakat. Sehingga penanganannya bisa berbeda juga. Seperti harapan Indro beserta jajarannya saat ini untuk menjadikan Sespimti adalah sekolah moral, ia berharap dengan pelatihan ini bisa mewujudkan yang diprioritaskan saat ini."Adanya program ini bertujuan untuk membantu mencairkan dan mengikis ego peserta, baik karena senioritas maupun jabatan. Lalu, dengan pelatihan ESQ ini diharapkan kita bisa menyiapkan peserta didik untuk mengikuti seluruh kegiatan Pendidikan dengan dedikasi dan totalitas."Lebih lanjut, "Saya juga ingin mereka siap menjadi Pemimpin sebagai teladan, yang memiliki makna dan integritas. Yang membangun jiwa korsa positif sebagai sesama Pemimpin Indonesia masa depan, menjaga kehormatan dan martabat.""Dengan begitu, kita bisa menghidupkan jiwa kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership) serta mampu mengembangkan tim dengan efektif," tutupnya.Untuk sesi selanjutnya dibawakan oleh Kader dari Ary Ginanjar yakni Iman G Herdimansyah. Kegiatan dibagi menjadi 2 macam yakni ada inclass dan outbound."Pemimpin transformasional harus mampu menggambarkan dan menjelaskan visi yang menarik dan memotivasi pengikutnya, untuk bersama sama mewujudkannya," papar Iman.<more>Paparan trainer ESQ itu mendapat respon positif dari para peserta, terbukti dari testimoni yang diberikan langsung oleh mereka kepada tim ESQ.Prasetyo, "Kami merasakan sekali bahwa mindset kami berubah. Kami diajarkan caranya untuk mengembangkan potensi yang telah dimiliki ini dengan trik trik yang disampaikan oleh Coach dari ESQ. Dan kami juga dapat melihat bagaimana kelemahan kami, lalu bisa mengetahui apa tujuan hidup kami sesungguhnya. Selama 2 hari ini, kami semakin menyadari bahwa kami sangat berarti dan bermanfaat buat orang lain."Rina, "Pelatihan ESQ ini mengajarkan kami cara kerjasama yang baik antar tim. Kami juga belajar tentang teknik kepemimpinan. Lalu, belajar juga tentang bagaimana cara kami saling menutupi kekurangan tim. Kemudian, kami belajar ilmu matching (mencocokkan), mirroring (menyamakan), dan pacing (menyelaraskan)." Widi Atmoko, "Yang saya rasakan adalah tentu ini membawa suatu pemahaman baru bagaimana nanti ke depan bisa memimpin masyarakat yang saat ini di era 4.0 dan nantinya akan menuju ke 5.0. Pelatihan ini sangat bermanfaat sekali, ESQ memberikan suatu metode atau pola yang baik. Sehingga bisa mencerahkan kami semua dan mudah mudahan bisa membawa kebermanfaatan dalam memimpin anggota kami untuk membawa Indonesia ke depan lebih maju."Aswin, "Pelajaran atau pelatihan ESQ ini sangat bermanfaat, membuat kita banyak mendapatkan hal hal baru dibidang kepemimpinan. Sambil bermain, serius, dan materinya bisa dicerna dengan mudah oleh kita dan harapannya ke depan bisa membantu kita dalam kepemimpinan saat bertugas."Ade Johan, "Terimakasih ESQ, selama 2 hari ini banyak pengalaman dan penggalian dari mulai potensi diri, kemudian ilmu ilmu yang sudah kita pernah lakukan dan lebih dikemas lagi dalam sebuah metode metodenya. Sehingga ke depannya kita menjadi pemimpin pemimpin yang mampu untuk menggali potensi yang sudah ada ini tinggal ditingkatkan lagi kepada anggota kita nanti. Dan menjadi pemimpin pemimpin yang bermoral."Heri Susanto, "Setelah pelatihan ESQ ini diharapkan terjadi perubahan. Mengantarkan kita menjadi pemimpin yang ideal."