Jumat, H / 29 Maret 2024

Azwar Anas Sebut ESQ Sebagai Lembaga Berpengaruh Atas Kebangkitan Banyuwangi & KemenPANRB

Rabu 24 May 2023 04:16 WIB

Reporter :Nisa Mufidah

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan milad ESQ yang ke-23, Abdullah Azwar Anas selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) menghadiri perayaan Milad ESQ di Granada Ballroom, Menara 165, Jakarta Selatan pada hari Minggu, 21 Mei 2023.


Pada hadirnya Azwar Anas memberikan sambutan kepada Ary Ginanjar beserta tamu undangan yang hadir.


“Datang ke ESQ mengingatkan saya pada awal menjadi Bupati di tahun 2011, saat saya sedang mencari format bagaimana menggerakkan birokrasi supaya tidak terjebak dalam rutinitas.


Ternyata, di samping harus mendorong setiap minggu bahkan tiap hari, mental dan spiritual mereka juga mesti diajak bersama-sama.”



Azwar Anas membagikan pengalaman selama menjabat sebagai bupati yang menyadari bahwa pada keseharian dalam birokrasi tidak terus terjebak ke rutinitas saja, tapi semestinya mental dan spiritual juga mesti diperhatikan dan diajak bersama.


Seluruh SKPD dan istri, Azwar Anas sampaikan untuk bersama ke ESQ untuk mengikut sertakan kecerdasan emosional serta spiritual, bukan hanya terpaku dalam intelektualitas saja.


<more>


Ada banyak sekali target prioritas yang harus dicapai. Ketika itu Azwar Anas menyampaikan Banyuwangi diterpa kemiskinan sebesar 20,4% yang mana angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan berbagai Kabupaten di Jawa Timur. Income per kapita Banyuwangi hanya 14 juta sedangkan Malang sudah mencapai 19 juta. Inflasi yang tinggi, pengangguran tinggi.


Dengan target dan kerja keras, keseriusan dalam mencapainya, Banyuwangi berhasil melakukan perubahan mulai dari kemiskinan sebesar 20,4% turun hingga hanya 8,5%, angka ini merupakan penurunan terbesar. Income yang tertinggal yaitu 14 juta menjadi 54 juta per tahun.




“Inilah bentuk dari pentingnya menggerakkan hati. Jangan hanya siap di mulut tapi hati tidak selaras untuk mencapai target. Itulah kenangan kami saat itu Pak Ary,


Kami mengajak tidak hanya pegawai namun istrinya juga untuk melatih SQ (Spiritual Quotient). Sehingga support suami ada pada istri juga.”


Azwar Anas juga menyampaikan ketika mendapatkan mandat menjadi kepala LKPP yang masa itu produk tayang rata-rata per tahunnya 52 ribu padahal presiden menargetkan 100 ribu yang tidak pernah tercapai. Kemudian Azwar Anas diminta untuk mencapai target 500 ribu. 


“Biasanya, yang terjadi dalam birokrasi yang berjalan yang pertama, waduh gabisa aturannya seperti itu. Yang kedua, waduh gabisa anggarannya. Yang ketiga, waduh gabisa orangnya kurang.


Inilah masalah birokrasi, beberapa masalah kami tuntaskan dengan sistem digitalisasi bisnis dan akhirnya tidak sampai satu tahun sudah mencapai satu juta seratus produk, setelah itu kami ditugaskan ke MenPANRB.” 


Dengan ditugaskan ke MenPANRB, Azwar Anas mengatakan bahwa tidak semudah di LKPP yang rumusnya hanya 1 ditambah 1 sama dengan dua yaitu dengan mengurus barang saja. Tapi yang terjadi di MenPANRB adalah mengurus orang, bukan lagi satu tambah satu sama dengan dua.


“Maka dengan bertemu Pak Ary, kami bersama-sama mensosialkan ASN BerAKHLAK. 


Seperti pemain bola yang masuk dalam babak kedua di menit ke tiga belas, aturan permainan sudah pasti tidak ada perpanjangan. Targetnya bukan lagi 1-0, tapi 5-0. Karena ada pengurusan honerer ASN, dan banyak lagi.” Jelas Azwar Anas memberi filosofi unik.


Maka yang dilakukan oleh MenPANRB setelah mendapat mandat dari Joko Widodo yang mengatakan birokrasi ini amat rumit. Sehingga MenPANRB membuat tagline Birokrasi Berdampak.



“Dengan tagline Birokrasi Berdampak, kini kami membabat banyak hal.


Mulai dari menerbitkan aplikasi karena hampir seluruh kementerian membuat inovasi baru dibarengi dengan peluncuran aplikasi yang kini berjumlah 27.000 aplikasi yang tentunya membuat masyarakat bingung. Sekarang kami batasi tidak ada pembuatan aplikasi tanpa izin MenPANRB.


Yang kami lakukan adalah digitalisasi identitas penduduk, sehingga cukup face recognition, tidak perlu berulang kali mengisi data.”


Dibarengi dengan digitalisasi, MenPANRB juga dikatakan sedang menyederhanakan proses bisnis berkepanjangan. Yang mulanya mengurus pensiun rumit, naik pangkat rumit, mutasi rumit.


Azwar Anas targetkan pada BKN sebelum terbenamnya matahari 2022 proses bisnis dipangkas dari 14 menjadi tinggal 3. Naik pangkat tidak lagi rumit, proses perpindahan tidak rumit, pensiun pun tidak rumit.


“Inilah arahan bangkitnya dari ESQ yang terus senantiasa mendoktrin kami, bagaimana kami melakukan langkah percepatan.


Dengan demikian, ASN kita akan segera berkelas dunia dengan catatan digitalisasi jalan, simplikasi proses bisnis, dan birokrasi berdampak.” Senyum Azwar Anas penuh dengan percaya.


Semoga transformasi yang sedang dikerjakan oleh MenPANRB senantiasa mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaannya. Dan dapat dijadikan pedoman bagi sektor lainnya.





Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA