ESQNews.id, MALANG - Rima Ginanjar Architects (RGA) ikutserta dalam kegiatan Sayembara Arsitektur Penataan Koridor Jalan Kepanjen sebagai lbu Kota Kabupaten Malang. Dari 129 peserta, hanya 5 finalis pilihan yang diundang ke Malang pada tanggal 13 Desember 2022. RGA salah satunya, dan meraih juara 3 tingkat Nasional.
Acara yang digelar oleh Bappeda Kabupaten Malang ini bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) wilayah Malang. Turut dihadiri oleh Bupati Malang HM Sanusi, Wakil Bupati Malang H Didik Gatot Subroto, Sekretaris Daerah Kab. Malang Wahyu Hidayat, Jajaran Kepala OPD terkait, dewan juri kehormatan dan dewan juri profesional, Camat dan Muspika Kepanjen, panitia pelaksana sayembara arsitektur penataan koridor jalan kepanjen dan keluarga besar IAI Wilayah Malang.
Tentunya hadir 5 finalis lainnya dari berbagai wilayah, termasuk RGA di dalamnya yang berkumpul di ruangan sebuah hotel di Kepanjen.
Konsep desain yang dibawakan oleh RGA untuk dikenalkan kepada para juri serta khalayak tersebut yakni berjudul "Lumaku Tanpa Tilas", yang memiliki arti melangkah tanpa jejak.
Menurut Rima Ginanjar, Desain ini bertujuan untuk wujudkan transformasi sosial namun tidak meninggalkan jejak carbon. Lalu, untuk menciptakan society yang awareness akan menjaga lingkungan sekitarnya.
"Tak hanya masyarakat yang menghargai budaya, tapi juga merangkul masa depan yang Zero Carbon. Desain ini berfokus pada pengurangan karbon, untuk mendukung program dunia, untuk mencapai Zero Carbon di G20 kemarin," papar Rima, anak dari Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Group).
Lebih lanjut, "Kalau tidak mulai dari arsitek yang mempropose desain Zero Carbon siapa lagi? Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Setiap orang mempunyai kapasitas menjadi pemimpin, a leader without title. Change start with you."
Juri menilai para finalis dengan berbagai macam sudut pandang serta kriteria. Tentu harus dinilai dengan cara yang adil, suportif, demokratis dan lainnya.
Seperti yang dikatakan oleh Bupati Malang saat membuka acara yaitu, "Ikatan Arsitektur Indonesia kita libatkan, harapannya nanti dari sekian peserta sayembara ini ada finalis yang memenuhi kriteria. Tentunya dengan karakterisitik Kabupaten Malang. Budaya Kepanjen yang asalnya dari Kerajaan Panji yang dipilih dalam penataan Kepanjen sebagai lbu Kota Kabupaten Malang," ujar Bupati Sanusi.
Lalu, selebihnya, dituturkan kembali oleh Rima terkait penilaian para dewan Juri terhadap konsep desainnya yang telah dipresentasikan. RGA mendapat apresiasi dari para juri dan dukungan untuk konsep tersebut.
"Kata juri, yang menarik dari RGA ini adalah kami berani menginisiasi ide zero carbon. Ternyata bagi sang juri sendiri, zero carbon itu cukup menjadi challenge atau tantangan yang berat."
<more>
Rima menambahkan, "Tapi balik lagi itu, RGA yakin akan menjadi pionir dari perusahaan arsitek yang fokus di zero carbon. Kita mampu menjelaskan kepada juri bahwa kita semua harus memiliki tanggung jawab untuk memulai itu."
"Dan mengedukasi masyarakat bahwa zero carbon arsitektur itu sangat penting untuk kehidupan (jadi lebih aware)," sambungnya.
Wanita lulusan Master of Sustainable Environmental Design in Architecture (SEDA) di Liverpool itu mendapatkan apresiasi berupa plakat dan sejumlah uang. Dengan penghargaannya itu, Rima ikutserta mengungkapkan harapannya.
"Terimakasih atas penghargaannya. Saya berharap, RGA bisa lebih berkontribusi untuk memberikan ide zero carbon kepada Pemerintah Kota Malang sehingga menjadi role model bagi semua Pemerintah di Indonesia. Mereka lebih aware juga dengan pembangunan daerahnya yang berfokus kepada zero carbon."