ESQNews.id, MALANG - “Saya merasa sedikit panik, belum siap jikalau nanti masa pensiun itu datang. Saya belum terpikir ke depannga akan hidup seperti apa saat purnabakti," demikian ungkapan dari Sri Lestari Rahmawati salah satu karyawan di PT FMC Agricultural Manufacturing.
Untuk itu, ESQ Masa Persiapan Pensiun (ESQ MPP) berikan salah satu program unggulannya kepada 104 karyawan PT FMC Agricultural Manufacturing. Seratusan orang tersebut dibekali "A New Beginning Program" untuk persiapan menjelang masa pensiunnya.
Acara berjalan selama 3 hari, dari Selasa hingga Kamis tanggal 20-22 Desember 2022 di Resort Sahanaya Malang. Dan para peserta dipandu langsung oleh Coach Heidy (trainer lisensi Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian).
Di hari terakhir pelatihan, kegiatan ditutup dengan agenda fieldtrip sebelum peserta kembali ke Surabaya.
Heidy sempat menjelaskan kepada para peserta tersebut bahwa, ESQ MPP telah melakukan survey terhadap 2836 pegawai yang akan memasuki pensiun dari berbagai instansi dan perusahaan, periode 2016 - 2021, hasilnya menunjukan 58% pegawai mengalami Cemas bahkan Panik (Post Power Syndrome), yang 51% didominasi oleh Faktor Mental (Psikologis).
"Pensiun adalah sebuah episode akhir karir kerja, siap tidak siap tetap akan dihadapi. Kecemasan akan pensiun tidak berarti hal negatif, bila dikelola dengan baik, justru akan menjadi pendorong untuk menghantarkan pada persiapan dan perencanaan dalam menyiapkan masa pensiun yang Bahagia, Sehat dan Sejahtera," paparnya.
<more>
Ia melanjutkan, "Gurunda saya, Pak Ary Ginanjar pernah mengatakan bahwa mental dan pikiran inilah yang sering menjadi masalah sebelum bahkan saat pensiun. Meskipun seseorang itu punya bisnis, tapi ketika mentalnya tidak siap maka ini akan menjadi masalah."
"Oleh sebab itu, kondisi mental yang baik, tentu itu fondasinya, sehingga apapun episode hidup yang dihadapi, penyikapannya akan selalu positif dan bijaksana (Wisdom Living). Hal itu tentunya berawal dari keyakinan yang dibangun, bersumber dari ilmu dan pengetahuan yang baik dan benar, sehingga terbangunlah kondisi mental dan sudut pandang (Mindset) yang baik," papar Sang Trainer ESQ itu.
Maka, sebagai Kader dari Motivator Indonesia itu turut menjelaskan secara gamplang soal cara mengelola pikiran dan mental dengan 2 jurus yakni jurus dalam jangka pendek dan jangka panjang.
“Jurus pertama adalah bagaimana dalam waktu cepat kita bisa mengendalikan pikiran. Kalau tidak bisa kendalikan ini, kita bisa overthinking dan akhirnya mengalami stress. Jurus itu dinamakan GKF atau Gerak, Kata Fokus ke hal yang baik dan positif saja,” ungkapnya.
Peserta terlihat antusias dalam menjalani serangkaian kegiatan Training ESQ MPP. Salah satu peserta, Sri Lestari Rahmawati, menyatakan dirinya mengalami perubahan setelah mengikuti training A New Beginning Program ini.
"Awalnya saya merasa panik, namun setelah mengikuti training dari ESQ ini, saya mendapatkan pencerahan dan bisa menata agenda agenda untuk ke depannya (rangkai planning)," ungkapnya disela-sela waktu training.
Sri Lestari menyatakan bahwa agenda training tersebut sangat bagus untuknya dan rekan-rekan seperjuangannya.
"Kami jadi lebih siap untuk menghadapi hari hari ke depannya, terutama bekal saat masa purnabakti itu akan tiba. Serta, menjemput karir selanjutnya lebih bahagia dan terencana."
Mereka paham bahwa ke depan tantangan semakin berat, terdengar adanya isu resesi di tahun 2023. Artinya perekonomian dunia sedang tidak baik baik saja. Maka sangat penting untuk membuat perencanaan dan persiapan purnabakti, manajemen hidup sehat dan lainnya.
Lalu, pihak ESQ MPP juga menjelaskan kepada kliennya tersebut, bahwa selain mempersiapkan mental, ada 3 hal lain yang perlu diperhatikan di antaranya:
>> Pasang Target
Bila Anda menginginkan pensiun 5 atau 10 tahun lagi, maka Anda harus tahu apa yang akan dilakukan selama sisa masa bekerja. Jangan bersantai dan merasa bahwa sisa waktu ini adalah waktu untuk beristirahat saja.
>> Cek Keuangan
Hitung biaya hidup, hutang, ongkos, tabungan hingga dana darurat Anda. Pikirkan apa yang harus Anda lakukan bila inflasi datang seperti sekarang ini.
>> Mengelola Pesangon
Kontrol nafsu berbelanja Anda ketika pesangon pensiun turun. Alokasikan dana pesangon dengan tepat missal untuk melunasi hutang, untuk tabungan dan dana investasi. Ingat jenis investasi harus aman dari ancaman inflasi.