Sabtu, H / 08 Februari 2025

Seorang Perfeksionis yang suka mengembara: RIP Anthony Bourdain

Senin 11 Jun 2018 16:01 WIB

Gina Al ilmi S.Psi

Bourdain dan Obama di sebuah restoran sederhana di Vietnam

Foto: marketwatch.com

Dari 365 hari dalam setahun, ia menghabiskan waktu 250 hari di dalam perjalanan kuliner ke berbagai penjuru dunia. Mencicipi hidangan dari berbagai sudut dunia, perjalanan petualangan kuliner Bourdain diabadikan dalam sejumlah acara televisi yang ditayangkan oleh CNN dan Discovery Channel.

 

Parts Unknown, adalah salah satu acara televisi yang dipandu oleh orang yang dinamai sebagai “story teller terbaik” dan Chef paling berpengaruh di dunia ini. Bourdain, tak pernah merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya.

 

Bourdain bahkan terkenal karena sikapnya yang tidak mau makan di Restoran milik Trump. Ia juga pernah mengkritik kawannya sesama Chef, Borgognone yang memindahkan restoran Sushi yang dimilikinya, masuk ke dalam jaringan hotel milik Donald Trump. Ia menyebut Borgognone sebagai orang yang “tega mendeportasi hampir dari separuh orang yang pernah bekerja untuknya”.

 

Bourdain hanya bisa menjumpai putrinya, Ariane Bourdain, 5 hari saja dalam sebulan. Ini bukan karena ia tak sanggup menolak tawaran shooting. Namun karena ia merasa hidupnya adalah sebagai Chef. Bahkan dalam salah satu tayangannya, Bourdain menyebut bahwa suatu saat ia akan mati di perjalanan.

 

Akhirnya Bourdain yang datang ke Indonesia di bulan April-Mei 2018 ini dan shooting di RM Padang Surya di kawasan Bendungan Hilir ini, mengatakan bahwa Rendang dengan rasa asli adalah makanan terbaik dari Indonesia. “No Fusion”, katanya dalam soal rendang ini. Bourdain berhasil meminta izin dari pemilik restoran untuk shooting di tempat itu, dengan mengatakan bahwa ia menginginkan suasana restoran yang masih asli dan bukan yang modern dan besar.

 

Hotel tempatnya menggantung lehernya dengan tali jubah mandi, adalah hotel bintang 5 yang disebut sebagai hotel terbaik di dunia. Berlokasi di Prancis, hotel ini dilengkapi dengan interior mewah dan fasilitas kelas dunia. Hidangan terakhir yang disantapnya bersama kawannya, Eric Tuppert yang kemudian menemukannya tergeletak di kamar mandi dalam keadaan tak bernyawa, adalah Sosis dan daging babi dari restoran “La Petite Venise”.

 

Ingin meninggal dalam keadaan kaya dan terkenal, adalah salah satu penyebab bunuh diri yang dilakukan oleh sejumlah selebriti dunia. Mulai dari Marylin Monroe, Kurt Cobain, Robin Williams, hingga yang terakhir Kate Spade dan Anthony Bourdain. Sejumlah selebriti dunia ini merasakan karirnya menurun dan tidak mampu menghadapi keadaan hilang popularitas dan takut untuk menjadi orang yang tidak lagi terkenal dan miskin.

Kehampaan spiritual juga adalah salah satu faktor dominan yang menyebabkan para selebritis dunia ini, jauh dari kepuasan, rasa syukur dan kebahagiaan hakiki yang tidak bisa dibeli dengan harta. Berbeda dengan kebanyakan masyarakat umum yang memikirkan akan kelangsungan hidup dan perasaan anak, pasangan dan keluarga yang mereka tinggalkan, para selebrita ini hanya memikirkan popularitasnya semata. Mereka mendewakan diri mereka sendiri dan ingin memastikan nama besar mereka tetap berkibar di hari terakhir mereka hidup.

 

Tuntutan yang terlalu tinggi pada diri sendiri, juga adalah kunci ketidakbahagiaan Robin Williams. Tak peduli telah berapa banyak Piala Oscar telah diterimanya. Williams tetap merasa aktingnya masih jauh dari kata baik atau bahkan kata sempurna. Ia sering menganggap dirinya gagal dalam memerankan suatu karakter. Ia tak peduli pujaan para penggemarnya. Pandangan kritikus, adalah salah satu yang membuat para selebriti ini menjadi susah dalam hidupnya. Mereka merelakan diri mereka diatur dan dinilai oleh para kritikus, hingga mengorbankan rasa puas dan bahagianya telah menjalankan suatu peran.

 

Kebahagiaan palsu yang ditampilkan oleh Kate Spade pun akhirnya membawanya pada akhir yang tragis. Padahal banyak sosialita dunia yang mengenakan gaun dan aksesoris yang dirancangnya. Jumlah banyaknya materi dan kemewahan hidup pun tidak membuat dirinya bisa merasa bahagia. Padahal, kunci untuk menuju kebahagiaan terletak pada satu hal; rasa syukur, yang membuat seseorang dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Rasa syukur pulalah yang dapat membuat seseorang memiliki kekuatan mental dan rasa mawas diri yang hakiki, yang bukan datang dari ketakutan akan pandangan orang, tapi dari ketakutan pada Tuhan dan segala perintahNya. (GIna Al ilmi) 

 

 


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA