Kamis, H / 28 Maret 2024

Hidup Seperhatian Ini [Part 1]

Senin 02 Mar 2020 08:09 WIB

Author :M. Nurroziqi

ilustrasi

Foto: dok.ESQ

Oleh: M. Nurroziqi

ESQNews.id - Kita simak kisah Nabi Ibrahim A.s ketika mengajak ayahnya untuk berhenti dari menyembah berhala dan mengikuti apa yang telah diterima Nabi Ibrahim A.s, dari Allah Swt. Ajaran tauhid. Agama Islam. Kisah tersebut diabadikan dalam Q.S. Maryam: 41-48.


Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Al-Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. (41).

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun? (42).

Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (43).


Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (44).

Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan". (45).

Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (46).


Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (47).

Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (48).

<more>

Selain kelembutan Nabi Ibrahim A.s, terhadap ayahnya, juga keindahan yang ditunjukkan ketika memperkenalkan Allah Swt sebagai Tuhan Yang Maha Baik. Ketika mendapat pengusiran pun, tetap dijalani dengan kerelaan hati. Dan tetap mendoakan ayahnya setulus hati.


Keluarga adalah ujian terberat bagi kehidupan seseorang. Terlebih jika sudah tidak sejalan dan seiman. Demikian pun yang dialami Nabi Ibrahim A.s,. Sedemikian khawatir dengan nasib ayahnya. "Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan." (Q.S. Maryam: 45). Dan tidak henti-hentinya Nabi Ibrahim A.s, memohonkan ampun untuk ayahnya. "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (Q.S. Maryam: 47).


Tidak hanya kepada ayah atau orang-orang terdekat, Nabi Ibrahim A.s, juga bersikap sangat perhatian terhadap siapapun dan apapun. Begitu welas asihnya sikap yang dimiliki, hingga di setiap hendak makan, Nabi Ibrahim A.s, seringkali berkeliling kampung untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang kelaparan. Jika masih ada yang belum makan, maka Nabi Ibrahim A.s, akan memberinya makan. Jika sudah makan semua, maka barulah Nabi Ibrahim A.s, menikmati makan dengan penuh syukur. Hal ini dijalaninya sebagai kebiasaan. Atas dasar ketulusan hati dan sangat perhatian terhadap kesejahteraan seluruh kehidupan. Hidup seperhatian ini.

>>> Selanjutnya: Hidup Seperhatian Ini [Part 2]


*M. Nurroziqi. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya. Penulis buku-buku Motivasi Islam.

Ingin tulisan Anda dimuat di ESQNews.id? Segera kirimkan  pada email [email protected]!

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA