Selasa, H / 19 Maret 2024

Implementasikan Making Indonesia 4.0, Pendidikan Vokasi Diutamakan

Kamis 11 Oct 2018 10:29 WIB

AA

Revolusi Industri 4.0

Foto: engineersjournal.ie

Tenaga kerja yang terampil dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0


ESQNews.id, JAKARTA - Indonesia mencari partner mengembangkan pendidikan vokasi untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja mengimplementasikan Making Indonesia 4.0, sebuah peta jalan menghadapi revolusi industri terkini.


Menteri Perindustrian Hartarto mengatakan Indonesia memerlukan industri yang kuat, berdaya saing dan meningkatkan nilai tambah, khususnya untuk pasar ekspor.


“Kerja sama yang perlu dijajaki adalah bidang vokasi serta pengembangan ekonomi digital. Kami yakin upaya tersebut bisa menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia,” ujar Menteri Hartarto dalam siaran pers, Rabu (10/10/2018).


Menteri Hartarto berbicara dalam salah satu forum pada acara The Annual Meetings of International Monetary Fund & World Bank Group (IMF-WBG) 2018 di Bali.


Menurut dia, salah satu perhatian IMF dan WB adalah pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi digital. Indonesia, menurut Menteri Hartanto memerlukan kolaborasi di bidang pendidikan khususnya yang terkait program vokasi guna meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia agar sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.


“Tujuannya adalah mendongkrak perekonomian nasional, dengan target menjadikan Indonesia masuk jajaran 10 besar negara ekonomi terkuat di dunia pada 2030,” ujar dia.


Menurut Hartarto dalam sebuah studi ada potensi pertumbuhan ekonomi sebesar USD200 miliar pada 2030 apabila kita bisa menyiapkan 17 juta tenaga kerja yang mampu menghadapi ekonomi digital.


“Pada 2030, saat generasi muda memimpin Indonesia dengan skill dan talent baru, kita bisa mengantisipasi digitalisasi ekonomi. Ini potensi yang akan digunakan sebagai pengungkit,” ujar dia.


Menurut dia, pertemuan tahunan lembaga keuangan global ini bisa menjadi momen penting menjalin perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dengan negara mitra strategis, terutama di sektor industri manufaktur.


Setelah kerja sama komprehensif Indonesia-Australia sudah ditandatangani, maka bisa menjadi batu pijakan bagi perjanjian CEPA lainnya. Formula CEPA juga terus dikembangkan agar terciptanya peningkatan nilai perdagangan bagi kedua belah pihak yang sama-sama menguntungkan.


Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyampaikan, setiap penyelenggaraan event tingkat internasional yang dilaksanakan di Indonesia, akan membawa berkah bagi Industri Kecil Menengah.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA