Jumat, H / 29 Maret 2024

Berbakti Pada Ibu yang Masih Ada dan Ayah yang Telah Tiada

Senin 02 Mar 2020 09:25 WIB

Author :Mushlihin

ilustrasi

Foto: google pics


Oleh : Mushlihin

ESQNews.id - Si bungsu kesulitan mengatasi persoalannya. Satu sisi harus bergegas ke sawah. Bercocok tanam dan membasmi hama. Sisi lain siapa yang mesti merawat ibu. Khususnya menyuapi makan, menggendong, dan membuang kotoran. Sehingga Ia meminta si sulung memelihara ibu yang berusia lanjut.


Karena si sulung masih menjahit sarung bantal, terpaksa memerintah menantu. Si menantu mentaati perintah ibu mertua. Sebagai rasa syukur. Yang telah mengandung istrinya dalam keadaan lemah bertambah lemah. Melahirkan dengan susah payah. Juga menyapihnya selama dua tahun. Bahkan hingga 30 bulan. Apalagi itu adalah perintah yang baik. Bukan memaksa untuk mempersekutukan, penipuan dan kejahatan.


Dengan rendah hati dan perkataan yang sopan si cucu menyapa si nenek. Yang terbaring di ranjang kusam. Ditemani seekor kelinci putih. Si nenek membalas dengan penuh kasih sayang. Walaupun kadang omongannya agak menjengkelkan. Si cucu berupaya mengucapkan perkataan yang mulia. Mengerem sedapat mungkin agar tidak mengatakan kepada nenek perkataan kotor seperti uf, ah, cis, hus dan seterusnya. Lebih-lebih sampai membentaknya.


Si nenek cukup menikmati obrolan. Dia berusaha bangkit dari kasur. Tapi tubuhnya yang tua renta, membuatnya tak bisa duduk sempurna. Matanya sembab, lalu merebahkan dirinya. Pulas tertidur sambil mendengkur. Si cucu dengan setia menunggu. Tak berselang lama nenek terbangun. Lalu menasihati cucu, supaya sarapan dulu. Lagian nenek sudah berani tinggal sendiri. Kecuali di waktu malam baginya terasa mencekam. Laiknya bayi yang ketakutan, bila tidak ditemani orang.


Sebenarnya itulah harapan cucu. Sudah tidak kerasan, berlama-lama bersama nenek. Begitulah kata peribahasa, "kasih anak sepanjang galah." Sebaliknya kasih ibu sepanjang beta. Tak terhingga sepanjang masa. Selanjutnya gantian ibu mertua yang jaga. Sekaligus mencuci baju, membasuh dan mensucikan nenek dari najis. Ibu tidak merasa hina. Sementara si cucu malahan bermedsos sambil rebahan. Baca pesan, menerima permintaan pertemanan dan nonton video. Namun lumayan mau mencari referensi buku agama.


Si cucu menemukan hadis riwayat Ahmad. "Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina! Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapa dia? Rasul menjawab: Orang yang menjumpai ibu bapaknya, atau salah satunya dalam usia lanjut tapi dia masuk neraka." Si cucu berusaha memahaminya. Berarti mengasihi orang tua yang sakit balasannya surga. Sebaliknya masuk neraka lantaran durhaka.

<more>

Bahkan si cucu terbelalak. Karena Al Hakim meriwayatkan, "Seluruh dosa akan ditangguhkan siksaannya sebagaimana dikehendaki Allah sampai hari kiamat tiba. Kecuali dosa durhaka kepada kedua orang tua. Sesungguhnya siksaannya disegerakan kepada pelakunya ketika masih hidup." Jadi wajib bagi anak berbakti. Termasuk pada ayah yang telah wafat.


Cuma caranya bagaimana? Si cucu terus mempelajari hadis riwayat Abu Dawud. Pada suatu masa datang seseorang lalu berkata, ya Rasulullah, adakah kebaikan yang boleh saya kerjakan untuk kedua orang tuaku sesudah wafat? Rasulullah bersabda: Ada, yaitu mensalati jenazahnya, memohonkan ampun baginya, menyelesaikan janjinya, menghormati sahabatnya, dan melanggengkan silaturahim yang telah terjalin selama hidupnya."


Kini anak yang telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh enam tahun kemudian berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” Sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Ahqaf ayat 15.

Demikian kisah yang bisa saya tulis. Dalam lembaran terbuka. Semoga mampu memberi peringatan. Lantaran peringatan sangat bermanfaat bagi orang mukmin.


*Mushlihin, Guru MAM 8 Takerharjo Solokuro dan SMPN Karanggeneng Lamongan

Ingin tulisan Anda dimuat di ESQNews.id? Segera kirimkan  pada email [email protected]!


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA