Kamis, H / 28 Maret 2024

Wisudawan/i Raih Gelar S3 di Final Chapter ESQ Berasal dari 3 Negara, Ini Kata Mereka Setelah Lulus

Senin 07 Nov 2022 14:15 WIB

Reporter :EDQP

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - "Awalnya di suruh sama orangtua untuk ikut training ESQ ini, awalnya ngerasa ogah ogahan dikit tapi ternyata bersyukur mengikuti Final Chapter," kata Qonita dan Arina, peserta Training ESQ Final Chapter yang hadir langsung di Studio lantai 23, Menara 165 selama dua hari pada 5-6 November 2022.


Mahasiswi Teknik Bioproses Universitas Indonesia itu mengungkapkan bahwa sebagai anak muda di umurnya saat ini biasanya disuruh mikir hal hal yang bersifat duniawi, namun di pelatihan yang dinakhodai oleh Ary Ginanjar Agustian selaku Founder ESQ ini mengajarkan double (ilmu dunia dan akhirat).




"Biasanya kita ditanya soal rencana mau kemana sehabis lulus atau mau kerja apa dan malah ke hal hal yang spiritual soal fitrah itu jarang ditanyain, jadi dengan adanya ESQ ini kita bisa diingatkan kembali sebenernya kita hidup di dunia ini mau ngapain," papar wanita berhijab abu abu itu dengan memperlihatkan medali kelulusannya.


Sebagai anak milenials ia mengatakan bahwa pelatihan ini sangat menarik (ada games, lagu lagu energic, teknologi yang canggih) sehingga tidak membuatnya bosan sama sekali. Alhasil, bisa dengan mudah mencerna, memaknai setiap ilmu yang diberikan para trainer ESQ seperti Iman G Herdimansyah, Eka Chandra, Hasan, Ahmad Zaki dan lainnya.




Sebagai informasi, ESQ menghadirkan sebuah program training hybrid bernama ESQ FINAL CHAPTER. Sebuah training di mana para peserta akan menemukan sebuah GRAND WHY tentang kehidupan, kebahagiaan hakiki yang selama ini mereka cari, serta ketahanan mental yang akan senantiasa membuat mereka tenang menjalani roda kehidupan.⁣


Layaknya pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, pasti terbagi menjadi beberapa tingkatan. Sama halnya dengan training ESQ yang menggelar 3 tingkatan training atau paket combo.




Paket lengkap itu di antaranya Training ESQ New Chapter (tingkat 1 atau S1), Training ESQ Next Chapter (tingkat 2 atau S2), dan terakhir ada Training ESQ Final Chapter (tingkat 3 atau S3).


“Ini adalah puncaknya training yang gak semuanya bisa mencapai tingkat ini. Ibaratnya ada S1, S2, S3. Inilah training S3 ESQ 165,” ucap Ary dari studio lantai 23 Menara 165 sembari mengepalkan tangannya.




Pelatihan Final Chapter digelar secara hybrid, offline di Menara 165 (ada sekitar 20 orang) dan online melalui zoom meeting (ada sekitar 200 orang). Mereka berasal dari 3 negara yaitu Malaysia, Singapura, Indonesia.


Ada beragam modul yang disampaikan oleh para kader Ary Ginanjar selama 2 hari dari pagi hingga sore itu. Salah satunya terkait ilmu haji (Thawaf dan Sa'i).


Thawaf merupakan suatu langkah fisik mengelilingi Ka'bah. Mengelilingi Ka'bah melambangkan kegiatan manusia yang tiada henti, dan berpusat pada Ka' bah melambangkan bahwa segala kegiatan hanya berprinsip kepacda Alah semata-mata, tiada yang lain.


"Inilah pusat prinsip manusia. Berputar ke kiri (anti clockwise) saat mengelilingi Ka'bah adalah gerakan yang mengarah kepada inti atom, pusat gaya tarik magnet. Gerakan ini seperti elektron-elektron mengitari inti atom, atau gerakan planet yang mengelilingi inti tata surya, yakni Matahari," papar Iman.




Menurutnya, semua benda dari yang terkecil hingga yang terbesar, dari atom sampai sistem tata surya, berthawaf, patuh mengikuti aturan-Nya.


"Berputar tujuh kali melambangkan suatu upaya perjuangan yang tiada kenal henti. Perjuangan itu pun harus tetap berpusat pada prinsip, apa pun yang terjadi. Allah-lah pusat kekuatan prinsip. Bergerak dengan prinsip ini tidak hanya diwujudkan dalam perkataan, atau disimpan dalam batin saja, tetapi diaplikasikan secara total. Thawaf, adalah perwujudan dari langkah Tauhid, bergerak dan tidak diam."




Iman melanjutkan, "Thawaf sebagai pelatihan untuk mempertajam prinsip tauhid, akan menciptakan pemahaman yang tidak hanya dibentuk melalui pendengaran dan penglihatan, tetapi juga melalui aktivitas fisik yang dilakukan berulang-ulang. Pengalaman thawaf ini, akan menciptakan suatu paradigma, atau potret dalam alam pikiran kita."


Pria berjas hitam nan gagah itu mengajak para pesertanya untuk praktek agar mudah dipahami dan berusaha untuk memvisualisasikannya (saat berada di dekat Ka'bah). Dengan beberapa doa yang dilantunkan.




Kemudian, Iman melanjutkan dengan kisah Siti Hajar, istri Nabi lbrahim AS. Pada suatu waktu, berjalan bolak balik di tengah gurun yang tandus, mencari air untuk anaknya, di antara bukit Shafa dan Marwa. Shafa, arti harfiahnya adalah "kesucian dan ketegaran." Siti Hajar ketika itu tidak hanya berlari satu kali lalu berhenti karena tidak menemukan air yang diperlukannya. Tetapi, ia kembali bangkit dan berlari, dan berupaya lagi.


"Ketika gagal, ia berusaha lagi untuk mencari air yang sangat dibutuhkannya itu. Ketika gagal lagi, ia masih terus berusaha mencari dengan berlari."


Lebih lanjut, "Dalam hatinya yang suci dan teguh, ia hanya ingin menyelamatkan anaknya, dorongan suara hati karena Allah SWT. la terus berupaya tanpa kenal putus-asa, untuk selalu berpegang kepada Allah Yang Maha Esa. Setelah sekian kali berupaya, barulah ia menemukan mata air yang dibutuhkannya itu, atas pertolongan Allah Yang Maha Memberi."




"Teladan dari sikap Siti Hajar itu diabadikan oleh Allah SWT dalam Sa'i pada haji, untuk mengajarkan manusia tentang pentingnya sikap istiqamah, persistensi, atau upaya tiada kenal lelah dan henti."


Trainer ESQ itu menyampaikan bahwa Thawaf dan Sa'i itu ibarat saat kita hidup baik itu bekerja, sekolah, kuliah dan lain lain tetaplah mempunyai meaning dan purpose dalam hidup (tentu yang ujungnya pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa). Sehingga, untuk mencapainya kita memiliki energi yang besar, semangat yang tinggi.


"Tak ada orang sukses tanpa mengalami kegagalan dan perjuangan. Ciri orang gagal adalah berhenti pada saat mengalami hambatan dan kesulitan. Sedangkan orang sukses tidak berhenti saat ia belum berhasil. Thomas Alpha Edison mengalami kegagalan 10.000 kali sebelum akhirnya ia berhasil membuat bola lampu pijar. Rasulullah pun mengalami berbagai masalah yang sangat berat sebelum Islam mendunia," sambungnya.


Kegagalan harus diterima sebagai sebuah upaya pembelajaran yang membuat Anda menemukan sebuah pemikiran, penyempurnaan, dan metode yang lebih jelas. Kegagalan dapat diumpamakan sebagai sebuah batu intan yang belum digosok. Semakin sering gagal, maka makin sering pula gosokan yang diberikan, dan akan makin bersinarlah batu intan tersebut.




Kegagalan akan menghapus kebiasaan yang buruk, karena kegagalan akan menghancurkan kesombongan. Kegagalan juga meningkatkan kecerdasan emosi Anda melalui sikap rendah hati, terbuka dan persisten. Kegagalan melalui ujian atau cobaan akan menghasilkan mental yang membaja. Kita butuh kegagalan untuk menyempurnakan sikap dan mental kita.


Di akhir sesi, beberapa peserta memberikan testimoninya dengan sangat antusias.


"Bagi teman teman yang belum ikut final chapter secara offline harus segera ikut, karena feel nya beda sekali dengan yang ikut secara online. Perasaan untuk kita sa'i nol, berusaha untuk bernilai nol, dan tidak 50:50 itu hanya akan terasa kalau kita offline," kata Siska Indriati.




Endah asal Tangerang, "Soal perasaan, saya tidak bisa mengungkapkannya karena ilmu yang didapat di training Final Chapter ini tidak hanya ilmu dunia tapi ilmu itu ternyata selalu sinkron dengan ilmu yang ada di Al Quran."


"Temen temen yang sudah mengikuti Next Chapter wajib ikut juga Final Chapter karena di sinilah pengalaman spiritual yang akan kita dapatkan, perasaan yang akan kita dapatkan yang bisa merubah kita menjadi umat manusia yang lebih baik lagi," ajaknya.




Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA