Jumat, H / 29 Maret 2024

Tadaburi Al-Qari'ah Gapai Surga

Rabu 29 Dec 2021 09:42 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: Dokumen Pribadi Mushlihin

Oleh: Mushlihin (Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 5 Karanggeneng Lamongan 2013-2019)


ESQNews.id, JAKARTA - Atas berkat rahmat Allah, saya ditunjuk menjadi juri perlombaan tartil dan sambung ayat di SMP Muhammadiyah Karanggeneng Lamongan. Sekolahnya Bupati Lamongan Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA. Karenanya saya dapat mentadaburi surah Al-Qari'ah. Saya pun bersemangat membaca beberapa kitab. Di antaranya tafsir Ibnu Katsir, Al-Misbah, Al-Usyr Al-Akhir, Al-Hadi, Tafsir Qur'an per kata, juz'amma for kids dan kamus ilmu Al-Qur'an, serta mengikuti tadabur Alquran grup SPN.


Secara umum surah ke-101 ini adalah sentuhan terhadap hati agar teringat huru-hara hari kiamat. Wahyu ke-30 di Makkah ini tentang kejadian hari kiamat yang dahsyat. Manusia kebingungan, gunung meletus alias berhamburan, dan amal  ditimbang. Bila kebaikannya lebih banyak, maka kehidupannya menyenangkan. Sebaliknya bila lebih banyak keburukannya, maka tersiksa.




Selain itu surah yang terdiri dari 11 ayat ini tidak punya nama lain kecuali Al-Qari'ah. Mari kita tadaburi ayat demi ayat.


ٱلۡقَارِعَةُ


Hari Kiamat. Peristiwa besar. Ketukan yang keras. Hari yang menggetarkan hati manusia karena kedahsyatan huru-haranya. Para makhluk sangat ketakutan.


مَا ٱلۡقَارِعَةُ


Apakah hari Kiamat itu? Apakah peristiwa besar itu? Pengulangan kata ini untuk memperbesar kondisi kiamat. Kalimat pertanyaan ini untuk mengundang perhatian bagi makhluknya.


وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ


Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pertanyaan itu tidak dapat dijangkau oleh nalar. Meskipun manusia mengetahui hari kiamat, tetapi tidak akan mampu menjangkau hakikatnya. Sedangkan Ta' marbuthah bukan menunjukkan perempuan, tapi kehancuran alam raya yang amat luar biasa. Sehingga memekakkan telinga.


يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلۡفَرَاشِ ٱلۡمَبۡثُوثِ


Pada hari itu manusia seperti laron atau kupu-kupu yang beterbangan. Mereka kebingungan. Berlarian ke sana kemari. Tidak tahu arah dan tujuan. Berebut cahaya sampai berguguran lantaran tersiksa.



وَتَكُونُ ٱلۡجِبَالُ كَٱلۡعِهۡنِ ٱلۡمَنفُوشِ


Dan bahkan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Gunung meletus dan mengeluarkan isinya,  bagaikan kapas yang menyatu dan dihamburkan oleh angin. Hingga menjadi ringan dan rata dengan tanah. Padahal gunung menancap di bumi sebagai pasak dan sangat berat serta berwarna-warni. Hijau berisi perunggu, merah berisi besi, dan hitam berisi batubara serta putih berisi batu kapur.


فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ


Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya. Adapula yang mengartikan amal salehnya lebih berat dari pada amal buruknya. Dengan kata lain setiap amal ada tolok ukurnya yang disebut mizan.


فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ


Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Kehidupan yang diridhai. Mereka mendapatkan surga yang penuh kenikmatan selamanya. Mereka tidak akan mengalami kesedihan.


وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ


Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, lebih berat kejahatannya, sewaktu di dunia kerap berbuat maksiat,


فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ


Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tempat tinggalnya di jahanam. Neraka yang paling dalam. Inilah orang yang paling rugi.


وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ


Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? Allah ingin menjelaskan perihal neraka.


نَارٌ حَامِيَةُۢ


(Yaitu) api yang sangat panas. Api itu membakar orang yang masuk ke dalamnya. Begitu menyeramkan.


<more>


Karenanya sebelum "kiamat" terjadi, sempurnakan kebaikan.  Kurangi perdebatan berkaitan kapan hari kiamat. Gapai surga dan jauhi hawiyah. Lantaran bertinggal di hawiyah merupakan seburuk-buruk tempat pun lebih susah. Sementara menggapai surga lebih mudah. Semoga tadabur, lomba tartil, saling menasihati, amar makruf dan bersabar merupakan jalan menuju surga.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA