Jumat, H / 29 Maret 2024

Sumpah Sang Pemimpi

Rabu 09 Aug 2023 15:14 WIB

Ida S. Widayanti

Kekuasaan Majapahit

Foto: -


Oleh: Ary Ginanjar Agustian*

Keyakinan adalah mempercayai keberadaan lautan hanya dari melihat sebuah sungai kecil. (William Arthur Ward)

 

 

ESQNews.id, JAKARTA - Alkisah, suatu hari Gajah Mada membayangkan negeri Majapahit sebagai sebuah kerajaan adidaya. Mimpinya ini terus memenuhi pikirannya, hingga pada pengangkatannya sebagai Patih Amangkubhumi Majapahit (Perdana Menteri) tahun 1258 Saka (1336 M), ia mengikrarkan Sumpah Hamukti Palapa. Dalam pidatonya di Bale Manguntur di hadapan Ratu Tribhuwanatunggadewi dan para tamu undangan yang terhormat, Gajah Mada menyatakan bahwa Gajah Mada sang Maha Patih 

tidak akan makan palapa selama belum menyatukan Nusantara. 

 

Sumpah ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi, “Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa. 

 

Artinya: Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, ”Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”. 

 

Begitu mendengar sumpahnya tersebut, hadirin langsung geger. Betapa beraninya Gajah Mada mempertaruhkan kesenangan demi kebesaran Majapahit. Namun Gajah Mada terbukti mampu mewujudkan visinya menyatukan Nusantara dan melindunginya dari serbuan bangsa asing dari jauh, Tartar (Mongol) dan kulit putih. 

 

Usia Gajah Mada waktu itu terbilang muda untuk menggantikan posisi sebagai patih Majapahit. Namun tidak seorang pun yang meragukan pengabdian dan kesetiaan Gajah Mada terhadap raja dan negaranya. Dimulai dari tindakan heroiknya menyelamatkan raja dari kejaran para pemberontak dan mengembalikannya ke singgasana.

 

Sumpah Gajah Mada tidak sia-sia. Cita-cita patih terbesar dan terkenal dari Kerajaan Majapahit itu bisa terwujud karena ia telah menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadinya. Membutuhkan waktu 23 tahun untuk mewujudkan impiannya itu. Wilayah yang cukup luas, yang membentang dari Tumasek (Singapura) di Ujung Barat sampai dengan Pulau Seram di ujung Timur, terbukti berhasil disatukan. Oleh karena itu, hingga kini Sumpah Palapa dianggap sebagai 

titik awal dari menyatunya wilayah Nusantara.

 

 Kisah Gajah Mada menunjukkan bahwa Indonesia dalam sejarahnya dibangun oleh sebuah perjuangan besar dan oleh orang yang besar. Sumpah Palapa mengajarkan bahwa keberhasilan sebuah perjuangan ada pada visi, tekad, dan keyakinan yang kuat.•


*Founder ESQ Group


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA