“ASI is not the best, because there is will be the second best. Jadi, ASI adalah normalnya ASI. ASI tidak tergantikan,” ujar Hesti Kristina P. Tobing, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI) dalam Seminar Kesehatan Reproduksi Anak di BKKBN pada Rabu (1/8).
ESQNews.id, JAKARTA – Sudah sewajarnya bagi seorang ibu memberikan asupan terbaik bagi buah hati mereka. Salah satunya ialah pemberian ASI, yang dilakukan sejak sang buah hati lahir hingga asupan gizinya tercukupi.
ASI sendiri merupakan asupan yang paling penting bagi seorang anak dalam proses tumbuh kembang. Namun sayangnya, saat ini banyak ibu yang lebih memilih menggunakan susu formula ketimbang ASI.
Dalam Seminar Kesehatan Reproduksi Anak yang diselenggarakan BKKBN, Hesti Kristina, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI), mengatakan jika sufor sesungguhnya tidak baik bagi anak-anak.
“Sufor merupakan susu sapi yang diformulasikan oleh manusia dengan memasukkan kandungan-kandungan yang sebenarnya sudah ada pada ASI. Sehingga, pada dasanya sufor hanya mengandung gizi nol, vitamin sintetik, dan mudah terkontaminasi zat-zat berbahaya,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan jika ASI bukanlah sesuatu yang dapat tergantikan. “ASI is not the best, because there is will be the second best. Jadi, ASI adalah normalnya ASI. ASI tidak tergantikan,” tambah Hesti.
Selain itu, menurutnya pemberian ASI ekslusif merupakan langkah yang paling tepat dalam upaya menghindari anak dari kecacatan tumbuh kembang seperti stunting (tubuh kerdil). “Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan kegiatan menyusui sampai usia 2 tahun lebih dapat mencegah anak mengalami stunting atau memiliki tubuh yang kerdil,” tutupnya.