Jumat, H / 29 Maret 2024

Stunting, Ini Cara Menanggulanginya

Selasa 03 Dec 2019 14:32 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Sekeluarga yang terkena stunting (kerdil)

Foto: Youtube

ESQNews.id, JAKARTA – Stunting (kerdil) berarti gagal tumbuh sejak usia anak-anak. Penyebab utamanya yaitu dari gizi ibu hamil dan gizi saat balita. Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study).


Jumlah anak Stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga miskin dan kurang mampu, tetapi juga terjadi pada anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi pada anak dari kelompok masyarakat miskin.


<more>


Perlu adanya upaya dan penanggulangannya misal dengan Intervensi Gizi Spesifik. Sebuah upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi secara tidak langsung. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor non–kesehatan. Menurut Litbang Kemenkes ada beberapa kegiatan, antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan lain-lain. Berikut adalah upaya lainnya yang perlu diperhatikan:


Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:

  1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
  2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat dengan mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
  3. Mengatasi kekurangan Iodium dengan menggunakan garam beriodium.
  4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
  5. Melindungi ibu hamil dari malaria.


Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan:

  1. Mendorong Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk mendapatkan ASI jolong/colostrum.
  2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
  3. Mendorong ibu mencuci tangan dengan benar.




Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 6-24 bulan:

  1. Pemberian MP-ASI sesuai kebutuhan dan bergizi seimbang, serta ASI diteruskan hingga 24 bulan.
  2. Menyediakan obat cacing.
  3. Menyediakan suplementasi Zink.
  4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
  5. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
  6. Memberikan imunisasi lengkap.
  7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.


Intervensi gizi sensitif:

  1. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih.
  2. Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi.
  3. Melakukan fortifikasi bahan pangan.
  4. Menyediakan akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
  5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
  6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
  7. Memberikan pendidikan pengasuhan kepada orang tua.
  8. Memberikan pendidikan anak usia dini Universal.
  9. Memberikan pendidikan gizi masyarakat.
  10. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.
  11. Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
  12. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA