Kamis, H / 28 Maret 2024

Santri Kalong [Part 2]

Jumat 25 Oct 2019 11:34 WIB

Author :Mushlihin

ilustrasi

Foto: google pics


Oleh: Mushlihin

ESQNews.id - Tak berselang lama azan awal sayup-sayup terdengar dari kejauhan. Para santri tak menghiraukan. Malah menarik selimut berupa sarung kebanggaan. Layaknya iklan yang mengatakan "dipakai resmi bisa, santai pun bisa". Maklum itu merupakan sarung satu-satunya.

 

Kemudian kiai datang dan membangunkan santri penuh kasih sayang. Pakai sorban. Namun tak diindahkan. Beliau ambil air dan diguyurkan ke seluruh badan. Seketika itu mereka berlarian tunggang-langgang. Terus  berwudu dan salat malam serta jamaah subuh.  

 

Selanjutnya santri mempelajari kitab kuning metode klasikal. Diantaranya tafsir al maraghy tiap Sabtu, subulus salam tiap Ahad, riyadhus shalihin tiap Senin, alfiyah tiap Selasa, imriti tiap Rabu, dan bulughul maram tiap Kamis. Adapun Jumat latihan khutbah. Tak ada orangtua yang lapor polisi atas hukuman yang diterapkan.

 <more>

Sekitar jam lima kajian baru usai. Semua santri pulang ke rumah guna mandi dan sarapan pagi. Terus berangkat ke sekolah lagi sampai jam satu siang hari.

 

Tanpa terasa sudah enam tahun menekuni pesantren malam. Ilmunya sangat membantu memasuki Perguruan Tinggi yang diidamkan. Akhirnya lulus dengan predikat sangat memuaskan. Dapat pekerjaan mapan. Hidup berkecukupan diliputi kebahagiaan.

 

Kini ia diperbantukan pada pesantren modern yang baru  didirikan. Fasilitas representatif. Free wifi. Pelayanan prima. Makan minum gratis. Sumber belajar bertebaran. Pengasuhnya profesional. Tetapi tantangannya tak ringan. Misalnya  harus berburu santri kesana kemari. Kadang yang daftar semangat belajarnya rendah. Akhlaknya masih tercela.  Kenakalan mencuat. Dituntaskan satu, esok muncul pelaku yang baru.

 

Meskipun begitu, ia tak pernah putus asa. Memasyarakatkan perlunya mondok. Sebagaimana firman Allah "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya (Surat At-Taubah, ayat 122)."

 

Usahanya tidak sia-sia. Santri kian bertambah. Dukungan mulai mengalir. Standar kompetensi lulusan mengagumkan. Mereka mencintai agama dan negara.


Sebelumnya <<<< Santri Kalong [Part 1]

 

Mushlihin

*Alumni Pondok Pesantren al Basyir Takerharjo Solokuro Lamongan 1986-1992.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA