Selasa, H / 13 Mei 2025

Rahasia Mengapa Intelektual Saja Tidak Cukup untuk Bekal Kesuksesan Dibahas dalam Kuliah Perdana Bersama Ary Ginanjar Agustian untuk Mahasiswa Baru ESQ Business School

Senin 05 Sep 2022 19:48 WIB

Reporter :EDQP

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - ESQ Business School menyelenggarakan prosesi resepsi penerimaan mahasiswa baru atau yang biasa disebut Welcoming Reception yang bertempat di Ruang Auditorium Prof. Ir. Surna Tjahja Djadjadiningrat Lantai 18 kampus ESQ Business School pada Senin 5 September 2022.


Acara ini diikuti oleh seluruh mahasiwa baru ESQ Business School tahun akademik 2022/2023 yang berasal dari 3 Program Studi yaknI: Manajemen Bisnis, Sistem Informasi, Ilmu Komputer. Acara ini diselenggarakan secara hybrid (Online & Offline) di mana untuk online melalui aplikasi zoom meeting.




Acara Welcoming Reception ini juga sekaligus diisi oleh kuliah perdana bagi para mahasiswa baru ESQ Business School oleh Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian. Ary mengatakan bahwa intelektual itu tidak cukup untuk menuju kesuksesan, karena di samping itu nilai emosional dan spiritual sangat berperan penting untuk bekal kesuksesan seseorang.


Pendiri Gedung Menara 165 itu mengatakan bahwa untuk sukses, yang harus dipunyai generasi muda bukan hanya nilai akademik yang bagus saja, tapi jauh lebih penting dari itu, akhlak dan karakter memegang peranan yang sangat besar dalam membuat seseorang sukses di masa depan.


“Kalianlah orang yang sudah Allah pilih untuk berkuliah di kampus ESQ Business School. Tidak ada daun yang jatuh tanpa seizin-Nya, dan tidak ada sesuatu yang kebetulan, bisa jadi, doa orangtua Anda lah yang membawa Anda untuk berkuliah di kampus ini. Saya ingin, Indonesia Emas di tahun 2045 dipegang oleh Anda, lulusan dari kampus ESQ Business School," tutur Ary Ginanjar.



<more>

Pembelajaran di kampus ESQ Business School menggunakan metode SKI (Spiritual, Kreativitas, dan Intelektualitas) itulah yang membedakan ESQ Business School dengan kampus lain, dan di sini juga metode pembelajarannya adalah dengan “The EBS Way” di mana mahasiswa ESQ Business School tak hanya diajarkan ilmu akademik (untuk atapnya) tapi juga ilmu 165 dan Nasionalisme (sebagai pondasinya) serta nilai-nilai seperti Integrity, Passion, Creativity, Hummility, dan Professionalism sebagai tiangnya.




Ary juga menceritakan terkait gempa bumi hebat yang terjadi di Tokyo Jepang pada tahun 1923. Gempa bumi itu meluluhlantahkan semua bangunan dan hanya tersisa satu bangunan yang masih berdiri kokoh, yaitu Imperial Hotel. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata yang membuat gedung itu kuat bertahan adalah fondasi yang kokoh.


Begitu pun dengan membangun manusia. Agar menjadi manusia yang paripurna, maka fondasi yang kokoh harus dibangun. Jika fondasi yang kokoh ini kurang diperhatikan dalam membangun manusia, maka kita akan temukan di kemudian hari akan banyak masalah-masalah yang akan dihadapi.

"Oleh karena itu, kami di ESQ Business School, menyiapkan sebuah model untuk membangun manusia yang kami sebut dengan The EBS Way. Sebuah rumah yang sempurna memiliki fondasi, tiang dan atap. Demikian halnya dalam membangun manusia, kita perlu menyiapkan fondasi, tiang dan atap. Fondasi yang kita bangun adalah Belief, tiangnya adalah Values dan atapnya adalah Competency," tuturnya.


The EBS Way adalah kurikulum berbasis pendidikan karakter yang diterapkan di ESQ Business School


Ary melanjutkan, "Untuk menjadi Belief dalam fondasi, ESQ Business School menanamkan Always Number One dengan nilai-nilai 165. Nilai nilai 165 bersumber dari Ihsan, Iman dan Islam, serta dilandasi atas keyakinan terhadap agama dan berjiwa nasionalisme. Setelah fondasi berdiri, maka selanjutnya adalah tiangnya. Dan yang menjadi tiang adalah values, nilai-nilai yang membentuk karakter, sikap dan perilaku. Ada lima nilai utama yang ditanamkan pada mahasiswa yaitu, Integrity, Passion, Creativity, Humility, dan Professionalism."




Setelah Belief dan Values (fondasi dan tiang) terbentuk, di atasnya kita bangun atap. Dan yang menjadi atapnya adalah Competency. Kompetensi ini adalah kemampuan yang dimiliki untuk mampu mandiri bekerja dan menghasilkan karya berdasarkan minar dan bakat.


“Kecerdasan Interlektual (IQ) yang kita miliki hanya berpengaruh 20% bagi kesuksesan kita. Sedangkan 80% adalah karena faktor kekuatan lain yaotu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Inilah kecerdasan yang selama ini dilupakan orang," lanjutnya.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA