Kamis, H / 28 Maret 2024

Pulau Sangiang, Menyimpan Pesona Juga Kisah (2)

Sabtu 31 Aug 2019 06:11 WIB

Author :Muhammad Zaidan Feikar

Menikmati Senja di Tepi Pantai

Foto: Muhammad Zaidan Feikar

Pesona Di Balik Ketertinggalan

Rute menuju Pulau Sangiang tidak sulit. Dari kota Serang, Banten, pengunjung bisa menggunakan angkutan umum menuju Cilegon. Selanjutnya perjalanan diteruskan menuju Pelabuhan Paku, kota Anyer. Dari Pelabuhan Paku, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Sangiang menggunakan kapal bermotor dengan biaya penyebrangan sekitar Rp. 40.000.



Sesampainya disana, pengunjung akan disuguhkan dengan suasana pulau yang masih sepi dan asri. Hutan tropis yang masih hijau, air laut yang berwarna kebiruan serta pantai berpasir putih semakin menambah keeksotisan pulau ini.



Pulau sangiang memiliki banyak potensi wisata, di antaranya adalah potensi wisata bahari. Keindahan alam, pantai dan kekayaan bawah laut seperti berbagai macam jenis ikan serta terumbu karang yang beraneka ragam merupakan objek wisata utama di pulau ini. Objek wisata lainnya adalah pantai sepanjang, goa kelelawar, puncak arjuna, tebing karang, puncak begal, spot snorkeling, diving dan masih banyak lainnya.

Untuk wisata budayanya sendiri, terdapat goa dan benteng-benteng bekas pertahanan Jepang. Namun lokasi peninggalan sejarah tersebut terletak di sekitar pos TNI sehingga membutuhkan perizinan yang sangat ketat.

Di Pulau Sangiang ini, sangat jarang dijumpai anak-anak kecil dan remaja dikarenakan mereka bersekolah di “darat” (sebutan masyarakat setempat untuk Anyer, Pulau Jawa). Tidak adanya fasilitas Pendidikan di pulau tersebut (hanya terdapat satu taman baca yang kurang layak) memaksa masyarakat untuk merantau ke Pulau Jawa untuk bersekolah dan hanya pulang ketika akhir pekan atau waktu libur.



Karena mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani di kebun kelapa, maka letak pemukimannya menyebar. Meskipun berjauhan, masyarakat Pulau Sangiang masih mengenal satu sama lain dan saling membantu antar sesama. Setiap satu minggu sekali, masyarakat rutin berkumpul pada pengajian malam Jumat dan dilanjutkan dengan gotong royong bersih-bersih pulau keesokan harinya. Pada momen inilah masyarakat memastikan bahwa tetangganya baik baik saja.








[1]   [2]   [3]   [4]


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA