ESQNews.id, JAKARTA – SMPIT Taruna Insani, sebuah Pondok Pesantren Modern untuk Tahfidz Quran mengadakan acara bertajuk “Menulis Mushaf untuk Indonesia” yang berusaha memecahkan rekor MURI menulis mushaf Al-Quran serentak oleh 60 santri, 30 juz dalam waktu 5 jam.
Kegiatan menulis mushaf Al-Quran ini dilakukan dengan menyalin mushaf ke lembar kertas yang disediakan dengan tulisan tangan para santri. Masing-masing santri menulis sebanyak 10 lembar. Acara yang dilaksanakan pada Selasa (20/11/2018) dari pagi hingga setelah dzuhur ini memilih tempat di Masjid Ar-Rahim, Menara 165. Menurut Buya Zendri, penggagas acara menulis mushaf ini pemilihan tempat tersebut karena “kita lihat unik ya, di atap masjidnya berlafadzkan Allah. Berada di lantai paling atas, bagi kita sangat identik untuk suatu tempat yang saya kira satu ruh dengan program yang kita lakukan,” ujar alumni ESQ tahun 2006 ini.
Menulis Mushaf dengan Tulisan Tangan Sendiri
Acara yang bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW ini juga dihadiri oleh para orang tua dan wali santri. Buya Zendri menuturkan menulis mushaf Al-Quran dengan tulisan tangan sendiri ini adalah cara untuk menghafalkan Al-Quran agar lebih lekat dalam ingatan. Dan di pondok pesantren dikondisikan lingkungan yang semuanya menulis Al-Quran walaupun tak ada waktu khusus untuk menulis, para santri bisa menulis kapan saja diluar jadwal pembelajaran sekolah. “Ada anak yang menulis 1 mushaf dalam waktu 6 bulan. Setiap anak punya karakter masing-masing dalam tulisannya.” papar Buya Zendri.
Dawamkan Menulis Mushaf, Lekatkan Hafalan Quran
Tumbuhnya keinginan anak untuk selalu dekat dengan Al-Quran dengan berbagai cara salah satunya dengan menulis menjadi harapan Buya Zendri. Ia juga ingin seluruh pesantren yang ada di Indonesia juga membudayakan atau mendawamkan menulis mushaf. Karena dengan menulis langsung banyak memberikan ilham dalam memahami Al-Quran itu sendiri. Jadi menulis itu pada waktunya akan menjadi sebuah budaya dimana orang yang menghafa juga menulis dan itu akan memperkuat hafalannya.
Acara ini juga berkolaborasi dengan FKA ESQ dan manajemen Menara 165. Sebagai alumni ESQ, Buya Zendri berharap untuk ESQ bisa selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang bersifat pembentukan generasi yang memiliki karakter seperti ini. “Karena Al-Quran bagi kita adalah sumber dari seluruh karakter yang ada. Al-Quran berbicara tentang orang-orang muttaqin sebagai karakter yang jelas. Melalui Al-Quran inilah karakter muttaqin ini terbentuk, sehingga karakter muttaqin ad alah orang-orang intelektual yang disebut dengan ulil albab disebut dalam Al-Quran, kalau di ESQ disebut dengan orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual,” jelasnya.
Menara 165 Memfasilitasi Kegiatan Para Alumni ESQ
Pada kesempatan setelah shalat dzuhur berjamaah di Masjid Ar-Rahim, Lea Irawan selaku Dirut Grha 165 menuturkan, “Gedung Menara 165 ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh alumni ESQ yang ingin membuat suatu kegiatan-kegiatan dengan prestasi nyata seperti ini,” ucapnya.
“Jadi saya ingin sampaikan kami mewakili manajemen, mewakili direksi dan juga mewakili Pak Ary Ginanjar menjadikan ini (kegiatan menulis mushaf) misalnya program tahunan dijadwalkan saja silahkan dan kami dengan senang hati akan mendampingi,” tambahnya.
Pondok Pesantren yang Mendawamkan Menulis Mushaf Al-Quran
Ponpes Modern SMPIT Taruna Insani ini memang memiliki keunikan tersendiri dibanding ponpes lainnya. Taruna Insani mempunyai program unggulan yaitu mendawamkan para santrinya untuk menulis mushaf Al-Quran.
Kepala Sekolah Pondok Pesantren Taruna Insani, Drs. H. Albert Hardy, M.M atau yang sering dipanggil Buya Al-Hardy menuturkan dengan mendawamkan menulis mushaf ini juga membuat tamatan sekolahnya mampu menterjemahkan Al-Quran, “tamatannya itu insya Allah bisa menterjemahkan Al-Quran dengan baik, kemudian dengan kemampuan menterjemahkan itu memudahkan dia untuk bisa hafal sampai 30 juz. Kemudian dia diperkuat oleh mushaf Al-Quran tulisan tangan sendiri. Nah, Mereka punya Mushaf pribadi,” terangnya.
Metode Yassiru, Mudah Menterjemahkan Kata per Kata
Buya Al-Hardy juga mengatakan bahwa, “Pada umumnya hafalnya (penghafal Al-Quran) adalah hafal beo atau kosong, tapi kita hafalnya adalah hafal isi. Karena dia mengerti apa yang dia hafal.
Hafalnya bukan sekedar menterjemahkan secara umum saja, bahkan menterjemahkannya per kata. Metode ini kamigagas, kami beri nama “Yassiru” yang artinya mudah. Berupaya semaksimal mungkin melahirkan sebuah metode atau melakukan pendekatan yang sangat luar biasa kepada Al-Quran kita tidak hanya bisa membaca saja tapi kita berupaya untuk mengerti dan paham isi Al-Quran,” paparnya.
Pesantren Baru yang Berprestasi Tingkat Nasional
Pondok Pesantren Modern Taruna Insani yang beralamat di Jalan AMD RT. 01/08, Sasakpanjang-Tiger, Tajurhalang, Kab. Bogor, Jawa Barat, ini didirikan tahun 2014, baru menjelang 4 tahun dan lulusannya baru 1 angkatan. Dan angkatan itu juga menjadi angkatan pertama untuk SMA yang baru dibangun tahun 2018 ini karena alumninya menginginkan terus menimba ilmu di Taruna Insani. Tahun ini tahun pertama untuk SMA.
Untuk kemampuan menterjemahkan Al-Quran yang dimiliki alumni SMPIT Taruna Insani adalah 80%, agar sempurna 100% lulusannya disarankan untuk lanjut sampai SMA di Taruna Insani untuk mendalami memahami Al-Quran dengan metode Yassiru.
Berbagai prestasi telah diraih Taruna Insani sejak dua tahun berdirinya. Melalui seringnya mengikuti lomba, salah satunya lomba tingkat DKI, Juara 1 menterjemahkan Al-Quran. Dan tingkat nasional mewakili DKI juara harapan 2.