Jumat, H / 29 Maret 2024

Nikmat Sehat

Selasa 24 Aug 2021 15:26 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ilustrasi

Foto: myparla.com

Oleh: Faqih Al Fadlil (Guru di MILBoS Internasional)


ESQNews.id, JAKARTA - Zaman telah berubah. Banyak sekali kabar duka berdatangan dan bertebaran di sosial media atau depan mata. Seakan mati itu sudah biasa terdengar oleh telinga.


Dulu mungkin kita dengar duka dari keluarga, teman, atau tetangga. Tapi sekarang seakan kabar itu semakin dekat saja. Bukan hanya temannya teman, atau saudaranya tetangga. Mungkin sekarang sudah mencapai teman, tetangga, atau bahkan sudah masuk ke ranah keluarga. Sungguh sangat dekat sekali.


Adanya Corona membuat seisi dunia pusing dan sakit kepala. Pemerintah bingung harus bagaimana, tenaga kesehatan lelah mengobati pasiennya, rakyat bingung cari kerja.




Semua lapisan manusia di muka bumi telah menghadapi kerisauan. Satu sisi ingin membatasi mobilisasi dan interaksi. Sisi lain, ekonomi dan kehidupan didapat dengan adanya interaksi dan komunikasi. Hal yang membingungkan.


Dengan duka yang menimpa, masih saja ada sebagian orang memanfaatkan keadaan dengan menaikkan semua harga barang atau jasa dengan harga selangit. Semua itu menjadi hal yang menyulitkan. Atau mau ke manapun semuanya harus menggunakan surat bukti tuk meyakinkan. Sudah tertimpa duka, ditambah dengan situasi yang menyedihkan pula. Diri ini hanya bisa tertawa.


<more>


Banyak orang sakit dengan mudah. Bahkan bisa menular dengan cepat dan menyiksa. Masalahnya, ketika mereka harus di rumah, lalu siapa yang akan kerja. Siapa yang akan mencari nafkah tuk menghidupi keluarga. Rakyat sudah susah. Ditambah dengan peraturan menyiksa tanpa memberikan solusi nyata.


Sungguh menyedihkan orang terdekat, tiba-tiba sudah tiada. Sosok yang selalu menemani kita, tiba-tiba pergi begitu saja. Dengan cara yang tidak disangka-sangka. Dan tak diduga-duga. Berjalan begitu saja tanpa ada jeda. Sungguh menyilaukan mata dan memengkakkan telinga. Semua di dunia seakan tidak ada guna. Karna orang-orang telah mendahului kita. Apa yang bisa dilakukan tanpa mereka?



Yang paling menakutkan dari semuanya adalah dicabutnya ilmu dari dunia dengan diwafatkannya para ulama. Itu adalah sebuah fitnah. Tanda bahwa bumi sudah tua. Sebentar lagi akan datang ajalnya. Akan muncul manusia-manusia yang menyebarkan kedustaan dan kebohongan kepada manusia. Guna menyesatkan dan menghancurkan peradaban dunia.


Sudah berapa banyak ahli ilmu yang meninggalkan kita? Tentu saja tak terhitung jumlahnya. Bahkan, kabar datang begitu cepat seperti kereta. Apalagi jumlah wafatnya orang biasa? Dunia sedang menangis. Kecuali orang-orang pencipta virus yang bengis. Mereka membunuh banyak orang dengan tragis. Hanya untuk mencapai tujuan bisnis. Entah itu politis atau biologis.


Banyak orang menangis dan berseduka. Di sisi lain ada orang yang senang dan tertawa. Selalu saja ada sebab dan akibat dari semua kajadian yang ada. Tidak akan pernah berakhir tantangan di dunia. Pasti selalu ada saja sedikit pengacau dan pencari laba. Itu sudah biasa.


Maka syukurilah setiap kesehatan yang dipunya. Karna itu sangat mahal harganya. Tidak ada yang bisa membeli sehat. Karena sehat itu dari Allah. Dan manusia tidak akan bisa sehat kecuali Allah yang memberikannya. Orang yang bisa merasakan nikmatnya sehat hanyalah mereka yang tahu sengsaranya sakit. Wallahua’alam.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA