ESQNews.id, JAKARTA – Senin 21 Maret 2022 di Yogyakarta,
telah berlangsung Konferensi Kerja Nasional III PGRI atau yang biasa dikenal
dengan sebutan RAKORNAS PGRI 2022. Acara ini juga disiarkan melalui Youtube dan
mendapat perhatian 1,197 views, dengan mengusung tema “Bangkit Guruku, Maju
Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.”
Mendikbud Nadiem Makarim dalam video virtualnya berharap, “Kegiatan hari ini akan melahirkan rencana rencana kerja yang strategis dan terukur untuk meningkatkan pendidikan dan menguatkan semangat guru guru PGRI di seluruh Indonesia. Mari kita menyatukan langkah bersama, bergerak serentak mewujudkan merdeka belajar.”
Kemudian, turut hadir secara faktual yaitu Unifah Rosyidi, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (Ketum PB PGRI) bersama Ketua PGRI DIY, Bupati Sleman, Sekjen serta seluruh jajaran, Pengurus PB PGRI, beberapa Rektor di Universitas, Kepala Dinas Pendidikan (Kabupaten, Kota atau Provinsi) di Yogyakarta, seluruh Ketua PGRI Se-Indonesia baik Provinsi, Kabupaten maupun Kota, dan lainnya.
Di sela – sela acara dilakukan MoU atau Memorandum of
Understanding antara PB PGRI dengan ESQ Group yang dinakhodai oleh Ary Ginanjar
Agustian. Penandatanganan komitmen dan kesepatakan kedua belah pihak ini
bertujuan untuk pembangunan karakter, atau Emotional Spiritual Quotient kepada
pengurus dan anggota PGRI.
Sebelumnya pada bulan Desember 2021, Unifah dan Ary Ginanjar
sudah mengadakan pertemuan sembari silaturahmi di Gedung PGRI, Jakarta.
Wanita pecinta kucing itu juga mengatakan terkait tantangan
yang sedang dihadapi dunia pendidikan saat ini yaitu terkait era disruptif,
teknologi yang semakin canggih dalam artian para siswa bisa belajar darimana
saja termasuk internet. Sehingga peran guru sedikit tergerus, karena itu
mentalnya harus lebih diperkuat. Dan untuk menjawab tantangan yang ada, Unifah
bersama rekan rekannya ingin bersinergi dengan ESQ Group.
“Oleh karena itu, di sini hadir Ustadz Transformatif. Pak
Ary ini jagonya mengisi hati orang–orang seluruh Indonesia termasuk para guru,
kita akan berkolaborasi bersama untuk mengisi hati kita supaya tetap hidup
semangat penuh kasih sayang dan memajukan pendidikan di Indonesia. Serta mewujudkan
Indonesia Emas 2045,” ungkapnya dengan tersenyum manis.
Ary menyambut hangat perhelatan serta kerjasama ini, bahkan
sampai meneteskan air mata saat Hymne Guru dilantunkan.
“Air mata saya menetes sendiri, karena 25 tahun yang lalu profesi saya adalah guru dan bahkan ASN. Saya pernah menjadi dosen di Universitas Politeknik Udayana. Kemudian entah bagaimana saya bertemu dengan ketua umum PGRI, diminta untuk MoU. Sepertinya Allah menarik saya untuk mensupport profesi guru,” jelasnya di atas panggung.
Bicara soal guru, Ary menceritakan sekilas tentang
terjadinya Bom Atom di Hiroshima, “Ketika ada bom atom di Hiroshima dan hancur.
Maka saat itu Kaisar Hirohito datang, dan hanya bertanya ‘berapa guru yang
masih hidup?’ Artinya ini sebuah pesan bahwa guru sangat penting untuk
membangun peradaban.”
Dalam sambutannya, Ary terlihat sangat rileks berbicara di
hadapan puluhan insan pendidik negeri dari Sabang hingga Merauke tersebut.
“Suasana di sini sangat kondusif sekali, penuh dengan semangat
dan kesejukan. Penuh dengan aura energi kebaikan, karena mereka selalu mencerahkan,”
ungkap Ary.
Sebagai penutup, Founder ESQ itu memberikan pantun, “Kalau naik
ke gunung semeru, jangan lupa membawa papan. Kalau ingin melihat Indonesia maju,
jadikan guru yang terdepan. Hidup PGRI, hidup guru.”