ESQNews.id, MEKKAH - Rangkaian ibadah haji bukan sekedar ritual yang perlu dijalankan untuk memenuhi syarat sah, namun pemaknaan ke dalam diri melalui berbagai rangkaian salah satunya adalah menemukan hikmah penting dari Muzdalifah.
Keberangkatan haji oleh para jamaah ESQ Tours Travel sejumlah 256 orang bersama dengan Foundernya langsung yakni Ary Ginanjar Agustian sejak tanggal 20 Juni 2023.
<more>
Dalam wajib haji, jamaah melaksanakan mabit di Muzdalifah pada tanggal 10 Zulhijjah. Yang dimana, mabit ini berarti jamaah bermalam dan beristirahat. Pada kegiatan mabit di Muzdalifah, jamah mempersiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan lontar jumroh.
“Di sana diminta mencari batu, bukan dalam keadaan siang dalam batu nampak. Justru ditempatkan ketika malam hari. Mengapa? Karena malam hari kita menyangka tidak ada batu, tapi begitu kita merundukkan kepala, kita akan menemukan ratusan, ribuan batu.
Bahkan 6 juta orang menemukan batunya masing-masing.” Ary Ginanjar menceritakan keadaan di Muzdalifah kepada jamaah haji untuk memaknai Muzdalifah.
Makna yang dijabarkan Founder ESQ Tours Travel tersebut adalah manusia seringkali merasa dirinya begitu suci, mulia. Namun ketika menyelam ke dalam hati, ternyata masih banyak batu iri, batu dengki, batu ego, dan batu sombong.
“Di sini manusia menemukan betapa hinanya kita. Betapa ternyata kita yang merasa begitu mulia dengan kain ihram, nanti dulu…
Temukan batu-batu dalam batinmu. Semua batu-batu yang menghalangi ihram kita harus kita siapkan di Muzdalifah untuk segera dilontar jumrah.” lanjut Ary.
Segala batu yang menghambat diri kita, menutup fitrah kita. Yakni prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding, serta literatur.
50% manusia dibentuk oleh persepsi, 50% dibentuk oleh nafsu, sedangkan 50% adalah fitrah kita.
Boleh jadi 90% diri sudah dikuasai oleh ego, nafsu, persepsi, alam bawah sadar yang membentuk sehingga manusia tidak mampu menemukan jati dirinya.
“Maka dengan kekuatan kesadaran dua hal, kekuatan wukuf di Padang Arafah, kekuatan bersih dengan kain ihram,
Batu-batu jumroh itu digenggam dengan kuat, lalu dilontarkan dengan lontar jumroh.
Bismillahi Allahuakbar…”
Maka dari itu, Ary mengajak jamaah untuk segera menyelami hati, mencari batu-batu tersebut, mengenali batu-batu yang mengotori ihram sehingga segera untuk dilontar jumroh.
Dalam perjalanan kita, presepsi, dan semua terletak di alam bawah sadar kita. Maka, dengan momentum Muzdalifah ini, melemparkan batu dengan penuh kesadaran.
Inilah mega training dari Allah SWT untuk dapat mengambil makna indah Muzdalifah ke dalam diri kita masing masing.
“Dosa itu ibarat sebuah noktah hitam yang melekat di hati. Jika kita terus melakukan dosa, maka noktah-noktah hitam itu akan semakin mengotori hati, dan lama kelamaan hati menjadi hitam.” HR. Ibnu Majah.
Untuk liat videonya di sini