Jumat, H / 29 Maret 2024

Membangun Jembatan untuk Sang Buah Hati

Sabtu 14 Oct 2023 08:50 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ilustrasi Anak

Foto: Freepik


ESQNews.id, JAKARTA – Ada fakta yang menarik tentang otak. Ternyata otak manusia terdiri dari ribuan sambungan, tempat berjalannya sel-sel listrik di dalam otak. Ketika kita belum mempelajari suatu hal, maka di antara sambungan itu ada celah. Celah yang memisahkan sambungan satu dengan yang lain. Sebuah celah yang tampak kecil, namun akan jadi seperti jurang kalau kita bandingkan dengan kehidupan di muka bumi. Ketika kita mempelajari suatu hal, maka sel listrik dalam jaringan tersebut akan mencoba melompati celah tersebut.

 

Melompat menuju jaringan di depannya butuh tenaga ekstra untuk melompat, apalagi lompatan pertama kali. Begitu pula dengan anak, dia akan melalui proses lompatan ini. Itulah mengapa ketika kita belajar suatu hal, kita akan merasa sulit pada awalnya, dan tidak langsung bisa. Belajar mengemudi juga demikian. Akan butuh waktu untuk mencapai terampil. Butuh waktu, tapi lama-lama akan semakin mudah mempelajarinya. Mengapa? Karena, setelah lompatan pertama, sel tadi akan juga membangun jalan perintis bagi sel listrik lain yang akan melompat juga ketika kita kembali mempelajari hal yang sama.

 

Semakin kita rajin mempelajari hal tersebut, maka jalan perintis tadi semakin lama semakin baik, dan pada akhirnya menjadi kokoh. Celah tadi pun tertutup, dan terciptalah suatu sambungan baru. Saat itu, kita telah berhasil menjadi terampil dalam hal yang berulang kali kita pelajari dan kita lakukan. Mengapa? Karena, sel-sel listrik di otak tak perlu lagi melompat menyebrangi celah. Jembatan telah kokoh berdiri.

 

Itulah mengapa orang yang awalnya tidak bisa, kemudian belajar dengan keras akhirnya mulai terbiasa lama-lama malah menjadi terampil. Apabila ia terus belajar di bidang yang sama, dia pun akan menjadi ahli di bidang tersebut. Karena, dia telah membangun jembatan yang kokoh, hingga sel-sel listrik di otaknya bisa berjalan dengan mudah.

 

Jika itu terjadi pada diri kita, maka tentu juga akan terjadi pada anak-anak kita. Justru di usia muda-lah, waktu yang paling tepat untuk melakukan berbagai lompatan di celah-celah tersebut. Lantas, apa peran orangtua? Yang harus kita lakukan adalah menyiptakan suasana yang mendukung mereka dalam membangun jembatan mereka sendiri. Terlalu memanjakan anak akan membuat anak malas untuk membangun jembatan mereka sendiri. Karena, semua sudah bisa mereka dapatkan tanpa perlu mereka bersusah-payah melompati celah tersebut. Hingga akhirnya, saat orangtua tidak ada, bisa jadi anak akan kesulitan menghadapi hidup.

 

Begitu pula, mengapa kita harus tetap sabar dalam membantu anak belajar sesuatu. Karena, saat itulah seharusnya kita bisa mendukung mereka. Jangan sampai ketidaksabaran kita malah menyebabkan mereka semakin susah melakukan lompatan- lompataan tersebut.

 

Lantas, bagaimana cara tepat untuk mendukung proses tersebut? ESQ Parenting akan memberikan pengetahuan mengenai metode-metode mendidik si buah hati. Tidak sekadar mendidik secara intelektual semata, namun juga dari segi emosional maupun spiritual, sehingga diharapkan dengan gabungan ketiga aspek tersebut akan menghasilkan seorang anak yang memiliki pribadi handal.

 

Pernah diterbitkan di ESQ Magazine No. 02/V Januari 2009


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA