Kamis, H / 28 Maret 2024

Membacalah Agar Dirimu Mulia

Kamis 17 Aug 2023 10:19 WIB

M. Husnaini

Membaca buku

Foto: Pinterest


Oleh: M Husnaini


ESQNews.id - Judul tulisan di atas berasal dari salah satu judul buku menarik karya Hernowo. Kalimat yang dipilih penulis buku-buku best seller tersebut sebagai judul bukunya, ditinjau dari segi mana pun, adalah benar seratus persen. Membaca memang gerbang ilmu, dan ilmulah yang menyebabkan manusia menjadi mulia.


Pepatah Arab mengatakan, "Keindahan itu bukan karena pakaian yang kita kenakan, melainkan keindahan berasal dari ilmu dan adab yang kita punya." Apakah gerangan sesuatu yang paling membedakan manusia dengan seluruh makhluk Allah selainnya kecuali karena kepemilikan ilmu dan adabnya?


Dan, jalan paling tepat sekaligus cepat menuju ilmu memang melalui aktivitas membaca. Yaitu membaca teori dan data lewat deretan kata di buku bacaan, kemudian dilanjutkan membaca tanda dan gejala lewat fenomena di alam raya. Bacaan, tidak lain, merupakan makanan bagi akal manusia.


Kemampuan manusia untuk bertahan hidup juga ditentukan dari kemampuannya membaca. Manusia purba itu kuat secara fisik. Tetapi, karena tidak mampu membaca, dalam makna apa saja, mereka kalah berhadapan dengan alam, lalu musnah. Kalau kita gagal membaca pasti juga mengalami nasib serupa.


Karena itu, mukjizat utama Nabi Muhammad adalah Al-Quran, bukan kedigdayaan dan kesaktian fisik seperti mukjizat nabi-nabi terdahulu. Al-Quran merupakan kitab bacaan berisi panduan dan tuntunan. Cobalah cari ilmu apa yang ditemukan umat Islam maupun non, jika isyaratnya tidak ada dalam Al-Quran?


Sayang sekali, kebanyakan umat Islam belum berhasil mendekati Al-Quran sebagai sumber inspirasi ilmu. Alasan yang paling umum ialah karena kemampuan kita berinteraksi dengan Al-Quran baru sebatas tilawah alias melafalkan bacaan huruf-huruf Al-Quran tanpa mengerti maknanya. Kita hanya membunyikan saja.


Interaksi umat Islam terhadap Kitab Suci ini belum meningkat kepada qiraah (mengerti maknanya), tadarus (memahami tafsirnya), apalagi tadabur (menggali hikmahnya). Tilawah saja masih ada yang belum bisa kok. Atau bisa, tetapi untuk rutin membaca satu juz sehari saja, beratnya minta ampun.


Kembali ke soal membaca. Masih saja ada orang yang mengatakan, "Ketimbang lelah-lelah membaca buku, lebih baik membaca Al-Quran." Ucapan itu seolah benar tetapi sesungguhnya bermasalah. Seringnya juga berasal dari orang yang malas tetapi pintar mencari alasan untuk menutupi kemalasannya.


Dia bilang begitu seolah dirinya sangat gila membaca Al-Quran, padahal juga tidak. Kemudian, apakah dia mengira bahwa para kutu buku itu tidak membaca Al-Quran seperti dirinya? Bahkan, para ulama yang telah membaca dan menulis ratusan buku selalu menjadikan Al-Quran sebagai inspirasi dan rujukannya.


Ringkasnya, membaca memang menjadikan hidup mulia. Pernyataan-pernyataan culun dan tidak berdasar itu biasanya muncul dari orang-orang yang tidak membaca. Sebab, yang berbahaya dari menurunnya minat membaca adalah meningkatnya gairah berkomentar. Silakan saja buktikan sendiri.



*Penulis adalah Kandidat Doktor di International Islamic University Malaysia (IIUM). Penulis buku islami best seller "Menjadi Pribadi Pembelajar"

Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA