Selasa, H / 25 Maret 2025

Manajemen Bangkrut

Senin 03 Jun 2019 13:39 WIB

Source :ESQ Magazine

Indari Mastuti

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id - Bangkrut itu biasa----yang luar biasa adalah ketika pengusaha bisa BANGKIT dari BANGKRUT (Indari Mastuti)

Kasus pailitnya Purdi E Chandra menghentak jagad bisnis di Indonesia. Ada yang bertanya-tanya,
bagaimana mungkin si entrepreneur yang punya “Cara GILA Jadi Pengusaha” ini bisa pailit padahal
berbagai materi bisnis yang beliau usung sangat luar biasa. Namun, jangan salahkan Purdi E Chandra
yang pailit, hampir semua pengusaha pernah mengalami yang namanya bangkrut atau rugi berat.
Maka, kasus Purdi E Chandra adalah kasus yang biasa.


Ketika saya membaca kembali review bapak Ary Ginanjar mengenai bisnis ESQ yang baru saja
berulangtahun ke13, saya juga mengkaji tulisan beliau dimana bisnis ESQ pun tidak lepas dari kata
“surut” karena semakin dinamisnya bisnis di bidang ini. Kalau saja pak Ary tidak melakukan
”sesuatu” tampaknya bisa jadi ESQ hanya tinggal sejarah.


Masalahnya, ESQ berani melakukan  general check up pada bisnisnya lantas kemudian melakukan quantum inovasi dalam pelayanan yang diberikan pada pasar. Hasilnya? Anda bisa lihat kalau ESQ masih menjadi kebanggaan kita semua---
umat Islam dengan Menara 165 yang megah dan bisa menjadi simbol kejayaan Islam di Indonesia.


Bukan hanya itu, REVOLUSI yang dilakukan justru semakin menebar manfaat bagi sesama.
Kini, kita akan beralih pada bisnis-bisnis kecil yang berusaha besar namun ternyata lebih cepat
bangkrut. Tengok di sekitar Anda berapa banyak kawan Anda yang berbisnis hanya satu, dua, atau
tiga tahun kemudian memilih menutup bisnisnya dengan alasan, “rugi bandar”. Mereka memilih
menutup bisnis dibandingkan mencari kemungkinan MEMBANGKITKAN kembali bisnisnya.

Inilah yang dimaksud betapa rangkaian proses dalam bisnis itu sangat tidak mudah. Jika bisnis Anda bisa
bertahan hingga 5 tahun, itu bagus dan bersiaplah untuk 5 tahun berikutnya, berikutnya dan
berikutnya. Pada setiap masa itu, bisnis akan menghadapi gejolak yang tidak mudah.


Untuk bisnis kecil atau UKM, goncangan pertama biasanya lebih pada manajemen yang kurang kuat
dari berbagai sisi baik dari sisi develop produk, manajemen keuangan, hingga mencari peluang pasar
– akhirnya BANGKRUT dan TUTUP. Untuk UKM yang di tahun-tahun awal meningkat pesat terjadi
EUFORIA yang menyebabkan standar hidup pun ikut meningkat, cicilan meningkat, dan gaya hidup
ikut melesat.

Lantas, euforia menjadi macan bisnis ketika tiba-tiba bisnis menurun, semua hal yang
dalam hidupnya sudah meningkat tidak bisa ikut PRIHATIN. Hasilnya? BANGKRUT!
Kondisi euforia ini bisa jadi menjadi awal petaka bisnis saya beberapa tahun silam. Bisnis yang saya
dirikan pada tahun 2007 adalah bisnis agensi naskah INDSCRIPT Creative.


Pada masa itu, tidak banyak orang yang melirik bisnis berbasis TULISAN ini. Hobi saya menulislah yang membawa saya
akhirnya berbisnis tulisan. Karena persaingan yang minim serta program PROMOSI yang out of the
box, bisnis agensi saya meningkat tajam.

Dalam satu bulan kami bisa menghandle 60-100 naskahbuku dengan pergerakan klien yang terus menerus bertambah. Euforia terjadi pada bisnis saya. Saya yang baru saja memulai bisnis merasa bisnis yang saya jalankan sudah masuk kategori HEBAT. Saya
pun mengambil banyak kebijakan dengan penambahan karyawan hingga penambahan cicilan berupa
inventaris perusahaan.


Penambahan demi penambahan dilakukan tapi sesungguhnya itu tidak mendukung kinerja dalam
bisnis, justru MENAMBAH BEBAN BISNIS. Apa yang terjadi kemudian? Tanpa saya sadari di tahun
ketiga saya KEHILANGAN segalanya. Bisa dikatakan semua euforia itu menghancurkan bisnis saya!

Omzet yang menurun drastis, klien yang hilang satu persatu, namun beban perusahaan masih tetap
sama besarnya. Hal yang kemudian dilakukan adalah utang ke utang. Untuk menutupi beban
perusahaan saya melakukan utang, penjualan aset perusahaan, dan apapun dilakukan agar
perusahaan saya bisa jalan. Pada saat itu STRATEGI saya BUNTU!


Apa jadinya jika pada tahun 2009 saya memilih menyerah pada keadaan bisnis yang carut-marut?
Sudah dipastikan bahwa hari ini INDSCRIPT tinggal sebuah kenangan. Saya tidak menyerah
menghadapi tekanan KESULITAN FINANCIAL pada bisnis, kerugian yang terjadi setiap saat, bahkan
kemudian perubahan iklim perusahaan menuju NEGATIF.


Saya menyadari satu hal, “Dalam kondisi yang MINUS, semangat harus tetap PLUS”. Mindset saya dalam bisnis bukan sekadar masalah UNTUNG tapi juga tahan pada setiap RUGI. Rugi itu seperti cara tanganNya membantu saya untukmenjadi lebih DEWASA.


Lalu, kembali ke Manajemen Bangkrut. Ketika perusahaan Anda ada dalam posisi bangkrut apa yang
Anda lakukan? Menutup perusahaan atau melanjutkannya meski harus berdarah-darah? Dan pada
saat kondisi perusahaan super minus saya memilih melanjutkan perjalanan bisnis dengan
Manajemen Bangkrut. Tahapan yang saya lakukan adalah sebagai berikut:


1. GENERAL CHECK UP.Tahun 2010, saya memutuskan untuk melakukan general check-up pada
bisnis yang saya miliki. Saya pelajari satu persatu kesalahan yang pernah dilakukan
perusahaan dan mencari SOLUSI terbaik untuk menumbuhkannya kembali.


2. MENANAM SAHAM MENTAL. Saat kondisi perusahaan minus jangan lupa menanam saham
SOLUSI. Setelah Anda mengetahui penyakit perusahaan Anda, pergilah ke dokter bisnis.
Sebaiknya Anda mulai melakukan perawatan bisnis dengan melakukan konsultasi pada
ahlinya.


Ahli bisnis tidak perlu Anda bayar mahal---karena bisa jadi Andapun tak akan
mampu membayar dalam kondisi minus--- Tapi, dalam kondisi ini Anda jangan malu untuk
BERDISKUSI atau meminta MASUKAN pada mereka yang Anda anggap paham tentang bisnis.


Tidak mudah loh melakukan hal ini, sebab kerapkali rasa MALU mengakui apa yang terjadi
pada perusahaan menjadi kendala, itu sebabnya Anda harus mulai menanam saham mental
bahkan pada kondisi perusahaan Anda sedang baikpun.


3. REVOLUSI BISNIS. Setelah penyakit perusahaan diketahui maka lakukan REVOLUSI dalam
perusahaan Anda. Revolusi mencakup mengubah business plan Anda, menyusun ulang tim,
menguatkan budaya positif yang akan dibentuk, dan tidak lupa untuk melakukan revolusi
PROGRAM, PRODUK, dan apapun yang menurut Anda harus Anda UBAH.


4. SEDEKAH. Memberi sedekah pada saat mampu sangat mudah, tantangannya adalah Anda
akan bersedekah pada saat Andapun kekurangan. Mudahkan jalan sedekah, maka Allah akan
memberi pertolongan melalui sedekah Anda.

 
Jadi, jangan buru-buru menutup perusahaan Anda yang bangkrut, dengan MANAJEMEN BANGKRUT,
perusahaan Anda akan mampu BANGKIT kembali.


Indari Mastuti. CEO Indscript Corp yang didirikan pada tahun2007, kini memiliki 4 lini perusahaan diantaranya Indscript Copywriting, Indscript Personal Branding Agency, Indscript Content Marketing, dan Indscript Leaders Management. Indari sangat identik dengan bisnis di kalangan perempuan, memiliki 2 komunitas perempuan didirikan tahun 2010 dengan jumlah anggota hampir mencapai 9.000 orang. Juni 2013, Indari menggagas SEKOLAH PEREMPUAN yang akan dibuka di Bandung. Untuk menghubungi beliau bisa kontak di [email protected], 081321811219, dan pin bb 28D248C8.



Dapatkan Update Berita

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA