Minggu, H / 19 Januari 2025

Makna Mendalam dari Tulisan Anak (Bagian 1)

Senin 09 Mar 2020 11:54 WIB

Author :Ida S. Widayanti

Ilustrasi

Foto: pxhere.com

ESQNews.id, JAKARTA - “Bercanda itu tujuannya untuk menyenangkan teman. Jika kita bercanda, lalu teman kita merasa tidak nyaman, itu berarti bukan bercanda.” Kalimat itu berasal dari jurnal pagi seorang anak berusia delapan tahun bernama Feikar yang duduk di kelas 3 SD.


Ibunya yang membaca tulisan anak tersebut cukup tersentak. Ia tak mengira pemikiran anaknya sudah sejauh itu, bahkan ia sendiri merasa belum pernah merenungkan makna dan arti bercanda secara mendalam.


Banyak orang dengan alasan bercanda, namun sesungguhnya menyinggung perasaan orang lain. Seorang anak lain yang duduk di Taman Kanak-kanak menulis jurnal dengan menggambar dua lingkaran, yang satu kecil dan yang satunya lagi besar. Terjadilah dialog antara guru dan anak tersebut.


“Ini gambar apa?”

“Itu kepala aku.”

“Kalau lingkaran yang kecil ini siapa?”

“Itu kepala ayah.”

“Kok kepala ayah lebih kecil daripada kepala Reyhan?”

“Supaya aku bisa marah sama ayah!”

“Kenapa Reyhan ingin marah sama ayah?”

“Tadi aku ingin pakai sepatu sendiri, tapi belum selesai, ayah tiba-tiba gendong aku dan dimasukan ke mobil.”


<more>


Guru tersebut mengajak dialog untuk memberi pengertian bahwa jika ia merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan ayahnya, ia bisa bicara supaya ayahnya mengerti.


“Mungkin saat itu ayah Reyhan harus segera berangkat ke kantor, karena ada hal penting untuk dilakukan. Besok pagi, jika Reyhan mau memakai sepatu sendiri, bilang pada ayah dan Reyhan harus bersiap lebih pagi supaya waktunya cukup untuk Reyhan memakai sepatu sendiri.”


Siang hari, ibu guru memberi tahu ayah anak tersebut dan menyampaikan tentang isi jurnal si anak pagi hari itu. Sang ayah berkata bahwa ia tidak menyangka anaknya marah seperti itu. Ia berkata bahwa ia akan meminta maaf pada anaknya dan akan selalu bicara sebelum melakukan tindakan pada anaknya.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA