NASIONAL
ESQNews.id, JAKARTA – Kembali hadir Founder ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian ke-11 kalinya memenuhi undangan dari KPK sebagai salah satu narasumber untuk memberikan Pelatihan dalam program Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas).
Perhelatan yang dilaksanakan di JS Luwansa Hotel, Jakarta, pada Kamis 14 September 2023 itu diikuti oleh para Penjabat (Pj.) Bupati, Pj. Wali Kota dan Ketua DPRD beserta pasangan. Jika ditotalkan ada sebanyak 24 orang dan berasal dari 12 kabupaten/kota.
Di hadapan para pimpinan pemerintah daerah yang berasal dari wilayah Banyuasin, Cimahi, Banjarnegara, Yogyakarta, Kupang, Hulu Sungai Utara, Buol, Seram Bagian Barat, Ambon, Jayapura, Tambrauw dan Sorong itu, Ary mengangkat materi terkait Membangun Karakter Penyelenggara Negara yang Berintegritas.
Selain Ary, kali ini hadir juga sebagai narasumber pelatihan yakni Plt. Direktur Penuntutan KPK Muhammad Asri Irwan (dengan materi Diskusi Studi Kasus Delik Tindak Pidana Korupsi) dan Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali (mengangkat materi Implementasi Integritas dalam Pelaksanaan Tugas sebagai Penyelenggara Negara).
Sekilas info, digelarnya PAKU Intergritas ini salah satunya mengingat perihal ada 8 fokus area rawan korupsi seperti perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, perizinan, penguatan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), manajemen ASN, optimalisasi pajak daerah, manajemen aset daerah, dan tata kelola keuangan desa.
Dalam upaya pencegahan korupsi di daerah, salah satunya dilakukan KPK melalui penguatan tata kelola pemerintahan daerah yang baik yang tertuang dalam aplikasi Monitoring Center for Prevention (MCP).
<more>Itulah alasan Ary Ginanjar bersama narasumber lain diundang dalam PAKU Integritas ini. Namun, sebelum Ary dan narasumber lainnya paparkan materi. Di awal sesi ada sambutan terlebih dahulu dari Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK Dian Novianthi, Deputi Pendidikan & Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi Wawan Wardiana.
Dian Novianthi mengatakan fokus pelatihan ini ada tiga, antara lain (1) penguatan materi antikorupsi melalui studi kasus korupsi.
Selanjutnya, (2) pendalaman dan penguatan karakter integritas dalam diri dan (3) implementasi integritas dalam pelaksanaan tugas sebagai penyelenggara negara.
“Selain itu, juga dilaksanakan studi pengenalan lingkungan rumah tahanan,” tutur Dian dalam sambutannya.
“Kami akan mengajak seluruh peserta untuk merasakan atmosfer rumah tahanan KPK sebagai pembelajaran agar terhindar dari tindak pidana korupsi. Harapannya, kunjungan ini menjadi pertama dan terakhir ke rutan KPK.”Sedangkan, Wawan Wardiana mengingatkan kembali tentang empat tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945, salah satunya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan pelatihan ini, menurutnya, adalah bagian dari mencapai tujuan bangsa tersebut. Ia berharap peserta sepulang dari pelatihan ini mendapatkan wawasan tentang antikorupsi dan menerapkannya dalam tugas kesehariannya. “Jadi, sebagai pejabat, bapak/ibu nantinya tidak asal mengambil keputusan,” tuturnya.
Program yang melibatkan pasangan penyelenggara negara ini diharapkan dapat mencegah praktik tindak pidana korupsi dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, Wawan menegaskan, agar para istri tidak hanya sebatas menjadi bendahara saja di rumah.
“Pasangan bisa menjadi benteng terakhir untuk mencegah korupsi, jangan intergitas dijaga di kantor saja, begitu sampai rumah tidak dijaga. Khususnya ibu-ibu harus bisa jadi BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) juga, jadi auditor juga. Jangan asal terima, supaya jelas uangnya dari mana,” terang Wawan.
Dijelaskan oleh Wawan, setelah diklat, para peserta akan mendapat sertifikasi Ahli Pembangunan Integritas (API) eksekutif.
Program API ini bertujuan untuk membentuk insan bersertifikasi yang kompeten dalam membangun sistem integritas berstandar nasional dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan kerja masing-masing.
Saat sesinya tiba, Ary Ginanjar memberikan kisah dari seorang Jaksa Agung favoritnya yakni Baharuddin Lopa (Almarhum). Menurutnya, ada 1 hal yang bisa diambil pelajarannya dari kisah sang Jaksa.
"Pak Baharuddin Lopa (Barlop) memiliki kejujuran yang luar biasa. Banyak kisah-kisah kejujuran yang beliau contohkan dan bisa jadi pelajaran untuk saya," ucap Ary.
Ary memulai ceritanya, "Ada satu hari dimana beliau datang ke sebuah tempat kunjungan dan ketika pulang bensin mobilnya sudah terisi penuh. Beliau pun kaget karena sebelumnya bensinnya tinggal sedikit.
Kemudian ditanyakan kepada supir, ternyata sudah diisi oleh pejabat. yang tadi dikunjungi. Beliau kaget. Dan tahukah kamu apa yang dilakukan Pak Barlop?
Pak Barlop memerintahkan supirnya untuk mengembalikan bensinnya, sampai Pak Barlop terucap "tolong sedot lagi bensinnya!" LUAR BIASAA..!" papar Ary dengan penuh antusias.
Dilanjutkan olehnya, "Di saat itulah saya paham bahwa Pak BarLop menunjukkan integritas yang luar biasa dengan tindakan jujur dan tanggung jawabnya. Bahkan ketika bensin sudah diisi penuh tanpa sepengetahuannya. Beliau perintahkan untuk mengosongkannya kembali."
"Dari kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran dan komitmen terhadap nilai-nilai menjadi landasan yang penting dalam kehidupan sehari-harinya Pak Barop. Semoga kita semua bisa mencontoh Beliau," tambahnya.
Lalu, Pendiri Menara 165 itu juga bertanya kepada audiensnya, "Apa perbedaan dan persamaan antara orang jujur dan koruptor?"
"Persamaannya adalah sama-sama ingin hidup bahagia. Koruptor ingin hidup bahagia, orang jujur pun ingin hidup bahagia. Namun perbedaannya terletak pada cara dan apa untuk meraih kebahagiaan itu," ujarnya.
Lebih lanjut, "Koruptor mempelajari cara bagaimana agar dia meraih kebahagian materi dengan cara apapun, sekalipun itu dengan cara yang tidak berintegritas. Sedangkan orang jujur, dia bahagia dengan berintegritas."
Maka, Ary mengapresiasi KPK yang menggelar program PAKU Integritas ini. Senantiasa mengingatkan kita lagi soal pentingnya kejujuran dan integritas diri bagi negeri.
"Namun, apakah bisa dalam satu hari training kita bisa berubah? Jelas tidak bisa apabila ini hanya traning integritas semata. Tapi... bisa apabila hari ini kita semua membuat keputusan dan membuat sebuah komitmen: SAYA BERINTEGRITAS. Maka saya ANTI KORUPSI apapun yang terjadi. Karena jujur adalah harga mati!," kata Ary.
"Inilah yang akan menjadi identitas baru diri kita dan melekat kuat kemana pun kita pergi sampai kita mati. Bisa membuat keputusan hari ini ? Dengan satu ini saja terlebih dahulu maka Indonesia Emas 2045 akan terjadi. Indonesia Emas 2045 yang bersih dari Korupsi," sambungnya.
Sebagai penutup, "Ingat, untuk bapak dan ibu yang hadir di sini. Lakukan saja apa yang kita tahu dan Tuhan akan lakukan apa yang tidak kita tahu."
Sesi telah berakhir, para peserta berhasil ikuti acara dari pagi hingga malam. Sehingga mereka akui program ini penting untuk diselenggarakan.
Seperti yang dikatakan oleh Pj. Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Zakly Asswan.
“PAKU Integritas meliputi dua kegiatan utama yaitu executive briefing atau pembekalan antikorupsi dan diklat atau pelatihan pembangunan integritas yang diikuti penyelenggara negara beserta pasangannya. Terima kasih atas pelaksanaan program PAKU Integritas ini,” terangnya.
Pj. Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, juga menyatakan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan kegiatan yang memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta.
"Kami butuh penguatan, dukungan, dan motivasi dari KPK, agar bisa laksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik sebagai penjabat," ujarnya.
Diakuinya, sebagai Pj. Wali Kota dan Pj. Bupati maupun Ketua DPRD tentu sudah memahami aturan, namun upaya menjaga integritas menjadi tantangan tersendiri.
"Oleh sebab itu, Paku Integritas yang digelar KPK menjadi sangat membantu teristimewa kami dihadirkan dengan pasangan, minimal bisa mengerti bahwa tugas sebagai seorang istri seperti apa untk mendampingi suami. Yakni untuk menguatkan menjaga integritas bukan melemahkan," bebernya.