ESQNews.id, JAKARTA – Filipina mengerahkan dua batalion tentara, berikut alutsista udara dan laut, untuk mengevakuasi buruh migran mereka yang ada di Irak dan Iran, seiring meningkatnya tensi konflik Iran-AS.
“Semua orang Filipina yang ingin pulang, akan kami angkut, terutama mereka yang keselamatannya terancam,” ujar Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana hari ini, kutip The Phillippine Star.
Lorenzana mengatakan Angkatan Laut Filipina juga menyiapkan dua dermaga untuk RP Tarlac dan BRP Davao del Sur berlabuh, dengan kapasitas hingga 500 orang dengan bagasi. Selain itu, lanjut Lorenzana, militer juga mengerahkan satu pesawat C-130 dan satu pesawat C-295. Jika armada itu belum cukup, kata Lorenzana, Filipina dapat menyewa kapal pesiar komersial, agar evakuasi berjalan lancar.
<more>
Meski mengerahkan tentara, Lorenzana menegaskan, Filipina tak akan terlibat pertempuran antara Iran dan AS. Prioritas Filipina, lanjut Lorenzana, hanya mengevakuasi pekerjanya yang ada di Irak, Iran dan Libya, yang terperangkap di antara faksi yang berkonflik. Departemen Ketenagakerjaan Filipina memperkirakan terdapat 1.600 buruh migran di Irak dan 1.000 di Iran.
Lembaga tersebut juga mencatat ada lebih dari 2 juta orang Filipina yang berada di Timur Tengah. Jumlah ini bisa meningkat dua kali lipat jika ditambahkan dengan buruh migran yang tak berdokumen. Ketegangan di Timur Tengah meningkat, setelah kematian jenderal top Iran Qasem Soleimani oleh pesawat nirawak AS di Baghdad, Irak, pekan lalu.
Teheran yang emosi mengancam akan membalas ulah AS itu. Kedutaan Besar Filipina di Irak telah mengeluarkan Alert level 4 agar warganya waspada dan menyerukan pemulangan wajib.