Sabtu, H / 26 April 2025

Karya dari ESQ Business School, tuk Wujudkan Indonesia Emas! (1)

Selasa 17 Dec 2019 15:59 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian sang Founder ESQ sekaligus EBS saat berikan sambutan dalam Dies Natalis ke-7 ESQ Business School

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA – Ide kreatif dan inovatif terkadang muncul saat kita perhatikan lingkungan sekitar. Belajar dari persoalan, masalah, yang dibutuhkan oleh khalayak. Kontribusi! Ya kita selaku umat manusia ikut berkontribusi untuk kemaslahatan semua umat.


Seperti halnya yang dilakukan oleh para mahasiswa dari salah satu kampus di Indonesia, ESQ Business School. Mereka terinspirasi dari lingkungan sekitarnya, peduli, empati hingga dibuatlah suatu karya guna menolong dan mensejahterakan Indonesia tuk wujudkan Indonesia Emas.


Dalam rangka  Dies Natalis ke-7  ESQ Business School dengan tema "Empowering Leader with Character in Creative Economy” pada (17/12/2019) di lt. 18 Ruang Auditorium Menara 165, menampilkan pitching bisnis mahasiswa:


  1. TemanCurhat.id - Pandu Ady Winata (Mahasiswa Prodi BIS)

    Ruang digital yang hadir sebagai pendengar yang baik untuk mencurahkan isi hati dan membantu menggali solusi yang berfungsi sebagai sarana pengembangan diri. Dengan visi menjadi platform rujukan yang berdampak menekan angka bunuh diri dan depresi generasi muda Indonesia.

    Saat ini sudah mencapai 32.863+ followersnya berkat 3 orang hebat yaitu: Pandu sebagai Founder, Zulfahly sebagai Programmer, dan Qodri sebagai Partners Relationship.

    Mereka sangat peduli tentang penyakit depresi khususnya, karena semua orang #berhakbahagia. Dengan bantuan ilmu Coaching mereka bantu selesaikan persoalan. Permasalahan terbanyak yaitu terkait asmara, dan ‘pasiennya’ mayoritas perempuan.



    <more>


  2. Pakuan (Diara Nasution, Mahasiswa Prodi BIS)

    Perangkat berbasis IoT yang dipasang di dalam kereta untuk mendistribusikan penumpang secara merata.

    Perangkat ini memiliki dua sensor utama, sensor ultrasonik untuk menghitung jumlah penumpang secara real-time dan sensor suhu untuk secara otomatis menyesuaikan suhu AC, sehingga menghemat listrik.

    Dari LCD di setiap stasiun, penumpang akan diberi informasi tentang kepadatan masing-masing pelatih kereta sebelum tiba di stasiun.

    Diara beserta ke 6 orang lainnya sangat prihatin adanya tindak kriminalitas dan seksual di dalam transportasi umum, terutama kepada kaum hawa. 40% tindakan tersebut terjadi di kereta dan MRT. Karena itu Diara beserta tim membuat perangat berbasis IoT agar orang-orang lebih berani lagi tuk naiki transportasi umum.



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA