ESQNews.id, JAKARTA - Untuk mempersiapkan generasi yang berkarakter unggul, Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian bersama Alm. Prof. Ir. Surna Tjahya Djajadiningrat mendirikan ESQ Business School. ESQ Business School dirancang untuk mendidik mahasiswanya memiliki kecerdasan spiritual yang baik, kreativitas yang tinggi serta intelektual yang unggul.
Dengan metode ini, mahasiswa diberikan stimulus agar termotivasi dari dalam untuk meningkatkan kemampuan belajarnya.
Oleh karenanya, puluhan Mahasiswa ESQ Business School semester 3 diberikan pembekalan melalui Training Mission Statement Character Building, yang telah berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2022 di Ruang Samarkhan lantai 2 Menara 165.
Training ini adalah kurikulum karakter yang ada di setiap semester hingga mereka lulus.
"Satu hal yang sering kita lupa bahwa, 85% kesuksesan seseorang berhasil dari karakternya, dan hanya 15% saja yang berasal dari intelektualitas. Hal ini yang membuat lulusan ESQ Business School berbeda dengan lulusan dari kampus lainnya, karena metode pembelajaran dan pendidikan karakter yang diterapkan," tutur Ary.
Lebih lanjut, "Dengan begitu, kami menciptakan generasi muda bangsa yang unggul dan bisa berkontribusi bagi kemajuan bangsa indonesia. Di ESQ Business School, kami akan lahirkan generasi emas demi terwujudnya Indonesia Emas."
<more>
Calon generasi emas tersebut dipandu langsung oleh Coach Ramdhani dan Coach Syaiful (trainer ESQ). Sebagai informasi, di ESQ Business School ini para staf pengajar merupakan kombinasi dari Para Dosen, Mentor dan Trainer. Perpaduan itu membuat mahasiswa memahami ilmu yang dipelajari dari aspek teori dan praktis serta diperkuat dengan softskills.
Salah satu materi yang diajarkan oleh para coach adalah tentang cara memahami ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Model atau nilai nilai 165.
"Belajar memahami ESQ 165 Model perlu dilakukan secara berulang selama 4 tahun hingga masuk ke supraconcious mereka. Supraconcious ( fitrah pada godspot ) tidak bisa ditembus, tapi hanya bisa tertutup. Materi dan ilmu serta pengaruh lingkungan hanya masuk ke subconcious tidak bisa masuk ke dimensi Supraconcious mind (QS 30 : 30)," kata Ramdhani.
ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk me-"manage" tiga dimensi yang ada pada manusia, yaitu body, mind, and soul, atau dimensi fisik, mental dan spiritual dalam kesatuan yang terintegrasi. ESQ adalah bagaimana mengatur tiga komponen: Iman, Islam, Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Seperti kita ketahui bahwa, di dalam diri manusia ada Fitrah ciptaan Allah. Di dalam Fitrah ini, bermuara suara hati Ilahiah atau sering dinamakan kalbu.
Terlihat dari video, para mahasiswa sangat aktif dan energic selama pelatihan berlangsung. Mereka nampak fun, happy, antusias. Karena pada dasarnya, pembelajaran ini disertai dengan games dan lagu lagu yang irama musiknya mampu membakar semangat mereka (onfire).
Agar mengetahui seberapa pahamnya mereka tentang paparan materi yang disampaikan oleh kedua trainer ESQ itu, Coach Ramdhani mempersilakan beberapa mahasiswanya untuk maju ke depan layaknya dosen yang sedang mengajar.
Fajar, "Nilai 165 itu menjelaskan tentang ihsan, iman dan islam. Ihsan itu bisa diartikan dengan beriman kepada Allah, di sini bisa digambarkan oleh fitrah. Kemudian fitrah ini kadang ada yang menutupinya yaitu disebut belenggu. Maka perlu dibersihkan dengan prinsip ESQ yakni Zero Mind Process. Jadi kita membersihkan belenggu yang ada di hati dan pikiran kita terlebih dahulu lalu kita masuk ke dalam prinsip kehidupan, dalam artian agar kita bisa menerima prinsip prinsip yang ada."
Menurutnya, prinsip kehidupan tersebut berpegang kepada prinsip yang paling kokoh. Ada 6 prinsip kehidupan di antaranya star principle, angel principle, leadership principle, learning principle, vision principle, dan well organized principle. Prinsip tersebut disempurnakan dengan 5 langkah yaitu mission statement, character building, self control, strategic collaboration, total action.
"Saya juga beranggapan bahwa ini adalah sebuah garis orbit. Dimana kalau ada atom terlepas dari garis orbitnya, maka mereka saling bertabrakan dan terbelah. Sehingga menghasilkan ledakan laksana bom atom yang luar biasa. Itu padahal dari hal yang paling kecil yaitu atom. Kemudian kalau kita melihat garis orbit yang besar adalah tata surya dan planet. Misalnya ada planet yang melenceng dari pusat orbitnya maka itu akan menyebabkan ledakan yang luar biasa kehancurannya," papar pria berbaju hitam itu.
Ia menambahkan, "Dan ini juga yang terjadi pada kita sebagai manusia atau sebagai khalifah Allah, jika keluar dari hal ini atau garis orbit (ihsan, iman, islam) disitulah terjadi kehancuran yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu kita sebagai manusia, sebagai makhluk Allah, sejatinya harus berprinsip kepada hal ini."
Zahra, "Jadi ESQ model itu penjabaran dari nilai nilai ESQ 165. Dimana 165 itu, 1 nya ihsan, 6 nya rukun iman dan 5 adalah rukun islam. Arti dari ihsan itu adalah satu hati atau fitrah. Fitrah adalah suara hati dimana bisa saja ditutupi oleh belenggu seperti belenggu prasangka baik, pengaruh prinsip hidup, pengaruh pengalaman, pengaruh kepentingan dan prioritas, pengaruh sudut pandang, pengaruh pembanding, pengaruh fanatisme."
Ketujuh belenggu itu menurutnya bisa difilter dengan menggunakan Zero Mind Process atau proses membersihkan hati dan pikiran setiap insan manusia.
"Di ESQ model juga terdapat 6 prinsip, yang pertama adalah star principle (percaya bahwa Allah itu Esa), yang kedua adalah angel principle (prinsip malaikat) dimana kita tuh percaya kalau di sekeliling kita ada malaikat yang mencatat perbuatan kita. Yang ketiga adalah leadership principle atay tentang kepemimpinan (diri kita pun adalah seorang pemimpin)," jelasnya.
Zahra melanjutkan, "Yang keempat, learning principle (tentang pembelajaran yang berkelanjutan). Vision principle atau tentang tujuan hidup kita (mengetahui siapa kita, dimana kita dan mau kemana kita). Dan terakhir adalah well organized principle (prinsip keteraturan) sangat memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui. Setelah memegang 6 prinsip ini, jalankan dengan 5 langkah yaitu dengan mission statement, character building, self control, strategic collaboration, total action."