ESQNews.id, JAKARTA - Di awal bulan September
2021 ini, banyak topik, kisah, berita yang menarik perhatian publik. Baik itu
dari ranah ESQ, Nasional, BUMN, berita terkait kerjasama dengan awak media
lain, gaya hidup hingga dengan selebriti dan tokoh Indonesia.
Akan tetapi, ESQNews.id hanya akan
mengambil tiga artikel terpopuler saja seperti biasanya dalam sepekan terakhir.
Tiga artikel dengan minat baca terbanyak hingga Senin (06/09/2021) di antaranya
berjudul:
1. Just 10 Minutes For You
2. Membangun Masyarakat Islami dari Hal
Sederhana
3. Legacy-mu Wahai Murobbi
<more>
Setiap kita punya kesibukan
masing-masing, bahkan yang nganggur sekalipun begitu, sibuk dengan
kekosongannya, atau lebih tepatnya disibukkan dengan kekosongannya sehingga
tidak tahu apa yang akan dilakukan. Setelah berselang agak lama, yang tersisa
hanya sesal yang tak berguna diratapi dan ada jalan lain untuk menggantinya
dengan memilih pekerjaan yang bisa mengurangi penyesalannya di sisa waktu yang
ada.
Betapa cepat waktu berlalu, sedangkan belum
ada hasil yang bisa dibanggakan, atau minimal bisa diandalkan suatu hari nanti
sebagai karya atau punya andil yang bernilai pahala. Kadang kita sibuk, tapi
tidak tahu yang mana yang bisa dijadikan modal untuk nambah bekal setelah habis
masa aktif hidup di muka bumi. Kadang sibuk, tapi tidak tahu nilai apa yang
bisa dibawa sampai mati.
Selengkapnya di sini: http://esqnews.id/berita/just-10-minutes-for-you
Dewasa ini, umat Islam, khususnya di
Indonesia yang merupakan negara mayoritas penduduknya muslim, tapi masih jauh
dari nilai Islam. Sebagian kaum muslim masih banyak yang membuang sampah
sembarangan, padahal Nabi mengajarkan kebersihan. Orang Islam banyak yang
berbuat curang, padahal nabi mengajarkan kejujuran. Orang Islam banyak yang
buang air sembarangan, padahal Islam mengajarkan kesucian di setiap sebelum
ibadah seperti sebelum shalat.
Pertanyaanya, apa yang menyebabkan seorang
muslim berlaku seperti itu? Mengapa perilaku (sebagian) muslim bertentangan
dengan ajarannya sendiri? Jawabannya karena mereka tidak mengenali Nabi
Muhammad shallallahu’alaihiwasallam kecuali sedikit, kalaupun mereka tahu
sedikit banyak tentang Nabi Muhammad shallallahu’alaihiwasallam mereka tidak
mencontohnya, dan di antara yang mencontoh Nabi, tak banyak yang mengajak
kepadanya, dan di antara yang mengajak itu pun masih sedikit yang
terang-terangan melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Dua golongan yang
disebut terakhir (yang beramar ma’ruf dan nahi mungkar-ed) adalah orang-orang
yang menjadi pondasi amal suatu masyarakat dan lingkungan yang Islami.
Selengkapnya di sini: http://esqnews.id/berita/membangun-masyarakat-islami-dari-hal-sederhana
Yang menjadi ironi, ada sebagian mereka
yang berstatus sebagai orang tua, diamanahi anak oleh Allah ta'ala untuk
ditarbiyah menjadi insan mulia, tapi berpandangan bahwa pendidikan itu tugas
guru akhlak atau guru agama di sekolah atau lembaga tertentu seperti pesantren
dan sejenisnya.
Selain itu, ada juga yang mengira dengan perkiraan yang jauh melenceng, melihat dan memahami bahwa pesantren itu tak ubahnya seperti bengkel, dititipi barang rusak lalu dilepas dan merasa lepas tanggung jawab, setelah itu nunggu hasil sekian bulan, dengan harapan akan melihat anaknya menjadi anak yang berubah menjadi baik (mungkin tanpa merasa perlu tahu prosesnya yang pasti tak mudah).
Selengkapnya di sini: http://esqnews.id/berita/legacy-mu-wahai-murobbi