Sabtu, H / 20 April 2024

Jebakan Spiritual

Rabu 29 May 2019 15:29 WIB

Author :M. Nurroziqi

ilustrasi

Foto: islami

Oleh: M. Nurroziqi

 

ESQNews.id - "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Q.S. Al-Bayyinah: 5)

 

Belajar itu tidak boleh berhenti. Sepanjang masa. Setiap saat. Di setiap tempat. Wajib. Semenjak dari buaian hingga di liang lahat.

Semua ini, adalah bagian dari usaha agar semakin paham dan menyadari bahwa setiap yang dirasakan, dan dimiliki tidak semata dimaknai sebatas pencapaian-pencapaian. Melainkan, ujian demi ujian yang harus dikerjakan dengan baik dan benar. Masa' mau ujian kok tidak belajar?


Juga di setiap mendirikan shalat, pastilah kita memohon petunjuk-Nya. Petunjuk ke jalan yang lurus. Ihdinasshirothol mustaqim. Ini pun menandakan bahwa setiap kita memiliki peluang untuk terpeleset. Salah dalam bersikap. Kadang juga akibat lupa sebab sering tidak fokus menghadapi semua yang ada. Sehingga, teruslah memohon petunjuk-Nya. Sekaligus harus terus menerus belajar.

Jadi, lebih besar mana? Semangatmu ataukah alasanmu?


Nah, asyiknya lagi, dalam rangkaian takdir kehidupan ini, Allah Swt sedang "berpetak umpet". Ini istilah yang sering digunakan guru kami, Kiai Budi. Bahwa Allah Swt sedang mengajak bermain. Seringkali kita dihadapkan pada jebakan-jebakan. Yang jika tidak "diselesaikan" dengan cermat, bisa jadi diri terpeleset dan tidak menemukan-Nya. Dan yang jelas, rel kehidupan yang dihamparkan-Nya hanyalah siklus "Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun".


Sebagai misal, manusia diperintah shalat untuk dimasukkan surga. Aman tentram di sana. Tidak tersiksa dalam pedihnya kehidupan di neraka. Tetapi, jika ternyata shalat yang didirikan diniatkan untuk itu, maka tertolak shalatnya. Sebab, shalat harus Lillahi ta'ala. Tidak boleh dipersembahkan demi yang lain. Dari itu, sangat penting sekali membaca doa iftitah, "Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil 'alamin". Semua, semata lillahi ta'ala. Misalkan lagi bersedekah, bisa untuk menolak bala', bisa untuk memperkaya diri. Tetapi, akan menjadi salah jika sedekah diniatkan untuk itu. Semua, harus benar-benar dalam koridor "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un".


Lebih jauh lagi, bahwa dunia ini diciptakan-Nya indah dalam pandangan manusia, tetapi diri tidak boleh terkecoh dan lalai untuk menapaki jalan menuju-Nya. Dunia diisi dengan beragam permainan dan hiasan yang sangat mengasyikkan, namun tidak diperkenankan lupa diri dan tidak tahu jalan kembali.


"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Q.S. Ali Imran: 14).


"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. Al-Hadid: 20).


Sederhananya, mungkin bisa diibaratkan ujian-ujian di sekolah yang pilihan ganda itu. Pilihan jawabannya sangat mengecoh. Mirip-mirip. Sehingga, jika tidak benar-benar cermat dan hati-hati, bisa salah. Dalam hidup ini pun begitu. Terdapat banyak pilihan langkah. Allah Swt pun membolehkan meminta bocoran tentang langkah mana yang benar melalui shalat Istikharah. Namun, kenyataannya pun masih banyak yang terkecoh. Semula katanya untuk agama, ternyata hanya supaya kaya dunia. Di awal, bilangnya membantu sesama dengan berbagi apa yang dipunya, rupanya hanya ingin dicoblos saja. Yang katanya akhirat pun, akhirnya hanya sebatas rekayasa supaya mapan di dunia.


Dengan demikian, dalam permainan "petak umpet"-Nya Allah Swt, diri jangan pernah sekali pun tidak Lillahi ta'ala. Supaya semua yang dijalani benar-benar hanya demi Yang Mahakuasa. Jangan malah merendahkan semua sebab takut tidak mendapat dan tidak bisa apa-apa di dunia. Percayalah, semua sudah dalam catatan Qadha dan Qadar-Nya. Masih yakin kan dengan salah satu rukun iman itu?

 

*M. Nurroziqi. Penulis buku-buku Motivasi Islam. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA