ESQNews.id, BANDUNG - Melanjutkan kegiatan kerjasama antara Baznas Jawa Barat dengan ESQ yakni memberikan training ESQ 3.0 Coaching untuk para pendidik terutama guru Bimbingan Konseling (BK) di Jawa Barat dalam rangka membentuk karakter siswa SMA sederajat yang berkualitas.
Untuk menata anak-anak SMA sederajat menjadi Generasi Emas 2045, Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) juga menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memberikan training ini kepada 78 guru BK SMA/SMK/SLB di Jawa Barat.
Kegiatan training coaching dilaksanakan selama 4 hari terhitung sejak tanggal 2 Agustus hingga 5 Agustus 2023.
Diawali dengan seminar online melalui zoom pada hari Selasa, 25 Juli 2023 yang diikuti oleh lebih dari 100 guru BK yang menjadi peserta, disaring menjadi 78 peserta terpilih untuk melanjutkan pelatihan ilmu canggih, coaching.
Tujuan dari pelatihan coaching yang diikuti oleh 78 guru BK Jawa Barat ini dengan harap guru mampu menggali potensi murid, mengembangkan dimensi manusia secara utuh dari segi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, juga dapat menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki kepemimpinan, kemandirian, kreativitas, dan daya saing global.
<more>
Sebagai ketua pelaksana kegiatan, Rahmat Ari melaporkan bahwa ini adalah bentuk dari model dakwah guru-guru BK untuk menjadi perubahan karakter anak-anak ke depan ke arah yang jauh lebih baik lagi.
“Jawa Barat menjadi provinsi pertama yang melaksanakan training coaching untuk guru BK membentuk karakter anak-anak menjadi SDM yang unggul.” Ujar Rahmat.
Rahmat Ari juga menjelaskan sedikit dari manfaat coaching sebagai pemicu semangat sebagai alumni ESQ 3.0 Coaching yang sudah merasakan manfaat dari pembelajaran serta implementasi coaching.
Analis Kebijakan Ahli Muda, Siti Sadiah juga memberikan sambutan semangat untuk guru BK yang akan melakukan training coaching selama 4 hari berturut-turut.
“Peran guru BK sangat penting untuk peserta didik. Jangan sampai anak-anak salah memilih untuk pendidikan selanjutnya, memilih dunia kerja. Sehingga melalui coaching, semoga guru BK dapat meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Barat.”
Anang Jauharuddin selaku ketua Baznas Jawa Barat juga menambahkan harapannya atas berlangsungnya program ini untuk guru BK.
“Bukan sekedar pelatihan pendekatan verbal pada siswa, tapi semoga bisa menyentuh dan merangkul anak-anak dengan sentuhan emosi serta spiritual. Sudah digambarkan juga bahwa coaching memiliki pengaruh luar biasa untuk pendidikan.
Semoga pelatihan ini bisa mengantarkan Guru BK betul-betul menjadi manusiawi yang memanusiakan anak-anak.”
Training ESQ 3.0 Coaching untuk guru BK selama 4 hari juga didukung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil beserta Atalia Ridwan Kamil. Pun dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yakni Wahyu Wijaya, dan Ketua Korwil FKA ESQ Jawa Barat, Yusuf Haryasa.
Pada hari pertama, hadir pula founder ESQ 3.0 Coaching yakni Ary Ginanjar Agustian memberikan sapaan melalui zoom meeting kepada para peserta dan juga apresiasi untuk Disdik Jawa Barat yang menjadi provinsi pertama yang menyelenggarakan ilmu canggih.
“Saya ikut bangga karena di Indonesia, ini adalah guru BK pertama yang melengkapi ilmu dan persenjataannya menghadapi era saat ini untuk kedepan dengan ilmu canggih, coaching 3.0.”
Menjelaskan bahwa ilmu coaching ini yang pertama untuk menjawab tantangan zaman dalam era yang saat ini penuh dengan tantangan mental. Banyak anak bunuh diri, membutuhkan healing namun tidak menemukan solusi atas permasalahannya. Banyak yang lari kepada kekerasan, kenakalan, bahkan narkotika.
Melihat dari permasalahan tersebut, tidak bisa solusi diberikan hanya melalui ceramah, dimarahi, ditegur, namun memberikan solusi melalui coaching.
Pada negara maju seperti Amerika, ilmu coaching ini sudah dipelajari untuk menggali potensi. Dan di Indonesia hadir ESQ 3.0 Coaching untuk menjawab tantangan di Indonesia, menyesuaikan konsep yang dibutuhkan dalam Indonesia. Yang dalam arti 3.0 ini adalah tiga kecerdasan, menggabungkan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
“Yang kedua, dalam merdeka belajar perlu untuk mampu menggali potensi siswa. Tidak lain tidak bukan tidak dicekoki, namun digali. Inilah konsep merdeka belajar.
Semoga ilmu ini diamalkan, diuji cobakan. Dan kita akan terkejut melihat hasil yang luar biasa. Semoga Jawa Barat dapat menjadi role model untuk seluruh guru BK di Indonesia.” Tutup Ary pada sesi hari pertama pelatihan coaching.