ESQNews.id, JAKARTA – Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan
Nasional (Perum Perumnas) pernah meraih penghargaan Gold Winner pada
sub-kategori Internal Communication dengan program Internalisasi AKHLAK di
ajang BUMN Corporate Communication dan Sutainability Summit (BCOMSS) 2021 yang
digelar Kementerian BUMN.
Menteri BUMN, Erick Thohir memberikan apresiasinya kepada Perumnas,
yang terus menunjukkan kinerja dan persepsi baik. Persepsi yang bukan
pencitraan, melainkan karena implementasi yang langsung dirasakan oleh
masyarakat.
Internalisasi atau penerapan core values BUMN AKHLAK di Perumnas ini merupakan penyempurna core values sebelumnya yang bernama Spirit for Perumnas. Melalui organisasi milenial Impact Perumnas itulah yang membungkus internalisasi ini dalam bentuk program AKHLAK Meter.
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menindaklanjuti
internalisasi AKHLAK, Perumnas ikuti IHT Change Leader Program dari ESQ
Group/ACT Consulting melalui zoom meeting selama 3 hari pada tanggal 18 &
25 Juni 2022 serta 2 Juli 2022. Tema yang diusung kali ini yaitu “Coaching for
AKHLAK Culture Transformation.”
Oni Febriarto Rahardjo (Wakil Direktur Utama Perum Perumnas)
membuka acara sekaligus memberikan sambutannya dihadapan BOD – 1 (Kepala
Divisi, Kepala Bisnis Unit, Pimpinan Proyek Besar) seluruh Indonesia.
“Saat ini, seluruh BUMN memiliki budaya organisasi yang sama, yang kita sebut AKHLAK. Adanya transformasi core values ini, Perumnas telah melewati tahap seperti awareness, dan sekarang menuju proses internalisasi. Dengan harapan, AKHLAK bukan hanya sekedar akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapatif, Kolaboratif. Namun bisa menjiwai kita sebagai insan BUMN sehingga menjadi perilaku sehari-hari nantinya,” papar pria berkacamata itu dengan tutur kata yang halus dan bersemangat.
Ia juga melanjutkan, “Bagaimana supaya hal itu bisa
terwujud? Pak Ary dan tim sudah membuat tools atau alat yang sangat bagus,
sudah diterapkan di banyak BUMN juga. Harapannya, dengan internalisasi AKHLAK
dalam keseharian kita, bisa meningkatkan kinerja, sehingga asetnya meningkat dimulai
dari budaya organisasi.”
Dalam paparannya, Perum Perumnas juga telah menjadi
responden selama kurang lebih 6 bulan – 1 tahun
dalam program yang diadakan oleh ACT Consulting yakni ACHI (AKHLAK
Culture Health Index). Salah satu tujuannya adalah untuk mengukur kesehatan organisasi
di dalam Perum Perumnas.
“ACT Consulting punya parameter-parameter tersendiri saat
mengukur AKHLAK BUMN. Dari hasilnya, Perum Perumnas mempunyai keunggulan dari
segi kolaboratifnya yang kuat. Ke depannya, kami ingin Pak Ary benar-benar
membuat AKHLAK meresap seperti masakan dengan racikan yang enak di lingkup
Perumnas. Terutama untuk Top Leaders yang hadir di sini bisa menginternalisasikan
AKHLAK yang baik kepada seluruh pegawai Perum Perumnas lainnya,” sambungnya.

Founder ESQ Group/ACT Consulting Ary Ginanjar Agustian turut
hadir dalam kegiatan kali ini. Ia merespon penuturan dari Wakil Dirut Perum Perumnas
saat memberikan sambutan.
“Apa yang disampaikan oleh Pak Oni itu benar, bahwa AKHLAK adalah fondasi dari sebuah organisasi. Mengapa itu penting? Karena saat menjalankan bisnis di BUMN harus memiliki misi, visi dan goals yang jelas, kemudian dilihat dari dua sisi yakni sisi kiri dan kanan,” tuturnya.
Motivator Indonesia itu melanjutkan, “Di sisi kiri itu ada
struktur, sistem, strategi. Namun dalam eksekusinya tentu harus dengan adanya
SDM. Oleh karena itu, perlu diseimbangkan dengan sisi sebelah kanan (corporate
culture) yang terdiri dari kumpulan perilaku SDM atau yang Pak Erick Thohir canangkan
yakni core values AKHLAK. Maka itulah yang menentukan performa kita.”
Menurutnya, salah satu cara untuk menjawab harapan Perum Perumnas yakni dengan mempelajari ilmu Coaching, “Dengan ilmu coaching, para leaders yang ada di sini harus mampu menggerakkan tim yang dibawahnya agar mendapat terobosan-terobosan baru agar menghasilkan performa yang baik.”
Seperti yang dituliskan oleh Harvard Business Review yang memberikan tiga tips bagaimana caranya untuk menangani pegawai yakni dengan social networking, people development and coaching, serta collaboration.
"Setelah di coaching, harapannya Pegawai yang menemukan makna bekerja cenderung bekerja lebih keras, lebih kreatif dan lebih tahan banting sehingga 3x lebih tinggi kemungkinannya untuk bertahan di organisasinya. 4x lebih terikat dengan pekerjaannya, 7x lebih baik dalam hal kepuasan bekerja. Hal itu semua memberikan dampak positif terhadap kinerja organisasi. Saat pegawai menemukan makna bekerja, maka organisasi tersebut mendapatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik," tambahnya.
Ary Ginanjar memperkenalkan salah satu kadernya yang bernama Coach Arief untuk memandu dan menyampaikan Ilmu Coaching secara luas dan menyeluruh.
Metode Coaching adalah sebuah teknik bertanya dan mendengarkan seseorang tanpa ada unsur menasehatinya. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang ada pada dirinya, perencanaan strategi, bahkan mempunyai perencanaan untuk menyelesaikan permasalahannya tanpa diberikan saran atau masukan dari orang lain.