ESQNews.id,
JAKARTA – Memperingati Hari Puisi Internasional berawal dari
penyelenggaraan pertemuan UNESCO ke-30 di Paris pada Oktober – November 1999.
Puisi dianggap penting oleh UNESCO untuk dikembangkan dan dilestarikan.
Sehingga UNESCO mengesahkan Hari Puisi Internasional pada bulan November 1999. Namun
mulai ditetapkan sebagai Hari Puisi Internasional pada tanggal 21 Maret 2000 oleh
penjuru dunia.
Berbeda dari Hari Puisi Internasional, di
Indonesia memperingati Hari Puisi Nasional pada tanggal 28 April. Mengapa
tanggal 28 April? karena bertepatan dengan tanggal wafatnya penyair terkenal
yaitu Chairil Anwar. Disamping itu, penyair atau pujangga terkenal yang
berkecimpung di dunia puisi adalah Sapardi Djoko Damono.
Seorang pujangga asal Bandung ini menarik
hati masyarakat karena puisi yang ditorehkannya. Puisinya berkembang menjadi
sebuah novel dengan judul “Hujan Bulan Juni” dan disulap menjadi sebuah Film.
Sapardi telah membuktikan bahwa puisi
itu bersifat general atau luas. Puisi tidak sekedar goresan belaka dibalik
lembar putih, namun bisa disajikan menjadi berbagai macam ekspresi. Misalnya dikembangkan
dalam aspek seni, drama, tari, musik agar tidak ditelan oleh waktu.
Di zaman sekarang yang modern ini puisi sudah dianggap tabu, usang dan tertinggal. Namun tidak bagi Keyvan anak yang berusia 8 tahun sudah memberikan apresiasinya dan meresapi intisari setiap kalimat kepada puisi.