ESQNews.id, JAKARTA - Percobaan bunuh diri yang dilakukan artis Korea Selatan Goo Hara menambah deretan panjang pada artis yang mengalami depresi dan memilih mengakhiri hidupnya sendiri.
Senantiasa tersenyum dan tampak cantik dalam foto-fotonya, tidak menjamin apa yang tersimpan di dalam jiwanya. Postingan Goo Hara yang mengucapkan 'Selamat Tinggal' di Instagram itulah membuat managernya menyadari bahwa dirinya hendak melakukan bunuh diri dan berusaha menyelamatkannya.
Dalam status instagramnya Kamis, 23 Mei 2019, Goo Hara mengunggah foto terakhir bertuliskan, “Take the time to do what makes your soul happy”. Nasihat agar ‘Gunakan waktumu untuk membuat jiwamu bahagia’ kepada 1.3 Juta followernya menyiratkan bahwa dirinya tak bahagia.
Mengapa makin banyak orang merasa tidak bahagia dan memilih bunuh diri padahal ia cantik, ganteng, sukses, terkenal, dan kaya raya? Sebuah fakta mengejutkan bahwa belakangan ini angka bunuh diri telah meningkat di seluruh dunia, dan baru-baru ini mencapai 30 tahun tertinggi di Amerika.
Emily Esfahany Smith, psikolog dan penulis buku, dalam presentasinya di Ted Talks berjudul 'There's more to Life than Being Happy' mengatakan bahwa mengejar kebahagiaan bisa membuat orang tidak bahagia. Mungkin informasi ini mengejutkan.
Berdasarkan hasi riset Emily meskipun hidup menjadi lebih meningkat hampir dalam setiap standar ada, namun kini lebih banyak orang putus asa, tertekan, dan merasa kesepian.
“Ada kekosongan yang menggerogoti orang. Dan menurut penelitian, yang memprediksi keputusasaan ini bukanlah kurangnya kebahagiaan. Itu kekurangan sesuatu yang lain, kurangnya memiliki makna dalam hidup,” ujarnya.
Menurutnya ada yang lebih penting dalam hidup daripada menjadi bahagia yaitu memiliki makna. Banyak psikolog mendefinisikan kebahagiaan sebagai kondisi kenyamanan dan kemudahan, merasa senang pada saat itu.
“Namun, makna memiliki artinya lebih dalam. Mengutip psikolog terkenal Martin Seligman mengatakan makna berasal dari memiliki dan melayani sesuatu di luar diri Anda dan dari mengembangkan yang terbaik dalam diri Anda.”
Mencari makna ternyata lebih memuaskan. Penelitian Emily menunjukkan bahwa orang yang memiliki makna dalam hidup, mereka lebih ulet, lebih baik di sekolah dan di tempat kerja, dan mereka bahkan hidup lebih lama.
Dalam penutup pidatonya Emily mengatakan, “Kebahagiaan datang dan pergi. Tetapi ketika hidup benar-benar baik dan ketika segala sesuatu benar-benar buruk, memiliki makna memberi Anda sesuatu untuk dipertahankan.”