Selasa, H / 19 Maret 2024

Ekonomi Bergejolak, Keyakinan Konsumen Sedikit Turun

Kamis 06 Sep 2018 09:44 WIB

AA

Agus Nurudin Nielsen Indonesia

Foto: dok. Nielsen Indonesia

                                Kondisi ekonomi, terorisme dan stabilitas politik menjadi sumber kekhawatiran utama konsumen Indonesia tahun ini


ESQNews.id, JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun, indeks keyakinan konsumen global menurun dari 106 point pada kuartal I/2018 menjadi 104 point pada kuartal II/2018, demikian temuan The Conference Board Global Consumer Confidence Survey, yang berkolaborasi dengan Nielsen.


Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan secara umum konsumen menyebutkan kondisi perekonomian, terorisme dan stabilitas politik menjadi  sumber kekhawatiran utamanya.


Persentase konsumen yang khawatir pada kondisi ekonomi, terorisme dan stabilitas politik cenderung naik, terutama kekhawatiran pada terorisme yang melonjak dari 12 persen pada kuartal I menjadi 31 persen pada kuartal kedua.

“Penurunan keyakinan konsumen ini pertama kali dalam dua setengah tahun. Biasanya naik,” ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/9).


Secara umum, hasil survei ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia paling optimistis di dunia. Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 127 point persentase seperti kuartal sebelumnya. Menurut dia, 10 negara paling optimistis adalah Indonesia (127), Filipina (127), India (124), Amerika Serikat (123), Vietnam (120), Denmark (118), Malaysia (117), Uni Emirat Arab (116), Pakistan (115) dan China (113).


Keyakinan konsumen ini, menurut Agus dipengaruhi oleh tiga indikator yaitu persepsi tentang prospek lapangan kerja, kondisi keuangan pribadi dan keinginan berbelanja.

Di Indonesia, 71 persen konsumen memiliki persepsi positif mengenai prospek lapangan pekerjaan, 63 persen konsumen menyatakan siap berbelanja dan 82 konsumen memiliki persepsi positif mengenai kondisi keuangan pribadi.


“Keyakinan konsumen di Indonesia cukup tinggi,” ujar dia.

Menurut dia, konsumen di Indonesia memilih menabung untuk menggunakan dana cadangan, bukan investasi. Namun ada juga sebagian konsumen yang memilih berlibur dan membeli produk teknologi baru untuk menggunakan dana cadangan.


Survei ini dilaksanakan pada 10-28 Mei pada 32.000 konsumen online di 64 negara Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur / Afrika dan Amerika Utara. (AA)

 


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA