ESQNews.id, JAKARTA - Hari
Buku Anak Sedunia (World Children’s Book Day) diperingati bertepatan dengan
hari kelahiran pengarang buku anak ternama di dunia, Hans Christian Andersen
yakni 2 April.
Peringatan ini
dipelopori oleh International Board on Books for Young People (IBBY),
organisasi non profit internasional, untuk memberi perhatian khusus kepada buku
anak dan menginspirasi semua orang untuk kembali membaca.
“Dunia ini terdiri dari serangkaian keajaiban, sayangnya
kita lebih sering menganggapnya sebagai hal-hal biasa saja”- Hans.
Dongeng-dongeng karangan Andersen sudah diterjemahkan ke lebih dari 140 bahasa dan hingga kini masih membudaya terutama bagi masyarakat Eropa.
Meski dirinya banyak
menulis naskah drama, novel, puisi, buku biografi, tetapi Hans terkenal karena
buku-buku dongengnya, yang tak hanya dibaca anak-anak, tapi juga segala usia,
seperti:
Si Itik Buruk Rupa
Suatu hari, terlihat seekor ibu Itik sedang
mengerami telur-telurnya. Ia sudah tidak sabar menunggu anak-anaknya lahir
kedunia. Akhirnya, hari yang di tunggu ibu Itik pun tiba. Telur-telur pun satu
persatu menetas dan anak-anaknya keluar dari cangkangnya. Namun, ibu Itik
sangat terkejut dari beberapa anaknya ada yang berbeda. Satu anaknya tersebut
memiliki warna yang berbeda dari saudara-saudaranya. Ia memiliki warna abu-abu
dan memiliki badan yang lebih besar dari yang lain.
Selengkapnya di sini
Gadis Penjual Korek Api
Banyak orang berkumpul di sekeliling gadis penjual korek api itu. Mereka merasa kasihan. Tapi tak seorangpun tahu pemandangan indah yang dilihat gadis kecil itu dalam nyala api atau atau Tahun baru yang disambut oleh gadis kecil itu semalam. Gadis penjual korek api yang begitu lelah karena kelaparan dan kedinginan menyalakan sebatang korek api,dia melihat berbagai bayangan dalam nyala api.
Selengkapnya di sini
The Little Mermaid
Sara terjun dengan sedih ke dalam air, dan kembali ke istana ayahnya. Dia selalu diam dan penuh perhatian. Kakak-kakak perempuannya bertanya kepadanya apa yang telah dilihatnya selama kunjungan pertamanya ke permukaan air tetapi dia terlalu sedih untuk menceritakan kisahnya. Selama dua hari penuh, dia menangis sendirian di kamarnya. Pada pagi hari ketiga, Sara terbangun setelah memutuskan untuk kembali menemui pangeran yang telah diselamatkannya, tetapi dia tahu bahwa ayahnya tidak akan pernah mengizinkannya kembali ke dunia manusia. Sara memutuskan bahwa satu-satunya harapannya adalah mengunjungi Penyihir Lautan.
Selengkapnya di sini