Sabtu, H / 19 April 2025

Dongeng Karangan Hans

Jumat 02 Apr 2021 07:08 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ilustrasi

Foto: edsitement.neh.gov

ESQNews.id, JAKARTA - Hari Buku Anak Sedunia (World Children’s Book Day) diperingati bertepatan dengan hari kelahiran pengarang buku anak ternama di dunia, Hans Christian Andersen yakni 2 April.

 

Peringatan ini dipelopori oleh International Board on Books for Young People (IBBY), organisasi non profit internasional, untuk memberi perhatian khusus kepada buku anak dan menginspirasi semua orang untuk kembali membaca. 

 

“Dunia ini terdiri dari serangkaian keajaiban, sayangnya kita lebih sering menganggapnya sebagai hal-hal biasa saja”- Hans.

 

Dongeng-dongeng karangan Andersen sudah diterjemahkan ke lebih dari 140 bahasa dan hingga kini masih membudaya terutama bagi masyarakat Eropa.



<more>

 

Meski dirinya banyak menulis naskah drama, novel, puisi, buku biografi, tetapi Hans terkenal karena buku-buku dongengnya, yang tak hanya dibaca anak-anak, tapi juga segala usia, seperti:

 

Si Itik Buruk Rupa

 

Suatu hari, terlihat seekor ibu Itik sedang mengerami telur-telurnya. Ia sudah tidak sabar menunggu anak-anaknya lahir kedunia. Akhirnya, hari yang di tunggu ibu Itik pun tiba. Telur-telur pun satu persatu menetas dan anak-anaknya keluar dari cangkangnya. Namun, ibu Itik sangat terkejut dari beberapa anaknya ada yang berbeda. Satu anaknya tersebut memiliki warna yang berbeda dari saudara-saudaranya. Ia memiliki warna abu-abu dan memiliki badan yang lebih besar dari yang lain.

 

Selengkapnya di sini

 

Gadis Penjual Korek Api


Banyak orang berkumpul di sekeliling gadis penjual korek api itu. Mereka merasa kasihan. Tapi tak seorangpun tahu pemandangan indah yang dilihat gadis kecil itu dalam nyala api atau atau Tahun baru yang disambut oleh gadis kecil itu semalam. Gadis penjual korek api yang begitu lelah karena kelaparan dan kedinginan menyalakan sebatang korek api,dia melihat berbagai bayangan dalam nyala api.

 

Selengkapnya di sini 


The Little Mermaid


Sara terjun dengan sedih ke dalam air, dan kembali ke istana ayahnya. Dia selalu diam dan penuh perhatian. Kakak-kakak perempuannya bertanya kepadanya apa yang telah dilihatnya selama kunjungan pertamanya ke permukaan air tetapi dia terlalu sedih untuk menceritakan kisahnya. Selama dua hari penuh, dia menangis sendirian di kamarnya. Pada pagi hari ketiga, Sara terbangun setelah memutuskan untuk kembali menemui pangeran yang telah diselamatkannya, tetapi dia tahu bahwa ayahnya tidak akan pernah mengizinkannya kembali ke dunia manusia. Sara memutuskan bahwa satu-satunya harapannya adalah mengunjungi Penyihir Lautan.


Selengkapnya di sini


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA