Jumat, H / 29 Maret 2024

Cara Mengendalikan Emosi, Agar Anak Tak Mengikuti (1)

Kamis 09 Jan 2020 09:36 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ilustrasi

Foto: theguardian.com

ESQNews.id, JAKARTA - Seorang ibu baru saja pulang dari tempat kerjanya dalam keadaan lelah. Urusan dan pekerjaan kantor yang menumpuk masih menggelayuti pikirannya. Perjalanan dari tempat kerja yang cukup jauh dan macet membuat tubuhnya kian terasa letih.


Dengan lunglai, ia membuka pintu rumahnya. Terpampanglah ruang tamunya yang berantakan. Baru selangkah kakinya masuk ke ruangan, kedua anaknya berhamburan menyambut dan seakan berlomba berbicara, minta ini dan itu.


Si ibu makin merasa pening. Akhirnya, ia masuk kamar dan mengunci pintunya. Ia benar-benar lelah. Lalu, ia pun merebahkan tubuhnya. Didengarnya anaknya yang paling kecil berteriak sambil memukul-mukul pintu kamar.


<more>


Pembantunya membujuk dan menghiburnya. Si ibu sebenarnya merasa iba hatinya mendengar tangisan anaknya. Hatinya berkata, ”Maafkan ibu, Nak! Ibu perlu istirahat sebentar saja agar bisa bermain lagi dengan kalian.”


Mungkin banyak ibu pekerja yang mengalami pengalaman serupa. Karena lelah, si ibu kurang peduli pada anak-anaknya yang seharian ditinggalkannya. Ia berharap anak-anaknya bisa mengerti kondisinya. Namun, ibu tersebut lupa bahwa sikapnya itu akan meninggalkan jejak di otak anaknya hingga dewasa nanti.


Jika ibu dalam keadaan capek, bermuka masam, sibuk dengan diri sendiri, dan tak peduli pada sekitar, tanpa disadari otak anak akan mencatatnya, ”O, kalau sedang capek boleh tidak peduli pada orang lain.” Apalagi jika ibu sampai terpancing sehingga ia berkata, ”Sudah! Bisa diam tidak, ibu lagi capek!”


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA