NEWS
ESQNews.id, JAKARTA - Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar mendukung serta mengapresiasi Program Pengabdian kepada Masyarakat dari UAG University berupa Pelatihan Komunikasi dan Konseling Berbasis AI TalentDNA, yang ditujukan untuk Pengurus dan Anggota Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) sebanyak 80 orang dari berbagai daerah di Indonesia secara free. Pelatihan yang digelar pada tanggal 13-14 Januari 2025 di Menara 165, Jakarta ini merupakan yang pertama di Indonesia. Training komunikasi dan konseling untuk penghulu berbasis AI TalentDNA ini digelar sebagai upaya untuk mewujudkan keluarga dan bangsa yang harmonis serta toleransi.Menag hadir secara online bersama Direktur Bina KUA Cecep Khairul Anwar, serta Kasubdit Kepenghuluan Kementerian Agama RI M. Afief Mundzir, memberikan dukungan penuh terhadap pelatihan ini.Pendiri UAG University Ary Ginanjar Agustian, sekaligus Founder ESQ Corp. sampaikan dukungannya kepada Menag atas himbauan bahwa aset terbesar dari Indonesia adalah toleransi dan harmonisasi, di mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Nasaruddin Umar pernah berkata, “Kementerian Agama berperan dalam membentuk keluarga yang baik. Keluarga baik membentuk masyarakat baik. Masyarakat baik membentuk negara yang baik.”Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar dalam kesempatannya, memberikan apresiasi kepada Ary Ginanjar atas dedikasinya dalam mewakafkan ilmu dan materinya demi kemajuan umat.“Saya mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan saya penasaran bagaimana itu Artificial Inteligence (AI) digunakan dalam komunikasi. Ini para penghulu yang hadir dalam kesempatan ini harus mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari Pak Ary Ginanjar,” imbuh Menag di hadapan 80 penghulu peserta pelatihan.Menag menambahkan, dalam dunia yang semakin cepat saat ini, keterampilan komunikasi dengan memadukan teknologi seperti AI menjadi salah satu modal agar dapat menghadapi perubahan. “Saya berharap, kemampuan komunikasi yang diperoleh saat ini, dapat berdampak terhadap turunnya angka perceraian,” kata Menag.Ia juga menekankan pentingnya ikhlas dalam menjalankan tugas, karena kerja yang dilakukan dengan ketulusan akan membawa keajaiban. "Barangsiapa bertakwa dan bekerja dengan ikhlas, akan diberikan jalan keluar dari setiap permasalahan,” tegas Menteri Agama.Beliau berharap program ini dapat disosialisasikan di seluruh Indonesia, menurutnya Penghulu sebagai garda terdepan Kementerian Agama pada tingkat kecamatan dapat berkontribusi menurunkan angka perceraian yang jumlahnya kian mengkhawatirkan.<more>Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Penghulu dalam berbagai aspek, termasuk komunikasi publik, konseling rumah tangga, serta kemampuan psikologis dan psikiater berbasis teknologi AI TalentDNA.Ary Ginanjar dalam sambutannya menjelaskan bahwa lima pelatihan kompetensi yang diberikan kepada para Penghulu di antaranya meliputi kemampuan public speaking, neuro-linguistic programming (NLP), konseling dalam mengatasi perceraian atau coaching, serta penggunaan teknologi AI TalentDNA untuk mendeteksi dinamika hubungan pasangan."Kekuatan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki negara lain adalah KEHARMONISAN DAN TOLERANSI. Dan toleransi hanya bisa terwujud jika kita mampu memahami perbedaan, dan pernikahan adalah langkah awal untuk memahami perbedaan tersebut.Sayangnya, dari 10 pernikahan di Indonesia, sebanyak 3 di antaranya berakhir dengan perceraian. Di Jakarta, angka ini bahkan mencapai 4 dari 10. Berdasarkan riset, anak-anak yang orang tuanya bercerai atau mengalami kekerasan memiliki potensi besar untuk mengulangi pola tersebut di masa depan.Oleh karena itu, dibutuhkan keahlian khusus bagi para penghulu, yaitu kemampuan dalam konseling, memahami TalentDNA calon pengantin, serta memberikan bimbingan ketika muncul permasalahan.Peran "penghulu" menjadi sangat penting, karena hulu dari pernikahan adalah para penghulu, yang pada akhirnya akan menghasilkan "hilir" berupa keturunan generasi yang damai dan sejahtera dan toleran. Penghulu adalah hulu dari masyarakat, keluarga adalah mata air kebangkitan bangsa."Dijelaskan olehnya, bahwa TalentDNA adalah metode untuk mengidentifikasi pola perilaku alami dan spontan seseorang, yaitu bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan bertindak, yang mempengaruhi cara seseorang merespons situasi dan mengambil keputusan.TalentDNA adalah sebuah life tools (berbasis teknologi, disupport oleh AI) yang berakar pada prinsip transformasi, diperkenalkan 24 tahun lalu oleh Ary Ginanjar dalam karyanya yang monumental, ESQ dan ESQ Power, tentang Anggukan Universal dan Barometer Suara Hati.Ketua Umum APRI, Madari, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas adanya kolaborasi ini.Ia berharap pelatihan serupa dapat diikuti oleh seluruh Penghulu di Indonesia, bahkan CPNS Penghulu, agar program ini dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi keluarga Indonesia."Kami merasa memiliki tanggung jawab untuk membentuk umat melalui keluarga, dan melalui kerjasama ini, harapan kami untuk membentuk keluarga yang lebih baik semakin terbuka,” ungkap Madari.Selain itu, Direktur Bina KUA, Cecep Khairul Anwar, juga menyampaikan harapannya agar lebih banyak Penghulu yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan ini. "Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kompetensi Penghulu dalam berkomunikasi dan memberikan solusi bagi masalah rumah tangga," katanya.Di akhir acara, APRI yang diwakili oleh Yenson dan Madari mengajukan agar Ary Ginanjar diangkat sebagai anggota kehormatan APRI, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusinya dalam pengembangan kemampuan Penghulu di Indonesia.Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat terjadi perubahan besar dalam upaya menurunkan angka perceraian dan membentuk keluarga yang lebih harmonis, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.