ESQNews.id, JAKARTA – Stunting bisa diartikan kerdil. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Jumlah anak Stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga miskin dan kurang mampu, tetapi juga terjadi pada anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi pada anak dari kelompok masyarakat miskin.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya sanitasi (air bersih, jamban sehat, dan cuci tangan pakai sabun), faktor gizi (ASI, MP ASI dan imunisasi) bersumber dari (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Faktor Sanitasi
Penyebab:
. 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
. 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
. Cuci tangan dengan benar masih rendah
Solusi:
. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan
sampah minimal 10 meter
. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada kotoran, tidak ada lumut pada lantai/dinding sumur
. Ember penampung air dilengkapi dengan penutup dan gayung
bertangkai, dijaga kebersihannya
. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar
. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak
. Lantai sumur sebaiknya kedap air (diplester) dan tidak retak, bibir sumur dan dinding sumur harus diplester dan sumur di tutup
<more>
Faktor Gizi
Praktek pengasuhan yang tidak baik:
. Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
. 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif
. 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan tidak menerima MP-ASI yang bergizi
Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante
Natal Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas:
. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yang berisi zat besi dan asam folat
. 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
. Belum semua ibu hamil mendapatkan akses yang memadai ke
layanan imunisasi
Kurangnya akses ke makanan bergizi pada ibu hamil:
. Ketersediaan makanan terbatas
. Kurangnya daya beli keluarga
. Kurangnya konsumsi makanan sumber protein hewani