ESQNews.id, JAKARTA – Sebagai kegiatan rutinan, ACT
Consulting mengecek kesehatan budaya kerja di lingkup Pupuk Indonesia Group (PI
Group), yang tentunya berhubungan dengan Core Values BUMN (AKHLAK). Ibarat
dokter yang memeriksa pasien, mendengarkan keluhannya, merekam medis penyakit,
dan memberikan resep serta obat.
Sama halnya dengan ACT Consulting yang dimotori oleh Dr.
(H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ACT Consulting) yang memeriksa kesehatan
budaya kerja PI Group. Oleh karenanya, pada Kamis (10/6/2021) digelar Workshop
Transformational Leadership PI Group secara online.
Di event tersebut, tim ACT telah merangkum hasil pemeriksaannya
dalam bentuk rapor, sehingga pagi ini Ary menjelaskan hasilnya kepada Achmad Bakir Pasaman
(Direktur Utama), BoD atau pimpinan PI Group. Sekaligus memberikan obat atau
tips untuk perusahaan maupun SDM di dalamnya. BoD yang hadir di antaranya dari PIP,
PKG, Rekind, Petrokimia Gresik, PSP, PKT, Pilog, Mega Eltra, PIM, Pusri, PKC
dan lainnya.
“Kita cek kesehatan PI Group selama sebulan belakangan ini. Mengapa?
Karena kita tidak bisa memanage kalau tidak bisa mengukur. Untuk itu kita
perbaiki rapor ini mudah-mudahan dalam setahun bisa selesai. Hasil yang ada di
sini real berdasarkan survey dari seluruh karyawan PI Group,” papar Ary sambil
memperlihatkan hasilnya di layar zoom dalam bentuk persentase.
“Nah, berikut adalah kegiatan yang telah berlangsung di PI
Group dari April hingga Juni dalam rangka Program Implementasi Pemahaman AKHLAK,”
sambungnya.
<more>
Tak hanya itu, Ary juga membeberkan resep obat yang bernama Hot Buttons (Kegemaran Individu) serta Understanding our Strength (kekuatan atau kelebihan individu).
“Untuk melakukan ketiga hal tadi, kita perlu yang namanya
mengenal hot buttons serta Strength dari masing-masing individu. Misalnya 1
atau 2 level SDM yang berada di bawah bimbingan bapak dan ibu. Karena ibarat
handphone yang memiliki password, manusia juga punya password dalam dirinya. Ketika
kuncinya terbuka maka semua akan mudah masuk.
Ini ilmunya para dubes-dubes dunia. Jadi saya juga mempelajari ilmu ini. Harus tau hot buttons dulu, baru kita bisa masuk pembicaraan ke ara bisnis, kerjaan dan lain-lain,” jelas Ary dari Studio lantai 23, Menara 165.
Sementara Arief memandu para direksi PI Group ke dalam sebuah
permainan di laman Kahoot, tujuannya untuk mengetes seberapa kenalnya mereka
satu sama lain yang nantinya akan tercipta hubungan yang lebih harmonis dalam
dunia kerja maupun di luar lingkup PI Group.
“Bapak dan Ibu kita lakukan aktivitas yang menyenangkan dulu
yah agar mengetahui seberapa kenalnya bapak dan ibu terhadap hot buttons dari masing-masing
individu di dalam room ini,” ajak Arief dengan ceria dan bersemangat diiringi
dengan music yang energic.
Di layar Zoom Meeting, insan PI Group terlihat sangat
interaktif dan antusias mengenal rekan-rekannya melalui hot buttons.
“Wahhh keren, selanjutnya adalah sesi sharing sudah sejauh mana bapak dan ibu mempraktekkan atau mengenal hot buttons dari orang-orang 1 hingga 2 level di bawah Anda?” tanya Ary.
Hasanal, “Jadi ada orang yang hobinya bermaen game. Jadi ketika ingin berdiskusi tentang kerjaan, kita buka dengan pertanyaan ‘sudah level berapa gamenya?’ itu dia langsung bergerak dan cepet merespon apa yang kita inginkan.”
Agus Subekti, “Kalau dari saya ada orang yang senang cerita tentang daerahnya. Dari situ saya tau password dirinya. Jadi apapun itu, dia terbuka dengan saya baik di kantor atau tempat lain. Dia akan terbuka ketika saya memulai dengan cerita daerahnya.”