Kamis, H / 28 Maret 2024

3.0 Coaching, Ary Ginanjar: Ilmu Wajib untuk Menjadi Pemimpin Millenial

Selasa 21 Jan 2020 16:15 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ary Ginanjar Agustian sang Founder Menara 165

Foto: Instagram @ary.ginanjar

ESQNews.id, JAKARTA - Banyak yang bertanya kepada Gurunda Ary Ginanjar Agustian, apa sih 3.0 Coaching itu? Karena banyak sekali yang ikuti training tersebut. Mengapa Coaching itu ada?


Jawabannya cukup sederhana, hanya 1 kata saja. Banyak orang yang merasa "buntu". Dalam artian tidak bertemu dengan jawaban, tidak bertemu dengan solusi, dan tidak tahu bagaimana cara mencapainya.


Lalu bagaimana solusinya untuk memberikan jawaban kepada orang yang mengalami kebuntuan? Yang terjadi adalah dinasehati, diceramahi, dimarahi. Akibatnya, bukan ketemu solusi tapi justru semakin terpendam, semakin kesal, dan semakin marah. Mengapa? Karena apa yang diceramahi, apa yang diberitahu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di dalam dirinya.


Dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Karena itu Coaching, tidak menceramahi bahkan dilarang memberitahu. Coaching juga tidak boleh memberikan arahan, meskipun sudah punya pengalaman.


"Coaching hanya punya dua senjata, dengan cara mendengarkan dan bertanya. Karena dengan mendengarkan, kita mampu merasakan, melihat, menemukan sesungghunya yang menjadi permasalahannya," papar Ary.


Dengan mendengarkan juga bisa paham apa yang ada dalam pikirannya, mindset, persepsinya. Dengan mendengarkan kita juga tahu apa harapannya. Lalu dengan fondasi ilmu, 3 hal yaitu intelektual, emosional dan spiritual. Itulah sebabnya di dalam ilmu Coaching, para Coach dengan kedua teknik tersebut harus mampu menemukan ‘sumber airnya’, dimana batu penghalangnya.


<more>


Coaching adalah solusi untuk zaman now, ketika orang sudah tak dapat diceramahi lagi, dinasehati lagi. Namun membantu seseorang menemukan jawaban untuk mengetahui keinginan dirinya sendri


Banyak yang mengeluh bahwa mereka menghadapi kesulitan untuk memimpin para millenial. Ya, Itu terjadi karena para millenial itu full energy yang selalu perlu tantangan, perlu eksistensi dan mereka ingin berkontribusi lebih besar lagi. Sedangkan kolonial lebih suka kemapanan. Betul?


Millenial lebih suka didengar dan ditanya pendapatnya ketimbang dicermahi dan dicekoki. Betul?


Artinya untuk mejawab dan memimpin mereka setiap pemimpin zaman now harus punya ilmunya. Itulah ilmu Coaching 3.0 ESQ. Ilmu yang mampu mengeluarkan dan mengangkat potensi serta energi seseorang, sehingga hidupnya menjadi lebih terarah dan lebih punya arti. Dan sekarang 3.0 Coach sudah menjadi profesi yang dibutuhkan di era disruptive ini.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA