Jumat, H / 29 Maret 2024

10 Mei Hari Lupus Sedunia, Penyakit Autoimun yang Rentan Diidap Wanita

Kamis 19 Oct 2023 14:25 WIB

Reporter :AA

ilustrasi.

Foto: alodokter

Gejala dan sakit yang ditimbulkan beragam dan manifestasi tiap orang bisa berbeda-beda


ESQNews.id, JAKARTA – Masyarakat dunia memperingati Hari Lupus Sedunia setiap tanggal 10 Mei untuk memperingatkan bahaya penyakit ini. Saat ini diperkirakan ada lima juta pasien lupus tersebar di seluruh dunia dan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.


Lupus adalah penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Penyakit seperti ini disebut penyakit autoimun. Lupus dapat menyerang berbagai bagian dan organ tubuh seperti kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang, dilansir dari alodokter.


Pada kondisi normal, sistem imun akan melindungi tubuh dari infeksi. Akan tetapi pada penderita lupus, sistem imun justru menyerang tubuhnya sendiri. Penyebab terjadinya lupus pada seseorang hingga saat ini belum diketahui. Sejauh ini, diduga penyakit yang lebih menyerang wanita dibandingkan dengan laki-laki ini dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik dan lingkungan.


Ahli Rematologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyoman Kertia mengatakan kaum wanita usia produktif paling rentan terserang penyakit autoimun lupus.


“Bila dibandingkan dengan laki-laki, wanita lebih sering terjangkit karena berhubungan dengan aktivitas hormon,” ujar dia dalam siaran pers, Jumat (10/5/2019).


“Wanita muda usia kisaran 15-25 tahun merupakan kelompok yang lebih rentan terkena lupus,” ujar dia. Menurut dia, lupus merupakan penyakit seribu wajah sebab memiliki gejala tidak khas. Gejala dan sakit yang ditimbulkan beragam dan manifestasi pada tiap orang bisa berbeda-beda.


“Orang dapat mengenali gejala-gejala awal lupus antara lain nyeri pada sendi, demam, ruam di kulit, rambut rontok, demam, sariawan, dan sensitif terhadap paparan sinar matahari.


“Jika sudah ada dua gejala, misalnya demam disertai nyeri sendi sebaiknya segera periksa ke dokter.” Hingga kini kata Nyoman penyebab lupus belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor diduga berperan pada patofisiologis lupus, seperti faktor genetika, infeksi, dan lingkungan seperti polusi dan makanan tidak sehat.


Penyakit ini, lanjut dia tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikendalikan sehingga ada  kemungkinan kambuh apabila daya tahan tubuh menurun. “Pasien tidak boleh kecapekan, tidak boleh stres, dan hindari berjemur,” ujar dia.


Penyakit ini menurut dia berbahaya jika tidak terkontrol ditangani dengan baik. Apabila lupus sudah menyerang organ dalam, seperti paru-paru, ginjal hingga otak maka pasien sulit tertolong.


Menurut dia, menjaga pola hidup sehat juga penting dilakukan seperti menghindari makanan cepat saji, makanan yang diolah dengan dibakar, serta tidak merokok.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA