Kamis, H / 28 Maret 2024

Virus Corona Sebabkan Pemakaian Jenis Plastik Meningkat

Rabu 01 Apr 2020 14:51 WIB

Reporter :AA

sampah sarung tangan

Foto: IG/tomhanks


Barang sekali pakai bukan opsi teraman di tengah wabah Covid-19. Virus korona menyebabkan peningkatan pemakaian semua jenis kantong plastik dan barang sekali pakai lainnya.


ESQNews.id - Pencinta lingkungan prihatin dengan banyaknya pihak yang mendefinisikan produk sekali pakai sebagai pilihan paling sehat dan paling aman di tengah wabah virus korona (Covid-19). 


"Salah satu hal mengenai pengelolaan limbah, yang saya pikir mungkin sudah Anda sadari, adalah bahwa hal itu juga meningkatkan pemakaian kantong plastik dan barang sekali pakai," kata Kadri Kalle, manajer program yayasan Let's Do It World, pada sebuah webinar, Selasa (31/3/2020).


Yayasan ini mengadakan seminar web tentang pengelolaan limbah dan perilaku manusia yang mengumpulkan orang-orang, termasuk pencinta lingkungan, dari seluruh dunia. Kalle menentang klaim yang menyatakan bahwa produk sekali pakai lebih higienis, padahal biasanya dianggap berbahaya bagi lingkungan karena tidak bisa digunakan kembali.


"Barang sekali pakai itu sendiri tidak berarti bahwa barang itu lebih bersih, karena barang itu juga dapat disentuh oleh banyak orang dan barang yang bisa digunakan kembali sama bersihnya dengan barang sekali pakai jika dicuci dengan benar," ujar dia.


Menjawab pertanyaan tentang dampak virus korona pada alam, sebagai bagian dari masalah limbah, dia mengatakan bahwa meskipun ada dampak positif dan negatif, tetapi untuk saat ini, terlalu cepat untuk mengatakan apa yang akan menjadi efek keseluruhan, karena dunia masih berada di tengah situasi.

<more>

Didirikan pada 2008, Let's Do It World yang berbasis di Estonia adalah gerakan internasional dengan visi "dunia yang bersih, sehat dan bebas limbah". Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 179 negara dan wilayah.


Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 858.700 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian lebih dari 42.300 dan lebih dari 178.300 dinyatakan sembuh. 

 


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA