Jumat, H / 29 Maret 2024

Pesawat BA-3110 Gagal Take Off, 260 Orang Dievakuasi

Kamis 22 Nov 2018 14:11 WIB

Reporter :Redaksi

BA-3110 gagal take off dan keluar dari runway sejauh 50 meter

Foto: Istimewa

ESQNews.id, TANGERANG - Pesawat Boeing 777-300 milik perusahaan penerbangan Boss Air rute CGK – SIN dengan nomor registrasi OK-18 dan nomor penerbangan BA-3110 dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Indonesia menuju Changi International Airport dengan jumlah penumpang  260 orang mengalami pembatalan lepas landas (aborted take off).  


Pesawat yang sedianya akan tiba di Bandara tujuan sekitar pukul 11.50 WIB itu membawa 170 pria, 70 wanita, 4 anak-anak,16 kru ( 4 cockpit crew dan 12 flight attendant) 



Pembatalan itu terjadi karena Pilot merasakan adanya guncangan pada runway. Sehingga pesawat lepas kendali_ dan menyebabkan pesawat BA-3110 gagal take off dan keluar dari runway sejauh 50 meter serta nose gear pesawat patah dan engine bagian satu terbakar di November 7,  runway 25 right.


Insiden tersebut merupakan bagian dari skenario latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) PT Angkasa Pura II (Persero) melalui Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta  yang diakibatkan adanya aktivitas vulkanik dari gunung anak Krakatau di Banten. 



MELIBATKAN 800 PERSONEL 

Pada latihan ini melibatkan kurang lebih sedikitnya _ 800_ personel yang terdiri dari _ Airport Emergency Committee _ dan _ Airport Security Committee _ dari PT Angkasa Pura II (Persero),  Otoritas Bandara, AirNav, KNKT,  TNI, Polres Bandara, Basarnas, CIQ, DVI Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, pihak Airlines, Ground Handling, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang  serta beberapa rumah sakit dan puskesmas yang ada di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 


Untuk menjamin keselamatan penerbangan, keamanan dan kenyamanan moda transportasi udara serta untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari kecelakaan penerbangan, diperlukan latihan terpadu yang melibatkan seluruh instansi terkait untuk menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat. 



Selain penanganan pada saat kejadian, dalam PKD tahun ini juga terdapat skenario penanganan pasca kejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meters. Bahkan PT Angkasa Pura II (Persero) juga  melakukan latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat.  Seperti tindakan khusus yang dapat dikomunikasikan oleh maskapai,  termasuk mengaktifkan pusat panggilan darurat serta membuka pusat informasi untuk keluarga korban.  


President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menyampaikan, aspek keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penerbangan.  


Latihan ini merupakan upaya untuk mengukur kesiapan dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta memperlancar fungsi instruksi, komunikasi, dan koordinasi.  Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) melaksanakan PKD.  


Latihan PKD dengan sandi latihan Rajawali 12 ini merupakan simulasi yang ke-12 diadakan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 


“Harapannya masing-masing personel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menguji koordinasi, komunikasi, komando guna dilakukan evaluasi, melatih, melancarkan sekaligus memantapkan kemampuan sesuai dengan bidang tugas masing-masing dalam menanggulangi keadaan darurat,” jelas Awaluddin.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA