Jumat, H / 19 April 2024

Perbedaan Anak yang Diasuh dan Tidak oleh Sosok Ibu

Rabu 09 Oct 2019 08:19 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Ilustrasi

Foto: humanresourcesonline.net

Anak akan menjadi generasi penerus keluarga, bangsa, agama. Dengan harapan benih yang sudah ditanam dan dipanen menghasilkan ‘buah’ yang berkualitas.


ESQNews.id, JAKARTA – Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan sang buah hati. Buah hati adalah titipan Sang Maha Kuasa. Untuk dibimbing, dituntun khususnya untuk beribadah kepada Rabb-Nya.


Namun, terkadang manusia bisa saja khilaf karena urusan duniawi. Lupa akan tugas penting mendidik anak, dan menyerahkan kepada orang lain untuk mengurus anaknya. Berikut penjelasan dari dr. Meity Elvina, M.Ked., SpOG PGCert., perihal pengasuhan anak.


Epigenetika adalah ilmu tentang bagaimana biologi kita dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Genetika kita, yaitu DNA kita, adalah sesuatu yang sebagian besar mewarisi dari orang tua kita.


Namun, bukti yang muncul selama beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa pengalaman juga berperan besar. Khususnya perkembangan biologis kita, bahkan pengalaman sejak berada di dalam rahim.


<more>


Secara biologis, masing-masing orang terdiri dari kode DNA dari orang tua kita. Warisan ini kurang lebih sudah diperbaiki. Itu tetap sama sepanjang hidup kita, dan kita pada gilirannya dapat meneruskannya kepada anak-anak kita dan keturunan berikutnya.


Namun, telah lama diketahui bahwa lingkungan sekitar memberikan pengaruh yang kuat pada bagaimana kode genetik kita diekspresikan.


Dan dalam riset-riset ilmiah selama beberapa tahun terakhir, ilmu epigenetika menjelaskan mekanisme yang mendasari betapa besarnya pengaruh pada anak keturunan dari makhluk hidup tingkat tinggi (mamalia dan manusia) jika mengasuh anak keturunannya secara langsung atau alami.




“Duhai para ibunda- ibunda shalihat. Mari tafakur sejenak, pahamilah bahwa anak kera saja yang kembar identik saat diasuh terpisah dalam waktu hanya 14 hari saja bisa menunjukkan susunan epigennya berbeda antara yang diasuh sendiri oleh ibunya secara alami, dibandingkan jika diasuh dengan "surrogate" / pengasuh,” papar dokter Meity.


Hasil  riset menunjukan bahwa, yang diasuh alami oleh ibunya sendiri menunjukkan perilaku dan kesehatan yang lebih baik hampir 90% dibanding yang tidak diasuh oleh ibunya.


Namun yang menjadi catatan adalah ibu yang mengasuh juga ibu yang mengenal prinsip: "Al ummu al madrasatul ulaa, iza a'dadtaha a'dadta Sya'ban thayyibal a'raq.” Dapat diartikan bahwa Ibu adalah sekolah utama, Bila Engkau mempersiapkannya, Maka Engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA