Kamis, H / 28 Maret 2024

Pemimpin Masa Depan, Pakar Parenting: Cara Terbaik Ajarkan Anak

Minggu 21 Mar 2021 12:21 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - ESQ Business School mempersembahkan event “Coaching for Parents” dengan tema “Cara Jitu Melahirkan Pemimpin Masa Depan”, yang diselenggarakan pada Sabtu (20/3/2021) pukul 09.00-12.00 WIB Live on Zoom Meeting.

 

Puluhan peserta dipandu langsung oleh ahlinya yakni Coach Ida S. Widayanti dan Coach Desy Yuliana (Certified ESQ 3.0 Coach).

 

“Seperti yang kita tahu, bahwa orangtua jaman dulu selalu beranggapan benar dalam mendidik anak. Padahal belum tentu, jika cara tersebut diaplikasikan kepada anak jaman sekarang,” jelas Ida.

 

Menurutnya, anak milenials maupun zelenials ketika dinasehati, diceramahi, disuruh begini dan begitu, mereka akan kabur.



<more>

 

“Lalu bagaimana cara terbaik mengajarkan anak kita?” tanyanya.

 

Peserta yang mayoritas para orangtua pun merespon dengan berbagai macam jawaban, seperti “ucapkan selamat pagi atau menyapa” “perbanyak senyuman” “ramah” dan lainnya.

 


 

Kemudian Coach Desy memberikan instruksi untuk praktek Coaching, tujuan agar partisipan yang hadir dapat memahami langsung materi yang disampaikan siang ini.

 

Rieviani dari Jepara, bersedia untuk simulasi dinasehati dan di Coaching oleh pakar parenting ESQ. Tujuannya adalah agar mengetahui cara yang terbaik antara dinasehati atau di Coaching. Berikut adalah simulasinya:

 

Ida, “Apa yang ibu inginkan untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan?”

 

Rieviani, “Saya ingin membangun Pondok Pesantren Tahfidz Quran bertaraf internasional.”

 

Ida, “Wah kalau itu ibunya juga harus tahfidz quran dulu, ibadah harus ditingkatkan, khusyuk solatnya, doanya lebih banyak lagi, harus sedekah yang banyak, jangan mimpinya saja yang indah tapi gak peduli orang sekitar.”



 

Desy, “Nah apa yang dirasakan ibu saat sesi tanya jawab tadi?”

 

Rieviani, “Duhh kok gituu yah? Pusing jadinya terlalu banyak tuntutan harus a b, bingung startnya darimana dulu, bisa-bisa mundur mimpinya.”

 

Desy, “Nah, sekarang sebagai orangtua sering gak sih kalau anak-anak mau ini dan itu trus dinasehatin dulu sama ayah dan bundanya?”

 

Mereka menjawab dengan kompak, “Seringgg bangettttt.”


“Lain halnya dengan ilmu coaching, kita akan mendengar dan bertanya kepada anak kita. Itu bisa meningkatkan potensi anak. Misal kita tanya jurusan kuliah yang diinginkan sang anak. Anak akan cerita dan bisa menjelaskan apa yang diinginkan dan menemukan passionnya sendiri,” kata wanita berkerudung biru dongker itu.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA